"Gila kenyang banget gue," ujar laki-laki di samping Layla yang sudah menaruh mangkok putih ditangannya ke atas meja.
Seperti rencana Bimo dari awal, malam ini mereka menyantap bakso bersama di ruang tengah rumah gadis itu. Tak hanya bakso, Bimo juga niat membeli beberapa minuman dari Chat Time dengan empat varian rasa yang berbeda-beda. Ia sengaja membeli banyak bakso dan minuman agar keluarga Layla juga bisa ikut menikmati bawaannya. Walaupun awalnya Lily, mama Layla, menolak karena merasa tak enak.
Gadis disampingnya itu masih sibuk menghabiskan sisa bakso dihadapannya dengan mulut penuh sekarang.
Bimo melirik, lalu tanpa sadar mengukir sebuah senyuman ketika melihat kedua pipi Layla yang membesar karena penuh dengan daging bakso. Gadis itu terlihat begitu bersemangat melahap satu persatu daging baksonya sambil sesekali bersenandung keenakan atau sekadar berkata, "gila mo, baksonya enak banget!"
Merasa diperhatikan, Layla berhenti mengunyah lalu menoleh ke arah Bimo dengan mata bulatnya. Membuat Bimo semakin gemas.
Lalu ia berusaha menelan semua daging yang telah dikunyah dalam sekali telan, "kenapa lo?"
Bimo menggeleng pelan, "gak papa. Cuma agak ambyar aja," ujarnya tanpa sadar.
Layla menoleh ke mangkok baksonya, "hah, hambar? Enak gini kok baksonya," lalu kembali melahap bakso terakhirnya.
"Gemesin banget anjir," gumam Bimo dalam hati dengan senyum samar.
"Hah.. Akhirnya habis juga," lega Layla lalu menjauhkan mangkok dari hadapannya. Ia menoleh ke Bimo yang malah tersentak kaget, "lo kenapa sih?"
Lagi-lagi Bimo hanya menggeleng.
"Dih, sok kalem lo," sindir Layla bermaksud bercanda.
Bimo terkekeh lalu menghabiskan minumnya, "bokap lo belum pulang Lay?"
Gadis itu segera mengangguk, "masih dinas diluar kota,"
"Kakak lo?"
"Mana punya gue kakak, apalagi adek,"
"Oh.."
"Nanya mulu lo kayak pembantu baru," ketus gadis itu membuat Bimo terkekeh mendengarnya.
"Ya gakpapa, hitung-hitung biar tahu soal keluarga temen sendiri kan?" jawab Bimo santai.
'HMMMMMMM TEMEN............'
"Oh.."
Mendengar itu, Bimo lalu bangkit dengan kunci mobil yang sudah tergantung di jari telunjuk.
Menyadari pergerakkan cowok itu, Layla ikut berdiri menghadapnya, "pulang?"
Cowok itu mengangguk, "iya, kenapa? Lo masih kangen sama gue?" jawabnya sambil tersenyum jahil.
Sontak Layla menepuk pundak cowok itu dengan kasar, "kalo gak bawain bakso udah gue usir lo dari tadi nyet,"
Bimo mencibir lalu menyentil pipi Layla berkali-kali, "ini pipi sampe mirip bakso gini," ujarnya disusul dengan cengiran lebar.
Layla menepis tangan Bimo, "gak usah pegang-pegang, gue laporin mama nih!?"
"Bodoamat wleee," balas Bimo lalu menjulurkan lidahnya kearah gadis itu sesaat.
"Ish, eh btw tumben lo gak bawa si merah Bim?" tanya Layla yang ditujukan untuk motor ninja merah milik Bimo yang biasa ia bawa ke sekolah.
"Oh, si Kimo, lagi mager keluar dia katanya," jawabnya asal. Layla mengernyit, sedikit tak paham namun memutuskan mengangguk paham saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!