20. Sebuah Rencana

3.7K 366 31
                                    

"Awkarin beli mukena,"

"MANTEPPPP,"

"Eh, neng, udah ada yang punya?"

"ASIKKKK, LANJUT ROO!"

"Buah mangga, buah kedondong,"

"MANTEPPPPP,"

"Eh yang disana, kenalan dong!"

"EAAAAAA,"

Kini semua murid cowok kelas 10 IPS 1 sudah berkumpul heboh di depan kelas sambil sesekali menggoda murid kelas lain yang sedang lewat, terutama kaum hawa.

"Eh, eh, ada kak Sena sama Nathalia noh," celetuk Bimo membuat semua temannya menoleh kearah yang dimaksud.

Martin refleks tersenyum, "adem banget yak liatnya." gumamnya sambil sesekali melirik Nathalia.

"Eh, eh, udah deket, udah deket, beraksi Di!" seru Arga menepuk pundak Hadi yang segera mengangguk paham.

Lalu seketika mereka semua diam, Hadi sudah menarik nafasnya mengambil ancang-ancang. Sedangkan Farel, Zidan, dan Wanto kebingungan karena belum tahu rencana mereka.










"KAU BIDADARI JATUH DARI SURGA DI HADAPANKU,"

"EAAAAAA,"

Mendengar itu dan sadar bahwa mereka berdua sedang menjadi pusat perhatian adik kelas, Sena bergidik geli dan langsung menyuruh Nathalia untuk segera berbalik ke kelas saja. Niat untuk ke perpustakaan pun terurungkan. Mereka melangkah jauh dari kelas terkutuk itu dengan wajah sewot, sedangkan Hadi dan kawan-kawan hanya tertawa puas melihat respon mereka.

Karena sedang waktunya istirahat, jadi tak sedikit orang disekitar kelas mereka atau yang sekadar lewat jadi memperhatikan kegaduhan yang ada.

Tak hanya itu, mereka banyak melakukan sesuatu yang menghebohkan suasana seperti berpantun, bernyanyi, berjoget bang jali, dan bersiul-siul heboh.

Walau disana juga ada Wanto, Zidan, dan Farel yang paling kalem diantara mereka.

Sedangkan segerombolan cewek kelas 10 IPS 1 hanya memandangi kegaduhan itu sambil sesekali geleng-geleng kepala. Ingin rasanya bergabung seru-seruan bersama mereka, tapi merekanya malu-maluin banget gitu.

"Eh ngomong-ngomong, Layla gak masuk ya?" tanya Zidny yang sama sekali tidak melihat Layla hari ini.

Gaby mengangguk, "iya keknya."

"Atau jangan-jangan sakit?" celetuk Jessica.

Yanti menghembuskan nafasnya pelan, "jangan-jangan mabok ciliwung tuh anak." timpalnya lalu tertawa sendiri.

"Setahu Lia sih, tadi di meja pak Anton ada surat izin karna anaknya sakit, dari mamanya Layla."

"Kalo beneran sakit, kita jenguk aja." saran Gaby yang banyak disetujui.

"Tapi dia nya nanti risih ga?"

"Kayaknya enggak deh, soalnya orang sakit tuh seharusnya dikasih support dari orang-orang terdekatnya biar dia jadi semangat dan cepet sembuh." jelas Jessica sambil merapikan beberapa helai rambutnya.

Zidny menepuk tangannya sekali, "oke, jadi pulang ini kita jenguk Layla yah? Ajak yang cowo juga terutama Bimo tuh."

"Setuju tuh. Btw ntar kita bawa apaan?"

"Beliin Chitatos sebungkus juga udah seneng dia mah." sambar Ara tanpa dosa.



***

Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha mengumpulkan separuh nyawanya karena baru bangun dari tidur.

Ia menatap langit-langit kamar berwarna biru muda itu, lalu sedikit menggeliat kecil dibalik selimut bergambar Elsa.

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang