13. Rahasia

3.9K 342 3
                                    

Layla: jes, lo masih dikelas?

Jessica mengernyit sambil menatap layar ponselnya. Memang ia tadi memberi amanah untuk Layla agar mengirimnya chat jika terjadi apa-apa. Tapi itu hanya candaan. Karena ia yakin bahwa cewek itu bisa menjaga dirinya sendiri.

Dari tubuhnya yang tinggi menjulang, sikapnya yang kadang jutek sama orang lain, dan cewek dengan aura tomboynya itu malah benar-benar mengiriminya pesan sekarang........ Masa sih?

Tanpa ba-bi-bu, Jessica segera melepas pegangannya pada tongkat sapu yang segera jatuh ke lantai.

Teman-temannya yang masih berada di kelas sontak menoleh kearahnya.

"Kenapa je?" tanya Zidny heran.

"Jangan bilang lo kerasukan setan Sun Go Kong kayak Bimo kemaren?" sambung Arga yang sudah berhenti mengelap kaca jendela.

Sedangkan Farel yang tadinya sedang merapikan buku jurnal kelas di meja guru ikut menghentikan aktivitasnya. Kini ia menatap Jessica penasaran.

"Zid, ikut gue deh," ujar Jessica segera melangkah keluar setelah menarik pergelangan tangan kanan Zidny dengan buru-buru.

"Eh, eh? Mau kemana anjir ini piket belom selesai!" teriak Arga saat kedua cewek itu melewatinya.

Seperti paham atas situasinya, Zidny melempar kain kanebonya yang sigap ditangkap oleh Arga, "bentar, urusan cewe nih," ujarnya lalu segera pergi bersama Jessica.

"Urusan cewe apaan anjir? Bocor lo?!" teriak Arga namun sia-sia.

Arga akhirnya pasrah, kini ia menggulung kain kanebo di tangannya lalu memasukkannya di tempat lonjong berwarna kuning. Ia berbalik, mendapati Farel yang berdiri tenang sambil memandanginya tanpa ekspresi.

"Gue mau ngomong sama lo Ga,"

Mendengar suara Farel, bukannya merespon Arga malah mengabaikannya saja lalu meraih ranselnya di salah satu meja bagian depan.

"Gak sudi gue ngomong sama pecundang," ujar Arga sebelum ia beranjak pergi dari kelas, meninggalkan Farel yang bungkam karena perkataannya.


***


Jessica: lo dimana lay?

Read

"Ih di read doang, bales kek," cibir Jessica yang kini sibuk berkeliling ke segala sudut sekolahnya. Sedangkan Zidny yang mengekorinya dari tadi hanya diam.

Layla: belakang aula

"Belakang aula, Zid," ujar Jessica yang hanya dibalas Zidny anggukan. Lalu mereka segera berlari kecil ke tempat yang dituju.

Layla: eh gak jadi deng, di lantai 2

Jessica mengernyit melihat chat tersebut, sedikit kesal, tapi yasudahlah. Bukan itu yang harus ia pikirkan sekarang. Lalu ia berbalik dan kini berlari kearah tangga.

Zidny menoleh, "lah, lah, kok balik sih?" gumamnya namun tetap mengikuti arah tujuan Jessica.

Mereka memijak anak tangga satu persatu dengan cepat, membuat nafas semakin terengal-engal.

Sampai di lantai dua, Jessica melirik ke kanan dan kiri untuk menemukan keberadaan Layla di sana. Sampai ketika pandangannya jatuh pada seseorang yang sedang berdiri tenang sambil memandangi keadaan dibawah.

Jessica mendengus, lalu segera mendekatinya. Langkah kakinya ditambah Zidny membuat orang itu sadar bahwa ada orang lain di dekatnya.

"Elo... ngapain... disini?" tanya Jessica terputus-putus karena masih menstabilkan nafasnya yang belum sepenuhnya terkontrol sehabis berlari.

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang