28. Perpecahan

3.4K 320 13
                                    

"Ih gila ya, ini kantin rame banget." keluh Gaby yang menghampiri beberapa temannya di salah satu meja kantin sambil membawa nampan.

"Mana pesenan gue? Udah laper tau," jawab Yanti segera mengambil kentang goreng dan segelas es teh di nampan.

"Sabar sist, ini aja gue udah berusaha nyelip-nyelip dikerumunan. Mantul gak tuh?" Gaby tersenyum dengan wajah sombongnya. Sedangkan yang lain hanya mendecih tak peduli.

"Zid, gimana kemarin?" tanya cewek berkuncir satu itu seraya kembali membuka percakapan.

Zidny berhenti menyeruput es cokelatnya, "biasa aja," jawabnya cuek.

Layla hanya mendengus tak puas mendengar jawaban temannya itu.

"Tapi udah selesai kan?" kini giliran Gaby bertanya.

"Ya.. Nggak tau."

Teman-temannya mendelik bingung, "tapi serius deh, Lia tadi dikelas diem mulu. Udah pendiem, tambah diem gitu." ujar Yanti dibalas anggukan setuju Gaby.

"Lagi sariawan kali," celetuk Layla yang langsung dilempari Gaby kentang goreng milik Yanti.

"Wah keterlaluan lo Gab, kentang goreng gue!" seru Yanti.

"Pelit amat sih."

"Ih, bukan gitu. Ya coba lo pikir, ini kentang goreng kan harganya 5 ribu, terus ada 10 kentang yang udah di iris-iris, kalo lo ngelempar satu kentang pun secara sia-sia, berarti lo udah buang-buang duit sebesar lima ratus perak Gab!" jelas Yanti panjang lebar.

Gaby memutar matanya malas, "bodoamat Yan."

"Eh hari ini kita mulai ekskul hari pertama kan?" tanya Yanti memastikan.

Layla mengangguk, "yoi."

"Ah gue males sebenernya ikut ekskul. Dicomblangin mulu sama si kapten." keluh Zidny menopang dagunya murung.

"Lah enak dong!" seru Yanti tiba-tiba bersemangat.

"Astagfirullah Zid, lu dapet nikmat malah ga bersyukur." ujar Gaby.

"Tenang, kan kita se-ekskul Zid. Ada gue." celetuk Layla menunjuk dirinya bangga.

Zidny mengernyit, melirik Layla heran. "Emang lo siapa?"

"HAHAHAHAHA," sorak tawa terdengar jelas di kantin membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Woi, congor lo berdua astagfirullah!" ujar Zidny yang panik lalu segera membekap mulut Yanti dan Gaby dengan kentang goreng.

"Wah akhirnya gue merasa jadi orang yang diperhatikan banyak orang." ujar Layla malah kagum.

Zidny menepuk jidatnya pasrah, "punya temen kok gini amat ya."


***

"Mengapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu-"

"Diem ngapa sih! Dari tadi pergi sekolah sampe sekarang lo nyanyiin itu lagu mulu. Bosen gue anjir." celoteh Bimo membuat Arga segera bungkam.

"Suara lo emang bagus, tapi lebih bagus lagi kalo lo diem Ga." ujar Roo.

"Udah lah, lo napas aja fals." ujar Hadi ikut berkomentar.

Arga spontan menggebrak meja, "disini kadang saya merasa kesal." ujarnya dengan nada sok sedih.

"Drama bener lo monyet."

"Aduh jadi laper lagi gue." keluh Roo sambil mengelus perutnya.

"Anjir baru juga balik dari kantin."

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang