Zidny, dengan Arga dibelakangnya, baru saja tiba dikantin yang seperti biasa masih ramai saat pulang sekolah.
Arga awalnya tak peduli banyak melihat suasana kantin, namun pemuda itu seketika heran saat melihat penghuni kantin saat itu ternyata mayoritas teman-teman sekelasnya, X IPS 1.
Arga menyikut lengan Zidny, "eh, lo sadar ga ini penghuni kantin kebanyakan dari kelas kita?" tanyanya heran, Zidny sebisa mungkin menahan tawanya kini hanya cuek mengangkat bahunya sekali.
Atas kehendak Zidny, mereka berdua duduk di meja kosong yang berada di pojok kanan kantin.
"Lo tunggu sini aja, gue mau beli cireng dulu. Inget, jangan kemana-mana!" perintah Zidny yang segera beranjak pergi ke tempat Bang Krut, penjual cireng ternikmat di sekolah.
Karena disana yang jual cireng cuma dia.
Arga mengangguk patuh lalu memutuskan untuk mengambil benda pipih di saku celananya, "mending main pabji dulu,"
Di lain tempat, anak-anak kelas X IPS 1 yang daritadi berada di kantin kini saling memberi kode terutama untuk Jessica yang disamping Lia.
"Sekarang, Li," ujar Jessica seraya memberi komando. Cewek disebelahnya itu mengangguk paham lalu berjalan ke meja dimana Arga berada.
Arga yang merasakan kedatangan seseorang refleks menoleh ke belakang.
"Eh, Lia?" kata Arga sambil mendelik.
Cewek itu tersenyum dan duduk di sampingnya, "kirain Arga udah pulang,"
"Belum kok, gue tadi diseret nenek lampir noh," ujar Arga sambil melirik Zidny yang terlihat masih sibuk di tempat jualan cireng, "katanya dia kangen cireng,"
Lia mengangguk pelan seraya membentuk mulutnya huruf 'o', "oiya Arga, Lia boleh minta tolong gak?"
Arga mengernyit, "minta tolong apa?"
"Tapi gimana ya, Lia ga enak ngomongnya..."
"Udah ngomong aja sama abang mah, asal jangan ke pelaminan aja, abang belum siap," jawab Arga bermaksud bercanda namun berhasil membuat cewek itu lagi-lagi salah tingkah.
Lia menatap Arga lekat, "kan tadi orang rumah nelfon, mendadak bilang ga bisa jemput, nah Lia mau minta tolong Arga aja.." ujarnya pelan karena sedikit sungkan.
Seolah paham situasinya, Arga hanya tersenyum lalu kembali fokus melihat handphonenya.
"Ya udah, gue pesenin Go-Jek ya,"
Lia mendadak cengo lalu segera menahan jari-jari Arga yang sedang sibuk membuka aplikasi berwarna dominan hijau.
"Bu-bukan gitu, Lia gak mak-"
"Udahh, gapapa, santai aja Li, rumah lo di Jln. Musyawarah kan? Gue ngintip buku catatan wali kelas kemaren," potong Arga yang sok tahu.
Lia kemudian pasrah ketika melihat layar handphone Arga sudah memperlihatkan tampilan putih bertuliskan 'Mencari Driver....'
"Gue bayar pake Go-Pay kok, lo tinggal naik sampe rumah. Gak usah cemas," kata Arga.
Lia mengangguk, namun merasa belum menyerah, "Arga,"
"Apa sayang?"
"Eh Lia maksudnya,"Lagi-lagi Arga membuat pipi gadis itu lebih memanas karena malu.
"Sebenernya Lia tadi bu-"
Kring... Kring...
"Bentar-bentar, ini keknya abangnya nelfon," potongnya lagi, membuat Lia cemberut kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!