[SPESIAL] D & A (2)

2.8K 281 12
                                    

Ara berkali-kali melirik jam dinding putih di salah satu dinding kamarnya.

"Ini mustahil," gumamnya untuk kesekian kali.

"Udah jam sembilan lewat lima belas menit. Kak Darka gak mungkin dateng," lanjutnya sudah menyerah menunggu.

LINE - 21:17

🐷🐽🐖: ke ruang tamu dong

Hanya muncul satu notifikasi dari layar handphonenya, namun berhasil membuat Ara mengumpat dalam hati.

Dengan secepat kilat, Ara bergegas mendekat kearah kaca lemarinya, memastikan penampilannya sekali lagi. Merasa ada yang kurang, tak lupa ia menggunakan bedak bayi yang selama ini sering ia pakai untuk berpergian.

Setelah selesai, Ara melesat keluar dari kamarnya, melangkah cepat menuju ruang tamu.

Ara bisa melihat jelas kedua laki-laki yang sedang berbincang seru di sofa, seakan topik yang sedang dibicarakan sangatlah asyik.

Ara tersenyum, Darka benar-benar datang kerumahnya. Semalam ini. Dengan santainya masuk ke rumah Ara dan mengajak Babenya, yang biasanya sensitif dengan semua teman laki-laki Ara, sekarang seolah tak ada masalah sedikitpun dengan kedatangan Darka.

"Elu tau Ka, taman belakang yang deket simpang itu? Dulu babe suka nongkrong disono, biasalah anak muda," Danang tertawa setelah bercerita, seakan teringat sesuatu. Mungkin masa lalunya ketika remaja.

"Tau Be, widih, jangan-jangan Babe dulu anak geng motor nih? Hahaha," Darka merespon santai.

"Emang iye, Babe dulu udah sebelas duabelas lah kayak Dilan."

Tanpa sadar Ara terbahak mendengar kata-kata Danang barusan. Dia baru sadar bahwa bahwa Babenya juga tahu 'Dilan'.

"Ra, sini gabung. Lama bener dah, dandan dulu pasti ini anak," ujar Danang menyindir halus. Membuat Ara melotot.

"Apaan sih, Be," balas Ara yang jadi salting.

Danang melirik Darka sebentar, lalu beranjak dari sofa. "Dah Babe mau nonton bola dulu, kalian berdua ngobrol aje dulu, si Darka udah kangen noh," ucapnya tanpa dosa.

Darka tersenyum, "selamat beristirahat Babe Dilan." balasnya membuat Danang tertawa, lalu segera melesat ke kamarnya.

"Sini, Ra," panggil Darka sambil menepuk-nepuk sofa disebelahnya.

Ara mendekat dengan kikuk, menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Tadaaa, aku bawa sesuatu!" Seru Darka sambil memperlihatkan bungkusan putih ditangannya.

Ara melirik tak niat, "nyogok ya?"

"Hah, nyogok apanya?"

"Kak Darka mau nyogok aku pake itu!" Gadis itu menunjuk kantong di depannya.

"Hehehe, biar moodnya baikan."

"Emang itu apa?"

"Tebak apa?"

"Males nebak."

"Tebak dulu dong Ra,"

"Aku tidur aja ya-"

"Ehh, jangan. Ini aku beli Yupi buat kamu." ujar Darka lalu menyodorkan kantong ditangannya.

Ara kembali melirik kantong itu, terlihat beberapa bungkus Yupi berwarna pink di dalamnya. Membuat Ara membelalak.

"Hah, ini serius?!" seru Ara tak sadar, "eh, maksudnya, ini beneran bukan sogokan?" ujarnya kembali sok ketus.

Darka mengangguk mantap, "lucu banget kalo lagi sok jutek, haha."

Ara spontam mengembungkan pipinya, melirik Darka sebal.

"Kenapa sih?!" Bentak Ara tiba-tiba.

Darka mendelik kaget, "hah, apanya kenapa?"

"Kak Darka,"

"Aku apa?"

"Kak Darka tuh,"

"Iya aku kenapa, Ara?"

"Kak Darka susah banget diambekin! Kan aku sebel sendiri!" Ujar Ara melipat tangannya di depan dada. Ia membuang muka.

Darka tersenyum, menahan gemas.





***


LINE - X IPS 1

Ara: gue udh baikan sm kak darka

Ara: xixi,,,,

Ara: dah itu aja gaes 👉😉👉

Read by 15

Ara: KOK PADA GADA RESPON

Ara: HUHUHU MURKA AKUTUH DI CUEKIN GINI :"(



Bimo: besok tuh ulangan fisika, monyet :)





SPESIAL D & A - END

CLASSMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang