"ASSALAMUALAIKUM!!!" sapa Jessica yang melangkah masuk kelas dengan wajah cerianya.
"Astagfirullah, kaget gua," seru Roo di bangkunya sambil memegang dada, benar-benar kaget.
Wanto disebelahnya hanya menghembuskan nafas pelan, "udah biasa gue congean pagi-pagi di kelas ini,"
Sebagai pelaku utama, Jessica hanya terkekeh lalu berjalan mendekat ke bangkunya.
Seketika terdengar suara langkah kaki dari luar, membuat orang-orang yang berada di dalam menoleh kearah pintu kelas. Tak lama dari itu, muncul lah Hadi yang masuk dengan berlari kecil.
"Hello guys! Wedewww, udah rame aja," sapanya lalu matanya berkeliling mencari seseorang.
"Ya mikir tong, udah jam enam lima puluh ini," celetuk Arga walau matanya masih terfokuskan pada layar handphone di tangannya.
"Astagfirullah, masuk tuh ngucap salam Di, bukannya helow gaes helow gaes!" sindir Ara lalu melangkah mendekat ke cowok itu. Ia mendorong tubuh Hadi keluar.
"Eh, eh, mau ngapain?" tanya Hadi yang kebingungan.
Ara masih berusaha mendorong tubuhnya sampai keluar, "ulang sana cara masuknya. Kali ini pake assalamualaikum,"
Mendengar perkataan Ara, Hadi berdecak dan akhirnya pasrah terdorong keluar.
"Nah, sekarang coba masuk lagi terus jangan lupa bilang apa?"
"Assalamualaikum," jawab Hadi kini menurut seolah menjadi anak kecil yang sedang diajarkan ibunya sopan santun.
"Oke bagus. Sekarang coba," perintah Ara lalu memberi jalan kepada Hadi untuk kembali masuk kelas. Cowok itu mengangguk dan segera melangkah masuk.
"Assalamualaikum..." sapanya kini dengan nada lebih lembut dari sebelumnya. Hal itu malah membuat teman-temannya tertawa dengan gaya bicara Hadi yang berubah drastis. Biasanya kan rusuh.
Ara yang mengekori dibelakangnya bertepuk tangan dengan semangat, seolah seorang ibu yang bangga dengan anaknya yang kini berhasil menguasai apa yang telah ia ajarkan.
Hadi memutar matanya malas lalu berjalan gontai ke mejanya, menaruh ransel hitamnya di atas meja lalu beralih ke gerombolan teman-teman cowoknya di pojok belakang kelas.
Disana sudah ada Arga, Roo, Bimo, Martin, Zidan dan Farel yang berkumpul dengan memegang handphone masing-masing. Sedangkan Wanto lebih memutuskan membaca buku bahasanya di samping Roo karena memang teman-temannya itu sedang mabar sebuah game yang sama sekali tidak ia mengerti. Kalo gak salah, namanya mobil lejen.
Hadi melirik bangku kosong di sebelahnya, lalu menarik bangku tersebut agar mendekat ke Bimo. Ia duduk, lebih memilih untuk menonton teman-temannya saja karena saat ini Hadi sedang tidak mood bermain game itu.
"WANJIRRRRRR GAGAL SAVAGE!" seru seseorang dibalik tubuh Martin. Karena tak asing dengan suaranya, Hadi mencondongkan tubuhnya, ingin tahu siapa orang yang berada di samping Bimo itu.
"Lah anjir Lay, lu ikut mabar ternyata," ujar Hadi cukup takjub.
Cewek itu menoleh, hanya nyengir, memperlihatkan beberapa gigi depannya lalu kembali fokus bermain.
Di lain tempat, segerombolan cewek kelas X IPS 1, kecuali Layla, juga sedang berkumpul di meja Zidny. Mereka sedang membicarakan sesuatu sambil sesekali berteriak histeris terutama Ara.
"Iya pokoknya material boyfriend gitu lah!" ujar Gaby yang menepuk-nepuk pipinya sendiri.
"Ih jangan genit deh Gab, jodoh gue tuh," sambung Ara yang kini sudah sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!