30. Hari Pertama Ekskul

3.4K 316 4
                                    

"GA AYO CEPET NYET UDAH TELAT INI KITA!"

"IYA SABAR BAMBANG INI JUGA UDAH LARI KENCENG GUE," jawab Arga sambil berlari sekencang mungkin menuju lapangan futsal bersama Bimo, Zidan, dan Farel dibelakangnya.

"AYO LEBIH CEPET LAGI!" kini Zidan ikut-ikut berteriak.

"SADAR DIRI LO SENDIRI ADA DIBELAKANG GUE SETAN,"

"LAH IYA JUGA, MAAP MAAP."

"DIKIT LAGI KITA NYAMPE BRO!" ujar Bimo membuat teman-temannya lebih bersemangat untuk menuju lapangan.

"ALHAMDULILLAH AKHIRNYA NYAMPE JU-"

"Darimana aja kalian?" tanya seseorang yang sedang berdiri sendiri di depan keramaian murid lainnya. Ia menatap Arga, Bimo, Zidan dan Farel bergantian dengan tatapan tajam dan tak berekspresi sedikitpun.

Dilihat dari pakaian futsalnya, Farel sempat menduga bahwa orang itu adalah kapten futsalnya. Tapi bukankah Ronald sang kapten futsal di sekolah ini? Setahunya.

"Maaf kak, kami terlambat karna tadi ada urusan kelas yang mendesak. Saya sendiri sebagai ketua kelasnya." kata Bimo mewakili dengan tegas.

"Nah.. Iya.. Bener.." Arga menimpali dengan napas yang masih ngos-ngosan sehabis berlari.

"Tetap aja, ini namanya kalian tidak disiplin waktu! Baru hari pertama aja kalian udah bertingkah. Pada gak pernah diajarin ngehargain waktu?"

Merasa emosinya terpancing, Zidan berniat membalas namun Bimo sudah menahannya duluan.

"Iya, maafin kami kak." jawab Bimo seadanya.

Orang itu kini malah memandang Bimo lebih sengit, lalu maju beberapa langkah. Tak sempat Bimo untuk mundur, orang tersebut sudah menepuk bahu Bimo kasar.

"CIAAA KETIPU NI YEEEE," sorak cowok itu, mengagetkan Bimo, Arga, Farel, dan Zidan yang kini cengo. Sedangkan murid ekskul futsal lainnya tertawa puas melihat ekspresi dari keempat orang itu.

"Santai, santai. Gue seangkatan sama lo pada. Tadi cuma lagi acting dikit doang karna gabut nungguin Ronald lama bener ini datengnya." jelasnya namun masih merasa geli sehabis berhasil mengerjai teman seangkatannya.

Arga mendecih sebal,"sialan, padahal gue udah cemas tadi Bimo ditepuk keras gitu sama lo. Monyet emang lo pada, pada kerjasama, curang."

"Idenya si Yahya noh!" celetuk salah satu murid di gerombolan.

Merasa bingung, Arga menoleh kearah yang ditunjuk, menatap cowok itu.

"Oh, iya, kenalin nama gue Yahya."

"Gue Arga. Ini Bimo, disampingnya Zidan, yang belakangnya gue lupa." kata Arga sengaja tak menyebut nama Farel.

"Gue Farel." sang pemilik nama menyeletuk walau sebenarnya tak niat.

"Oke, salam kenal bro bro."

"Eh, eh, pada denger suara orang lagi lari kaga?"

"Lah iya anjir,"

"Iya woi, kerjain lagi, kerjain."

Mendengar keributan itu, kini Arga memberi komando. "Pada diem di posisi masing-masing woi biar gue temenin Yahya di depan, pura-pura jadi kakelnya." suruhnya, membuat semua orang antusias menurut.

"Demen amat Arga kalo masalah ginian. Ck." gumam Zidan kini sudah mengambil posisi berbaris dengan yang lain.

Derap kaki itu semakin mendekat, semakin pula membuat Arga dan Yahya bersiap memasang wajah datar mereka agar terlihat serius.

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang