Hari pertamanya resmi menjadi murid di sekolah baru, semuanya masih berjalan dengan biasa saja walaupun tak jarang Zidny dibuat kaget dengan tingkah-tingkah teman sekelasnya yang bermacam. Namun perlahan ia mulai terbiasa.
Saat jam mengajar Pak Anton sudah selesai, kelas 10 IPS 1 diberi komando oleh Bimo, ketua kelas baru, untuk segera mengambil buku paket baru di perpustakaan yang letaknya cukup jauh dari kelas tersebut. Ibaratnya dari Sabang ke Merauke lah, ujung ke ujung.
"Woi bekicot! Gue nitip bawain buku punya gue dong," Suruh Jessica ke Arga yang sedang melangkah keluar kelas.
Arga berhenti melangkah lalu menatap Jessica sinis, "Dih ogah, lu kira gua babu? Ambil sendiri noh, jangan cuma kaca aja yang terus-terusan lo pegangin," Balasnya pedas sambil menjulurkan lidah seraya mengejek.
Jessica mendengus kesal lalu segera berdiri until mengambil ancang-ancang menjitak kepala pemuda itu. Sayangnya Arga sudah keduluan kabur.
"Zid, bareng yuk!" Ajak Gaby dengan Yanti dibelakangnya. Zidny menerima tawaran tersebut hanya mengangguk.
"Udah kayak teletubbies aja kemana-mana selalu bersama. Alay!" Celetuk Roo tiba-tiba saat melewati ketiga gadis itu dengan cuek.
"Eh kalian denger sesuatu ga sih?" Balas Yanti menyindir. Zidny dan Gaby yang mengerti langsung menggeleng.
"Denger dikit sih, tapi kok gak ada orangnya ya?" Tanya Zidny memancing.
"Oh mungkin karna orang yang ngomong tadi terlalu gelap kali? Jadi ga keliatan deh,"
Sambung Gaby yang membuat Roo cemberut dan langsung keluar kelas sambil menunjukkan jari tengahnya.Zidny, Yanti, dan Gaby tertawa puas karena berhasil membuat Roo kesal sendiri karema sindiran mereka yang tidak sepenuhnya serius.
Setelah Yanti sadar bahwa tidak ada lagi murid yang tersisa dikelas kecuali mereka, ia pun menarik Gaby dan Zidny untuk segera ke arah perpustakaan.
***
"Baiklah, pelajaran cukup sampai sini. Tugas yang Ibu kasih jangan lupa dikerjakan ya, Nak. Assalamualaikum," Pamit seorang wanita berumur tiga puluhan yang lebih dikenal dengan Bu Dewi, sebelum ia melangkah keluar setelah tiga jam lamanya mengajar.
"Waalaikumsalam," Balas seisi kelas dengan sopan walaupun saat Bu Dewi dipastikan sudah jauh dari jangkauan kelas, beberapa murid mulai membicarakannya diam-diam.
"Itu guru baru ngajar pertama kali udah ngasih tugas aja, no like so much lah gue,"
Arga mengeluh sambil merenggangkan tubuhnya dikursi."Guru kasih tugas dikit udah ngeluh, terus ujung-ujungnya ga suka sama gurunya, alah cemen anak sekolahan yang gitu mah," Sambar Hadi sambil terkekeh merendahkan.
"Karna lo ga ngerti rasanya jadi gue, Di! Dirumah tuh ya gue super sibuk, banyak kerjaan," Arga menegaskan membuat Bimo dan Roo memandangnya tak percaya.
"Emang kerjaan lo apa aja dirumah? Ngepel? Nyapu? Nyuci piring, gitu?" Tanya Bimo.
"Nih ya, gue jelasin. Mulai dari pulang sekolah gue tuh mandi, udah mandi gue disuruh makan, udah makan gue melangkah ke kamar gue yang ada di lantai dua dan lo tau berapa jumlah anak tangga yang harus gue lewatin? Lima belas! Terus sampe kamar gue ngecharger hp sambil buka Mobile Legends, pas buka itu game gue langsung fokus push rank, terus sesudahnya gue fokus lagi untuk push rank, setelahnya lebih fokus lagi untuk push rank, classic sekali-kali sih, terus push rank lagi, sampe malem banget tau gak!" Celoteh Arga secara detail yang segera dibalas Roo gamparan kesal dikepalanya. Bimo hanya diam karena menurutnya Arga memang pantas mendapatkannya. Apalagi setelah mendengar penjelasannya yang memang sangat tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!