38. Support System (2)

2.2K 244 19
                                    

"ASSALAMUALAIKUM, LIAAAA,"

"LIAAAA MAIN YUK,"

"IKAN TERIK MAKAN KEDONDONG, LIA CANTIK KELUAR DONG,"

"SAMEKOM YA AHLI SYURGA,"

Para penghuni 10 IPS 1 kini antusias berdiri di depan rumah Lia sambil memanggil nama gadis tersebut.

"Heyyo guys! Kita lagi mampir kerumah Lia nih! Penasaran kan? Terus tonton video ini ya, jangan di skip!" Seru Gaby sudah sibuk dengan tongsis yang ia angkat tinggi-tinggi.

Tak lama setelah beberapa kali panggilan keluar dari mulut mereka, pintu berwarma putih dihadapan mereka pun terbuka, menampilkan seorang wanita tua yang cukup asing.

"Waalaikumsalam. Loh, kenapa ya ramai-ramai begini?" Wanita tersebut mengerutkan dahi kebingungan.

Bimo berdehem pelan lalu maju duluan untuk meminta salim ke wanita itu, "Kita temen-temen sekelas Lia, Tante. Katanya Lia mau pindah sekolah, jadi kami disini mau nemuin Lia buat hari terakhir dia disini, boleh Tante?" Ujar Bimo dengan nada pelan yang sopan.

Wanita itu mengangguk paham lalu menepuk bahu Bimo pelan, "Tapi Nduk, nona Lia nya sudah pergi ke bandara setengah jam yang lalu.."

Mendengar jawaban tersebut semuanya kaget dan panik, bahkan sedih. Jawaban yang membuat mereka semua begitu kecewa.

"Lia pergi sama siapa, Tan?" Tanya Jessica tak sabaran. Perasaannya kini campur aduk.

"Sama pamannya yang dari London, Nduk. Ngomong-ngomong, saya biasa dipanggil Bi Nuri, asisten rumah tangga disini,"

Yanti tanpa sengaja menjatuhkan kantong plastik berisi snack mereka. Matanya perlahan berubah kemerahan dengan dagunya yang bergetar. Ia langsung melangkah mundur dan memisahkan diri dari teman-temannya menuju kearah mobil disusul dengan Zidny dan Gaby.

Bi Nuri menatap kepergian Yanti dengan heran, lalu kembali menatap Bimo meminta penjelasan.

Bimo tersenyum tipis, "Oh yaudah kalo gitu, Bi. Maaf kalo kita ganggu ya, kita pamit dulu," Ujar Bimo lalu kembali menyalim tangan Bi Nuri. Wanita itu mengangguk sopan lalu masuk dan kembali mengunci pintu rumah.

"Gue mau nangis aja..." Ujar Ara pelan lalu berjalan kearah halaman rumah, Darka yang dari tadi menunggu dimotornya kini menatapnya heran dan segera menghampiri Ara yang mulai menangis.

Satu persatu meninggalkan posisi mula mereka di depan pintu. Terkecuali Bimo yang masih mematung ditempat.

Bagaimana ini?

Apa yang harus dilakukan si 'kapten kelas' sekarang?

Seseorang menepuk bahunya dari belakang, menyadarkan Bimo yang sibuk berpikir sendiri, "Bro, ayo," Suara Farel terdengar.

Bimo berbalik, lalu menatap Farel dengan dahi mengerut, "Gimana dong, Rel?" Tanya Bimo sungguh-sungguh.







"Ya nggak gimana-gimana. Kita semua pulang, tenangin pikiran," Jawab Farel singkat.





***




"Pagi anak-anak," Sapa Anton dengan senyum hangatnya menemani. Ia berdiri tegap di sisi tengah kelas, diantara meja Zidny dan Bimo.

"Pagi, Pak..." Jawab seluruh murid 10 IPS 1 kompak namun kali ini dengan nada yang sangat pelan, tidak seperti biasanya.

Jessica kini menopang dagunya malas, Zidny sudah mengambil posisi tidurnya setelah menjawab salam, serta Arga yang kini meletakkan jaketnya diatas meja, bersiap tidur juga.

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang