23. Agustus

3.9K 343 10
                                    

"Jadi untuk menyambut acara tujuh belasan, hari ini kita gotong-royong buat bersih-bersih dan ngedekor kelas. Semuanya kerja, jangan ada yang main-main atau kabur dari tugasnya. Kalo ketahuan, bapak kasih poin seratus!" jelas Anton di mejanya sambil memandang lurus ke muridnya yang mulai heboh.

"Aduh pak, saya tiba-tiba sakit perut, kayaknya saya gak bi-"

"Alah alesan." ujar Gaby memotong kalimat Bimo dengan cepat. Cowok itu jadi memanyunkan bibir bawahnya sebal.

"Roo tuh pak suka ke kantin diem-diem!" celetuk Yanti dengan jari telunjuknya yang mengarah ke cowok berkulit gelap di belakangnya.

Si pemilik nama mendelik kaget, lalu menatap Yanti tak suka. "Anjir ya fitnah banget lu! Terdzolimi nih cogan!" balasnya tak kalah seru.

Sedangkan Anton hanya menggeleng kepalanya pelan, "kalian berdua berhenti dulu berantemnya, bisa?" tanyanya pelan, penuh kesabaran.

"Gak tau tuh, berantem tiap hari, ntar malah jodoh." celetuk Arga santai namun segera mendapat jitakan kuat dari Roo di kepalanya.

"Amit-amit!" balas Yanti.

"Ntar malah amin-amin." ujar Bimo ikut-ikut, namun kalimatnya mampu membuat teman-temannya yang lain tertawa bahkan jadi ikut-ikut menggoda Roo dan Yanti.

"Jangan mau Yan sama Roo, dia suka ngupil terus di selepetin di bawah kasur." ucap Hadi membuat tawa teman-temannya semakin menjadi-jadi.

Kini Jessica sudah terpingkal-pingkal karena terlalu asik tertawa, tanpa memikirkan Zidny disebelahnya yang meringis kena pukulan tangannya.

"Ya Allah receh banget sih lo jadi manusia heran gue," ujar Zidny sudah sewot sendiri. Namun cewek disebelahnya itu tetap tertawa kuat sambil berpaling memukul-mukul mejanya.

"Pak ini kapan mulai ngedekornya?" tanya Farel tiba-tiba, membuat suasana kelas kembali sunyi.





"Hah? Ngekor? HAHAHAHAHA," jawab Jessica dengan segala kerecehannya, lalu lanjut tertawa sendiri sambil lanjut memukul lengan Zidny. Semua orang dikelas tersebut jadi memandangnya bingung.

"GUE PINDAH TEMPAT DUDUK AJA DEH," seru Zidny lalu beranjak dari bangkunya, mendekat ke meja Yanti dan Gaby.

"Selamatkan indra pendengaran gue ya Allah, semoga tidak tambah congean, amin." pinta Hadi yang memang duduk di depan Jessica.

Anton menepuk mejanya berkali-kali, menenangkan kembali situasi kelasnya. "Sudah, sudah. Sekarang kita mulai bersih-bersih dan ngedekor kelasnya ya."







***





"EH KURANG AJAR LO YA!!"

"WOI ATAS DIKIT ATAS DIKIT,"

"GUE BAGIAN NYAPU TITIK,"

"BIMO AMBILIN KANEBO CEPET!"

"FAREL GAK USAH DIEM MANYUN GITU KAMU YAH, MENDING RAPIIN MEJA KURSI,"

"ADA YANG LIAT PENGHAPUS PAPAN TULIS GAK?"

"TOLONG TANGAN GUE DEBUAN!!!"

Kini kelas itu kembali gaduh dengan tugas yang diberi Anton tadi. Ada yang sudah kejar-kejaran, lempar-lemparan sepatu, berselfie disela tugas, dan ada juga yang serius melaksanakan amanah Anton.

"Gue harus gesit kali ini." batin Martin melangkah hati-hati dengan pandangan matanya yang sudah berkeliling.

Ia memeriksa setiap meja dengan teliti sambil berharap sesuatu. Lalu di meja milik Zidny, ia berhenti dengan senyum jahatnya yang muncul seketika. Perlahan cowok itu meraih sesuatu dengan hati-hati.

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang