31. Tak-Tik

2.8K 284 13
                                    

Arga melangkah santai menuju kelasnya sambil sesekali membenarkan rambutnya yang masih berantakan, menurutnya.

Sibuk tebar pesona dengan beberapa siswi terutama kakak kelas yang berpapasan dengannya, sepasang mata cowok itu seolah menemukan sesuatu yang istimewa, sayang untuk dilewatkan.

Arga refleks tersenyum, langkahnya semakin cepat untuk mendekati arah tujuannya.

Sampai di dekat seseorang yang sedang berjalan lambat di depannya, Arga berjalan pelan sehingga tak bersuara. Pelan-pelan tangannya bersiap untuk mengacak-acak rambut orang tersebut.

Sayangnya, targetnya sadar akan kehadiran Arga dan segera berbalik, sudah siaga melihat Arga ketus.

"MAU APA LO?!" Teriak Zidny sambil berkacak pinggang.

Arga terbelalak, "eh anjir," ia mengusap dadanya pelan, "kok jadi gue sih yang kaget?!"

"Mana gue tau lah," Zidny berbalik dan kembali melangkah, meninggalkan Arga dibelakangnya. Tas cokelat muda cewek itu semakin menjauh.

Dahi Arga berkerut heran, mulutnya bergerak mempraktekkan cara bicara Zidny barusan.

"Mana gue tau lah," ujar Arga mengikuti, namun tanpa suara.

"Arga!"

Dengan sigap Arga menoleh, "eh, iya?" jawabnya sambil mengusap punggung leher, canggung.

"Bener kan, nama lo Arga?" ujar orang itu seraya memastikan.

Arga mengangguk. Raut wajahnya kini kebingungan. Sadar akan kecanggungan yang ada, orang di depannya segera menjulurkan tangan kanannya lalu tersenyum.

"Oh, sorry tiba-tiba. Kenalin, gue Faruq, ketua ekskul basket." ujar Faruq dengan ramah.

Arga mendelik, melirik tangan didepannya lalu memandangi wajah siswa bernama 'Faruq' itu aneh.

Belum menarik tangannya, Faruq kembali berujar, "lo tau gue kan?" tanyanya lagi namun kali ini penuh penekanan.

"Nggak tuh?" balas Arga dengan nada bicara yang sama. Dengan wajah tanpa dosa ia masih tak merespon uluran tangan yang masih tergantung.

Faruq dibuat tercengang, terlihat dari garis wajahnya yang berubah-tak lagi terlihat ramah. Segera tangannya turun.

Cowok itu kembali memberi senyum.

"Salam kenal Ga, panggil gue Faruq aja. Jangan sungkan buat nyapa gue yak, anggap kita udah saling kenal. Kalo lo ada urusan sama kakak kelas bisa minta bantuan gue kedepannya." celoteh Faruq to the point.

Merasa ganjal, Arga melirik Faruq penuh curiga. "lo kayak gini karena ada maunya yah?" tanyanya menusuk.

"Nggak, gue tulus mau temenan sama lo," balas Faruq lalu melangkah maju, menepuk pundak Arga pelan. "Gue duluan." kata Faruq lalu melesat pergi membelakangi Arga yang tak berkutik.

"Buset, homo kali ya itu orang," ucap Arga dalam hati.



***

Kaki panjangnya melangkah mantap menuju kelas, tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan benda pipih berwarna hitam.

Tanpa banyak gerak-gerik lagi, jarinya langsung mengeklik salah satu aplikasi hijau di layar handphonenya.



Faruq: misi pertama, sukses.




tbc

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang