Shirohana and Aori

52 2 0
                                    

Author POV

Keesokan harinya...

Shirohana, Aori, Kenzo, dan Kouta bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan. Sebenarnya mereka belum melanjutkan perjalanan dalam beberapa hari dan menetap di tempat yang sama untuk melatih Shirohana supaya ia siap untuk menghadapi monster monster yang mungkin akan datang untuk membunuhnya. Dan tentu saja dengan bantuan Aori, Kenzo, dan Kouta.

Setelah selesai siap siap, mereka pun melanjutkan perjalanan. Selama di perjalanan Shirohana tampak sedikit termenung menung. Aori yang melihatnya pun merasa heran. Kemudian, ia pun mendekatinya dan berjalanan di sampingnya.

"Shiro, apa ada masalah?" tanya Aori.

Shirohana pun tersadar dari lamuannya.

"Ah? Er... tidak... tidak ada apa apa," jawab Shirohana sambil terkekeh gugup.

Aori pun menaikkan sebelah alisnya. Sepertinya dia tahu bahwa Shirohana sedang membohonginya.

"Jika ingin mengatakan sesuatu katakan saja. Jangan ragu ragu," kata Aori.

Shirohana pun menghela nafasnya.

"Yah... sebenarnya aku ingin tahu bagaimana kita bisa bertemu dan menjadi dekat seperti sekarang ini dulunya," kata Shiro.

Aori pun tersenyum kecil. Ia tahu apa maksud Shirohana. Dan mungkin kali ini ia akan bernostalgia sejenak.

"Kita... yang dulu adalah.... teman lama selama 70000 tahun. Aku meninggal sejak umur 26 tahun karena penyakit aneh, itupun aku baru menikah 2 bulan dengan Kenzo, dan Kenzo meninggal 4 bulan berikutnya karena perang. Kenzo dan aku diantar oleh Dewi Shuuji ke tempat ia menetap dan kita dibawa olehnya ke tempatmu. Saat aku bertemu denganmu... sebenarnya tidak terlalu cocok karena dari tampangmu yang terlihat galak dan kaku," kata Aori.

"Pada latihan pertama untuk menangkap hantu aku masih belum cukup kuat. Makanya aku dikejar oleh hantu yang aku ingin tangkap. Dan... akhirnya kau datang melawan hantu itu,"

"Dan semua hantu itu menghilang begitu saja. Lalu, kau membawaku kembali pada Dewi Shuuji. Dan sejak saat itu kau terus melindungiku. Ternyata kau tak seperti tampangmu yang dulu. Sampai.... kau akan terlahir ke dunia ini,"

"Dan saat kau bertemu denganku lagi, kenapa kau menangis?" tanya Shirohana.

"Karena.... aku tak ingin seseorang yang telah menjadi pahlawanku mendapatkan nasib buruk. Hana.... kau sangat baik... itulah kenapa aku mengikutimu untuk membalas budi saat saat kau menolongku. Jadi, apa pun yang terjadi tolong jangan berubah," jawab Aori.

Aori berhenti sejenak.

"Tapi, dilihat dari tampangmu saat ini sepertinya sudah lebih baik dan terlihat lebih 'hidup'," lanjut Aori.

Shirohana pun membulatkan matanya.

"Se'kaku' itukah aku yang dulu?" tanya Shirohana.

"Bahkan bicara dengan 'ibu'mu sendiri saja sudah seperti mayat hidup," kata Aori

Kenzo pun menjitak kepala Aori.

"Jagalah mulutmu burung beo!" teriak Kenzo.

"Sakit tau serigala hyper!" teriak Aori.

Aori pun mengelus kepalanya dan menghela nafas kesal. Shirohana hanya tertawa kecil melihat mereka.

"Sudahlah ayo kita jalan daripada hanya membuang waktu disini," kata Kouta.

Kouta pun menarik Shirohana.

"E-eh! Hei pelan pelan sedikit!" kata Shirohana.

"Diam! Aku tak tahan terus menunggu disini seperti patung," kata Kouta sambil mendengus kasar.

Shirohana juga mendengus jengkel.

"Iya serigala," ejek Shirohana.

"Ingat, aku suamimu kucing. Hormatlah sedikit," kata Kouta.

Shirohana pun mengerutkan dahinya.

"Kita belum menikah Kou," kata Shirohana.

"Tapi tunangan," balas Kouta.

"Tetap saja kau masih belum secara resmi menjadi suamiku, dan aku belum secara resmi menjadi istrimu," kata Shirohana yang semakin merasa jengkel.

"Jika 'belum' maka akan terjadi 'kan," balas Kouta.

Muka Shirohana pun memerah padam. Bercampur malu dan marah atau lebih tepatnya ngambek.

"Ya sudah," balas Shirohana yang membuang mukanya.

Kouta yang menyadarinya pun langsung tertawa. Lalu ia mengelus kepalanya.

"Iya iya maaf tadi aku salah ngomong dan kasar," bujuk Kouta.

Shirohana hanya menghela nafasnya dan mengangguk.

"Kau seharusnya jangan terlalu kasar sama kucing nanti digigit lo," kata Kenzo sambil cekikikan karena menurutnya tingkah mereka tadi sangat menggemaskan.

"Dan jangan terlalu kasar nanti tidak mau dielus lagi lo," kata Aori sambil cekikikan.

"Diamlah kalian!" kata Kouta dengan nada sedikit tinggi sehingga terkesan dingin.

"Aduh serigalanya ngamuk tuh," kata Kenzo sambil cekikikan.

"Diam atau akan kubunuh kau," balas Kouta dengan nada datar.

Shirohana yang merasa tidak enak dengan aura aura dingin Kouta dan aura aura jahilnya Kenzo pun langsung membuka suara.

"Sudahlah kalian. Kita lanjutkan perjalanannya, jangan bertengkar terus!" kata Shirohana.

Kouta dan Kenzo pun diam dengan aura dingin nan gelapnya Kouta dan senyum jahilnya Kenzo.

Shirohana dan Aori pun menghela nafas. Dan mengeluh.

"Dasar serigala hyper, masih saja usil," keluh Aori.

"Aku juga lelah dengan serigala panas baran ini," keluh Shirohana.

Dan mereka pun melanjutkan perjalanan kembali dengan tenang.

-To be continue-

The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang