10. Baikan

4.5K 386 26
                                    

Satu persatu warga X IPS 1 meninggalkan ruang lab komputer sehabis latihan praktikum. Mereka beramai-ramai mengenakan sepatu sambil sedikit bergurau canda.

Farel lebih dulu mengenakan sepatunya lalu segera beranjak pergi. Ketika ditanya Bimo ingin kemana, katanya mau ke kantin dulu.

Sedangkan Arga, Roo, dan Hadi masih di dalam karena terlalu asik memanfaatkan fasilitas yang ada terutama Wi-Fi yang lancar jaya sentosa di lab komputer.

"Pakein yang ini aja Ga, kayaknya lebih cocok," perintah Hadi sambil berdiri disamping Arga yang terlihat fokus ke satu-satunya monitor yang masih hidup.

"Jelek woi, jangan, jangan. Yang ini aja, terus rambutnya yang putih biar kayak Barbie," ujar Roo sambil sibuk menunjuk ke salah satu sudut monitor.

Arga mendengus, mencoba menuruti semua perintah kedua temannya itu walaupun terkadang tak seiras.

Jauh di depan mereka, Bu Siska sudah menatap curiga kearah ketiga muridnya yang masih antusias menetap di lab walau bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Layla yang baru membereskan buku-bukunya menoleh ke meja Arga. Karena penasaran, ia mendekat dan ikut nimbrung memandangi monitor tersebut.









"IBUUU ARGA MAIN MAINAN YANG BISA DANDANIN TERUS PASANGIN BAJU BARBIE BU!!" teriak Layla keras, sengaja agar Bu Siska mengomel pada ketiga temannya yang kini kaget dan memandangi Layla panik.

"Anying Lay, mulut lo!" seru Hadi setengah berbisik sambil menatapnya tak suka. Sementara Roo sudah bersiap melarikan diri saat melihat kedatangan Bu Siska kearah mereka.

"Astagfirullah, Arga! Itu mainan cewe nak, anak saya yang umur tiga tahun wajar suka mainin itu, lah kamu?!" bentak Bu Siska sambil melangkah ke arah Arga yang sudah mengeluarkan banyak umpatan kecil untuk Layla yang hanya membalas cengiran puas.

"Gue ke kantin dulu deh, duluan ya," pamit Layla sambil tersenyum lalu menepuk pundak Arga tanpa dosa.

Hadi dan Roo saling melirik, melempar kode sebelum Bu Siska sampai di meja mereka.

"Roo, mau jajan gak? Nanti cireng keburu abis," tanya Hadi seraya mengelus tengkuknya.

Roo mengangguk cepat, "iya Di, kuylah laper gue. Kita duluan ya Ga, selamat berjuang menghadapi ibu hamil," bisiknya sambil tersenyum geli pada Arga.

Arga terus memandangi kepergian kedua temannya dengan tak percaya hingga mereka sudah tak terlihat lagi di ujung pintu.

"Matikan komputer kamu!" pinta Bu Siska yang sudah berkacak pinggang.

Arga nyengir, "lah Bu, bukannya komputer emang benda mati? Mau dimatiin gimana lagi?"

Mendengar jawaban Arga yang masih sempat bercanda, Bu Siska menggeplak meja dengan kedua tangannya kuat.

"CEPAT ARGA!!"

"I-iya Bu, santai aja kali Bu, nanti kalo bayinya jadi brojol sekarang kan gawat," cibir Arga masih sempat setengah bercanda.

Arga mengklik beberapa kali lalu monitor di hadapannya segera redup hingga berwarna hitam.

"Udah nih Bu, saya pamit dulu ya Bu Siska yang cantik," pamit Arga tak lupa untuk mencium punggung tangan Bu Siska dengan kalem.

Sampai ia keluar lab lalu memasang sepatunya, Arga melirik ke dalam lab lagi.

"Ibu lain kali jangan galak-galak dong, kan Bu Siska lagi tekdung, nanti yang ada bayinya baru lahir udah jadi preman loh," celetuk Arga lalu tanpa menunggu respon dari Bu Siska, ia segera melarikan diri dari lab komputer dengan senyum lebar yang puas.



CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang