Ara menatap seseorang dihadapannya tak percaya. Matanya spontan membelalak.
"Eh, Kak Vernon?" Gumamnya refleks.
Sang pemilik nama menaikan sebelah alisnya, tubuhnya tanpa sadar masih menahan beban gadis tersebut yang hampir terjatuh bila tak cepat ia tangkap.
"Eh maaf maaf kak, gak sengaja sumpah!" Seru Ara sudah membenarkan posisi tubuhnya, ia membenarkan pakaiannya dengan kikuk.
Vernon menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "iya gapapa," cowok tersebut kini ikut salah tingkah.
"Ya udah, gua duluan ya mau rapat sama anak marching." Ujar Vernon tak berbohong, tadi ia memang terburu-buru melangkah ke gudang belakang sekolah, yang sekarang menjadi markas anak marching band. Ara hanya mengangguk kecil.
"Ehem, lain kali hati-hati. Dahh." Pamit Vernon lalu mengusap pelan puncak kepala Ara sebelum melangkah pergi meninggalkan Ara yang kini mematung dengan pipi yang kian memerah.
Ara memegang kedua pipinya pelan lalu menepuk-nepuknya. "Ara! Sadar Ara! Astagfirullahhh," ujarnya sudah frustasi sendiri.
"CIEEEEE ENAK BANGET YANG BARUSAN KAYAK SYUTING SINETRON!" Seru Zidny tiba-tiba sudah merangkulnya kasar.
"HEH MARUK AMAT LO LANGSUNG NGEGEBET DUA KAKEL RA!" Kini Gaby ikut datang menghampirinya bersama Yanti yang sudah sok bersiul-siul sendiri.
Ara memberontak, melepaskan tangan Zidny yang merangkulnya tak bisa diam. "Apaan sih lo pada?! Dah ah gue kesel sama kalian bodo amat!" Ujarnya lalu melangkah cepat entah kemana.
Zidny, Gaby dan Yanti saling menoleh dengan tatapan bingung.
"Loh, kita salah apa?"
***
Ia mengacak rambutnya sendiri dengan cepat, langkahnya melambat, lalu berhenti begitu saja. Badannya menoleh ke belakang, lalu kembali menghadap ke depan dengan cepat. Ia menggeleng pelan.
"Nggak, lo gak boleh begini." Gumamnya lalu menghembuskan napas berat.
"Woi, kutil! Di cari juga dari tadi anjir, kemana aja lo bos?" Seru seseorang kini menepuk pundak Vernon, cowok itu menoleh.
"Sorry gue tadi ada urusan bentar Der," ucapnya pelan.
Dera mengangguk seolah paham, "oke kali ini gue maafin. Ayo yang lain udah pada nungguin tuh." Dera menarik lengan Vernon paksa, mau tak mau Vernon ikut melangkah cepat.
***
Kelas X IPS 1 masih sangat amat berisik, seisi kelas berhamburan kesana dan kemari. Karena sekarang jam kosong 2 jam kedepan, mereka semua memanfaatkan waktu tersebut dengan melakukan banyak hal.
Gaby, Yanti, Zidny dan Jessica yang kini asik mengobrol di meja belakang.
Arga, Bimo, Roo dan Zidan sedang membicarakan tentang sepak bola dengan amat seru.
Farel yang sedang tidur tenang di mejanya dengan earphone yang terpasang.
Hadi yang sedang sibuk memberi makan beberapa anak kucing di depan kelas.
Wanto yang lebih memilih untuk membaca buku majalahnya di sebelah Farel. Entah mengapa ia belakangan ini lebih suka berada di sebelah Farel yang menurutnya tidak seberisik Arga dkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!