"Segitu susahnya ya?"
Cewek yang sedang terlihat fokus pada beberapa kertas di hadapannya itu hanya mengangguk singkat dengan raut wajah serius. Walau bagi Darka wajah serius cewek itu membuatnya lebih terlihat menggemaskan.
"Ih.. Apa sih ini maksudnya.. Gak ngerti..." keluh Ara sudah frustasi mengerjakan beberapa soal latihan Sejarah.
"Lagian tadi mau diajarin nggak mau terus." jawab Darka dibalas cengengesan Ara.
"Kali ini aku mau belajar mandiri, ngerjain soal latihannya sendiri, biar ngerti betul."
Darka mendelik, "emang kamu paham cara jawab semua soalnya?"
"Kak Darka ngeremehin aku ya?"
"Padahal aku nggak ngomong gitu."
Ara menghembuskan napasnya sebal, "aku sebenernya ngerti kok, cuma otak aku sekarang lagi agak lemot aja." dustanya lalu meneguk milkshake vanila yang tadi ia pesan.
Sedangkan Darka hanya terkekeh melihat wajah Ara yang terlihat sedang kesal. Ia memilih untuk berhenti berdebat agar cewek itu tak tambah murung.
"Eiya, sebenernya sekarang aku lagi agak seneng juga sih, Kak. Jadi kali ini aku tahan dulu deh keselnya." ucap Ara jujur lalu tersenyum lebar sambil menatap Darka yang kini mengerutkan dahinya bingung.
"Seneng kenapa?"
"Kapan lagi kan bisa duduk berdua di Cafe mana ditemenin sama cogan lagi, hehe."
Darka refleks tertawa, "emang aku seganteng itu ya?"
Ara mengangguk mantap, "Kak Darka emang ganteng kok. Tapi masih gantengan Sehun."
"Sehun dari kelas mana?" tanya Darka kebingungan.
Ara sontak terbahak mendengar pertanyaan barusan, tak percaya bahwa Darka tidak mengenal siapa itu 'Sehun'.
"Oh, kamu naksir ya sama sehun-sehun itu?" tanya Darka lagi.
Ara kini tak dapat menahan tawanya, langsung tertawa geli apalagi melihat wajah polos Darka yang kini sangat kebingungan.
"Iya, aku naksir banget malah. Dia ganteng, lebih ganteng dari Kak Darka." jawab Ara seadanya. Sedangkan Darka hanya mendecih tak suka dengan responnya barusan.
"Eh, Darka?" sebuah suara asing, bagi Ara, terdengar jelas di telinganya. Kompak Ara dan Darka menoleh ke sumber suara.
"Hai, Gisel." sapa Darka dengan suara lembutnya. Membuat cewek yang baru datang, Gisel, langsung seenaknya duduk disebelah Darka.
Di hadapannya, Ara menatap Gisel tak suka. Setahunya cewek itu adalah kakak kelasnya yang merupakan salah satu anggota cheers. Entah mengapa, Ara tiba-tiba saja tak suka terhadapnya.
Tanpa sadar Ara memandang satu-persatu sisi Gisel mulai dari rambut hitamnya yang curl bawah, dress biru tua yang terlihat cocok di tubuhnya, hingga jam tangan dan beberapa gelang yang terlihat lucu di pergelangan tangannya.
"Kok cantik ya?" gumam Ara dalam hati. Merutuki diri sendiri yang bodohnya tadi langsung tak suka dengan cewek secantik Gisel, apalagi cewek itu merupakan salah satu kakak kelasnya.
"Kamu ngapain disini, Ka?" tanya Gisel kembali membuka obrolan.
"Mereka aku-kamuan juga nih?" gumam Ara lagi.
Darka melirik Ara sekilas, lalu kembali manatap kearah Gisel. "Nemenin orang pinter belajar."
Gisel mendelik, "orang pinter?" herannya sambil menatap Ara dengan ekspresi yang sulit untuk di deskripsikan. "Oh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!