17. Ekstrakulikuler

3.7K 315 2
                                    

Ulangan harian pak Anton akhirnya selesai setelah dua jam lamanya kelas 10 IPS 1 merasa pusing kepala.

Kini keadaan kelas ramai karena pak Anton sudah melangkah keluar dan lima belas menit lagi waktu istirahat.

Tak lama dari keramaian kelas tersebut, segerombolan siswa yang tentu bukan dari kelas mereka, namun dengan wajah yang tak asing, bersama-sama melangkah masuk dengan tenang.

"Assalamualaikum," sapa salah satu siswa yang memimpin barisan paling depan.

"Waalaikumsalam..."

"Maaf kak, ini mau tawuran?" tanya Wanto dengan polosnya mengingat Zidan yang pernah berkelahi dengan angkatan atas, "kalo iya, saya mau cabut aja. Saya gak pernah ikut-ikut soal ginian," sambungnya lalu segera bangkit dari kursi.

Mereka yang berdiri di depan malah tertawa geli mendengarnya.

"Siapa nama kamu?" tanya salah satu siswa dengan ramah.

"Hah? Saya gak ikut-ikut kak!" ujar Wanto sudah panik sendiri. Sedangkan teman-teman sekelasnya sebisa mungkin menahan tawa.

"Duh, jangan suudzon dulu. Kita dari organisasi OSIS, bukan komunitas preman kok, kita mau nyampein sesuatu di kelas kalian,"

Wanto menghembuskan nafasnya lega, lalu perlahan duduk kembali, "astagfirullah, maaf suudzon,"

Cowok itu mengangguk pelan. Lalu muncul lah seseorang yang sangat tak asing bagi semua orang di kelas itu.

"Sorry telat, tadi dipanggil Wakepsek dulu," ujar cowok yang mengenakan jas biru gelap diluar seragam sekolahnya. Ia melangkah masuk dengan tangannya yang masih sibuk merapikan dasi merahnya yang sedikit miring.

"Wih, ada kak Darka!"

"Anjir kak Darka woi, udah lama ga liat akhirnya bisa cuci mata lagi,"

"Lah itu siapa kayak kenal?"

"KAK DARKAAAAA,"

Cowok itu menoleh ketika suara kencang nan cempreng itu terdengar jelas di depannya, "halo, Jes,"

Melihat kehebohan dari sebagian temannya itu, Roo mencolek lengan Arga, "si onoh siapa dah?" tanyanya sambil menggerakkan dagunya menunjuk Darka.

"Ketos anjir masa lupa," jawab Arga cuek lalu kembali memperhatikan Darka dengan tatapan tak suka, "banyak tebar pesona, cih,"

"Ya orang cakep kalo tebar pesona mah dimaapin," sindir Roo malah membuat Arga tambah badmood.

"Ehem," cowok disebelah Darka berdehem singkat agar suasana kembali tenang. Seolah mengerti, Darka tersenyum lalu agak menepi ke belakang barisan.

"Jadi kita disini bertujuan menjelaskan sesuatu pada kalian, yang akan di sampaikan oleh Ronald," ujar Darka sambil melirik cowok disampingnya yang kini menunjukkan senyum akrab.

Si pemilik nama tersebut maju selangkah, kemudian menarik nafasnya pelan.

"Karena kalian sudah resmi menjadi murid di sekolah ini sekitar tiga mingguan, jadi sesuai dengan peraturan kegiatan sekolah tahunan, kami disini sebagai perwakilan dari tiap ekskul akan menjelaskan tentang apa saja ekskul yang aktif di sekolah ini dan bagaimana kinerja kegiatannya, mulai dari syarat masuk, proses kegiatan, dan lainnya. Mohon perhatiannya sebentar ya? Ini untuk kepentingan kalian sendiri juga," jelasnya secara detail agar yang lain ikut mengerti.

"Jadi, kita mulai dari ekskul basket. Silahkan, Fernan," tunjuk Darka, kini Ronald mundur, diganti dengan cowok bernama Fernan yang sudah maju selangkah itu.

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang