"Kayaknya gue beneran naksir sama salah satu anak IPA itu Rel," Ujar Refo tiba-tiba membuat Farel yang sedang duduk anteng sambil menyedot es tehnya kini tersendak hebat.
Farel menoleh tak percaya, "Baru juga tiga hari lo disini," Jawabnya menyadarkan. Refo menaikkan bahunya cuek.
"Ini tuh namanya cinta pada pandangan pertama. Kuno amat sih lo," Ketus Refo penuh percaya diri.
Refohanda, murid baru yang membuat banyak kaum hawa disekolah barunya itu sangat tertarik kepadanya. Tak usah jauh-jauh, wajah blasteran layaknya artis western itu saja sudah sering diperebutkan teman-teman perempuan kelasnya sendiri setiap hari.
Tapi siapa sangka, Refo si murid baru yang berkharisma penuh ini ternyata bisa jatuh hati kepada salah satu perempuan sekolahnya secepat itu?
Farel hanya mendengarkan lalu menghela napas sambil mengambil sehelai tisu dihadapannya. Ia membersihkan tetesan air es tehnya yang masih tersisa dibibir.
"Tapi gue gak tau namanya Rel," Ujar Refo lagi, padahal Farel sama sekali tak peduli, "Rel, lo harus bantu gue," Refo memegang pundak kanan Farel sambil menatap temannya itu serius.
Farel menatap tangan Refo tak minat, lalu menyingkirkannya, "Ogah,"
"Tapi Rel, ini serius, gue beneran naksir sama bidadari kelas sebelah!" Seru Refo meyakinkan sahabat barunya itu. Farel menatap Refo sambil mencibir.
"Tapi Fo, ini serius, gue beneran ogah ngebantu lo," Balas Farel dengan nada yang sama. Tak ingin dipaksa lagi, pemuda itu lalu beranjak pergi setelah menghabiskan semangkok bakso dan es tehnya.
Refo melihat kepergian temannya itu dengan kecewa, "Pelit gue doain pantat lo bisulan warna pelangi!"
Farel yang sudah melangkah pergi namun masih dapat mendengar celotehan Fero hanya memutar matanya malas.
"Anjir lah!" Kesal Refo yang tanpa sadar sudah menggenggam botol kecap didepannya. Beberapa murid lainnya menatap pemuda itu aneh, namun ada juga yang bergumam sambil berkata 'untung ganteng'.
Salah satu gadis manis disekolah barunya sungguh membuat hari-hari Refo belakanhan ini menjadi tak karuan. Pasalnya, ia tidak pernah melihat gadis itu lagi setelah dua hari yang lalu. Gadis berambut pendek yang mengenakan kacamata bulatnya. Terlihat sangat imut, pikirnya.
Yang Refo tahu, gadis itu dari salah satu kelas IPA disekolahnya. Karena saat dirinya dan gadis itu bertabrakan dikoridor, LKS Matematika Peminatan milik gadis itu sampai terjatuh.
Lebih gawatnya lagi, bukan hanya LKS milik gadis pujaan hatinya itu saja yang dibuat jatuh, tapi juga hati Refo.
Refo jatuh cinta kepadanya hanya dengan meliriknya beberapa detik.
"Aih, gila kali aku dibuatnya," Ia mengacak rambutnya frustasi lalu segera beranjak pergi kembali ke kelasnya.
***
"Bima!" Panggil Refo dengan semangat 45. Ini pemikiran yang bagus, seharusnya ia dari tadi tidak bercerita ke Farel karena hanya membuang tenaganya. Seharusnya ia bercerita ke ketua kelasnya saja. Mungkin lebih berguna.
Bimo yang sedang menghapus sisa-sisa tulisan di papan tulis kelas menoleh kearahnya dengan dahi yang berkerut.
"Nama gue Bimo," Jawab Bimo singkat.
Refo membentuk huruf 'o' dengan mulutnya lalu cengengesan sendiri, "Sorry, Bimo maksud gue, yang tadi typo,"
Sang pemilik nama -yang namanya salah disebut tadi- berdecak pelan lalu melirik Refo malas, "Napa lo nyariin pangeran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATES
Teen Fiction"Not about popularity, but about togetherness!" - X IPS 1 Highest rank: #1 in squad #1 in ips #1 in ipa #9 in teenager # Jangan lupa juga ya untuk membaca series lain dari Classmates: "10 IPA 1", thankyou!