44

2K 100 1
                                    

Iya gue tau gue bego, setidaknya gue bego karena mencintai lo dengan tulus.

-Renandra Aditya-

***

"Bang, lo yakin?" Tanya seorang adik pada kakanya.

"Yakin lah." Jawab lelaki itu debgan mantap.

"Belom ada sehari disini lho bang, gue gk yakin lo boleh pulang sama dokter" ucap gadis yg tak lain adalah Reina.

"Kalo gk diijinin ya gue kabur." Jawab Andra santai.

"Bego ya lo!" Cibir Reina menjitak kepala Andra. Tak sopan emang.

"Durhaka lo sama gue." Decak Andra menatap kesal adiknya.

"Ayolah, dek!" Bujuk Andra dengan nada diimutkan.

Reina yang mendengar kakaknya menggunakan panggilan 'dek' itu bergidik ngeri. Pasalnya, jika abangnya menggunakan kata itu pengucapannya menjijikkan.

Membuat Reina ingin muntah saat itu.

Dengan memasang wajah sebal Reina pergi memanggil dokter sesuai keinginan Andra. Andra tersenyun senang menatap punggung adiknya.

Tak lama kemudian Reina kembali bersama seorang pria berjas yang terlihat tampan dan masih muda.

"Dok, saya boleh pulang ya?" Ucap Andra menggunakan puppy eyes-nya.

"Tapi Andra, kamu baru aja sembuh dari demammu" ucap dokter Ryan yang sudah akrab dengan Andra.

"Dok, please!" Rayu Andra sekali lagi.

"Nggak Andra!" Tegas Ryan dengan nada lembut.

"Udah lah bang, disini aja" sahut Reina jijik melihat puppy eyes milik kakaknya yang sungguh membuatnya mual.

Namun ucapan Reina tak diindahkan oleh Andra. "Dok, lagian tulangnya cuma retak doang, demamnya juga sembuh. Gapapa ya dok"

Dokter Ryan hanya mendengus melihat betapa keras kepala pasiennya itu.

"Oke. Tapi setiap seminggu sekali harus check up sampai kakimu benar-benar pulih dan sementara waktu kamu berjalan menggunakan tongkat." Ucap Ryan pasrah.

"Siap laksanakan!" Seru Andra dengan gaya hormat kepada sang dokter.

"Eh apa apaan ini. Lo gk boleh pulang dulu!" Cegah Sean yang baru masuk.

"Tau nih, bang Andra dibilangin susah." Adu Reina.

"Bang, bosen gue disini" keluh Andra. "Dokter aja ngebolehin" lanjut Andra tersenyum menang.

"Kan kamu yang maksa" timpal Ryan membuat Andra mencebikkan bibirnya.

"Kondisinya sudah baik. Namun tulang kakinya saja yang masih retak. Asalkan Andra tidak banyak tingkah dan setiap minggu check up saya rasa bisa membantu penyembuhan Andra" lanjut sang dokter. Andra tersenyum senang.

"Tetap saja dia tidak boleh banyak gerak. Disini saja masih banyak gerak, gak tau kalo gak disini" lanjutnya diakhiri kekehan. Andra memberenggut kesal.

"Iya, janji kok saya gak bakal banyak gerak. Lagian kan yang banyak gerak tubuh, hubungannya sama kaki apa?" Heran Andra

"Yang penting gak usah banyak gerak terutana bagian kakimu." Ucap Ryan dan langsung pergi setelah pamit.

"Yaudah, Rein, lo beresin kebutuhan si anjing satu ini. Gue urus administrasinya dulu" Reina dengan patuh menjalankan perintah Sean. Sean meninggalkan ruangan Andra.

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang