Author POV
Kano berada di sekolahnya. Ibunya sedari tadi belum datang, sehingga ia mondar-mandir. Beberapa anak perempuan lewat dan cekikikan. Mereka mendekati Kano.
"Aiyaaa, anak yang tanpa ibu dan ayah untuk apa terus-terusan di sini o?" Salah satu dari anak itu terdengar sedang menyindir.
"Eeh? Bukankah itu berarti... ia sedang menunggu orang tuanya?"
"Hei! Mana mungkin! Dia bahkan tak memiliki orang tua!"
"Iya, hanya memiliki seorang pembantu murahan di rumahnya."
Kano mendengus dan ikut menyindir.
"Aiya, menyedihkan. Ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan orang-orang menyedihkan yang iri denganku. Saking irinya sampai tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyindir," ujar Kano.
"Apa maksudmu?" tanya salah satu anak itu.
"Oh? Menurutmu?" tanya Kano.
"Kau orang murahan! Tak punya orang tua! Yatim Piatu! Orang tuamu pastilah hamil di luar nikah! Jadi untuk menghindari fakta kau dibuang!"
"Jika orang tuaku adalah murahan. Maka ibumu yang termaksud selir pedagang kaya itu apa? Bukankah itu lebih murahan? Bahkan bisa disebut sampah jika kau membandingkannya dengan ibuku yang seorang jendral," ujar Kano.
Anak-anak itu berkedip-kedip. Shirohana telah melihat semuanya dari kejauhan. Ia mengangguk-angguk melihat anaknya yang tangguh dan pintar.
"Apa? Ibumu? Seorang jendral? Hahahaha anak seorang jendral kenapa harus tinggal di rumah warga sipil? Bukankah kau seharusnya berada di kerajaan dan menjadi seorang nona muda? Hahaha."
"Iya, dia sungguh menginginkan orang tua sampai-sampai dia bermimpi sebagai anak seorang jendral. Hahaha konyol."
Shirohana mendekati mereka. Mereka terkejut dan segera membungkuk memberi hormat.
"Jendral Shi BaiHua," ujar mereka.
"Kau tanya siapa orang tua dari Kano?" tanya Shirohana.
Mereka terkejut sebentar, lalu mengangguk.
"Aku adalah ibunya," jawab Hana.
Mereka semua terdiam sesaat. Lalu, mereka tertawa.
"Jendral Shi, jangan bercanda. Anak murahan ini adalah anak nakal yang tidak tahu diri. Ia pasti telah menjual tubuhnya kepada guru-guru kami sehingga mereka semua sangat menyukainya!"
Shirohana menampar wajah mereka satu per satu sampai mereka terjatuh dan ada bekas. Kau bayangkan tangan seorang jendral itu kuat, ia selalu mengangkat besi yang berat sebagai senjata. Bagaimana rasanya itu jika kau ditampar dengan tangan seperti itu?
Anak-anak itu bergetar.
"Je-jendral Shi?"
"Iya aku adalah Jendral Shi. Jika aku adalah Jendral Shi, apakah kalian berpikir bahwa setiap kataku bisa dianggap sebagai sebuah candaan?" Suaranya sangat rendah dan santai. Tapi, terdengar sangat dingin dan tersirat rasa ingin membunuh.
Mereka terdiam.
"Aku telah mendengarkan semua percakapan kalian. Kalian bilang orang tua Kano hamil di luar nikah? Aku adalah ibunya. Apakah kalian menyindirku hamil di luar nikah?" tanya Hana dengan nada rendah yang dingin.
"Ti-tidak! Kami tidak! Jendral Shi adalah seorang jendral kultivator terkuat di Tanah Waryu. Anda melindungi Kerajaan Sha, inti Tanah Waryu dengan kuat. Anda adalah sosok suci, tak mungkin mengalami hal seperti itu," jawab anak itu.
"Bagus jika kalian tahu itu. Tamparan ini adalah pelajaran untuk kalian yang masih suka membicarakan orang lain," jawab Hana.
Hana meninggalkan mereka sambil mengeprakkan lengan bajunya. Ia pergi bersama Kano.
Setelah sampai di rumah....
Di ruang tamu, Hana pun menginterogasi Kano.
"Sudah berapa lama mereka berbuat seperti itu?" tanya Hana.
Kano memutuskan untuk tetap diam. Ia memalingkan wajahnya dari Hana. Hana dengan paksa membalikkan wajahnya.
"Ibu tidak pernah mengira kau bisa berpura-pura seperti itu," ujar Hana.
Hana terdengar dingin. Tapi ia tidak membentak. Wajahnya dan nada rendahnya. Terlampau dingin. Di dalam hatinya, Kano bagaikan satu-satunya cahaya dalam kehidupannya. Meskipun ia tidak selalu berada di sampingnya, setidaknya ia juga harus bisa memberikannya lebih banyak perhatian.
Mau bagaimana pun, Kano adalah seorang anak kecil. Sedewasa apa pun sifatnya, semandiri apa pun dia. Dia pasti memiliki satu keinginan kekanak-kanakan.
Berada di samping ibu selamanya.
Setiap anak kecil, selalu memiliki keinginan seperti ini. Maka hal itu berlaku pada Kano juga. Sayangnya, keadaan memaksa mereka. Memaksa Kano untuk menjadi mandiri dan kurang perhatian.
"Jawab!"
"Su.... sudah lama," jawab Kano.
Hana terdiam. Sudah... lama? Dan kau masih tidak memberitahuku?!
"Kenapa...?"
Kano terkejut. Ibunya menangis lagi.
"Kenapa bahkan di saat seperti ini kau tidak pernah menberitahuku?!"
Hana mencengkram roknya. Hatinya terasa sakit melihat anaknya seperti ini.
"Kano... hanya tidak ingin membuat ibu repot," jawab Kano.
"KAU ADALAH ANAKKU! DARAH DAGINGKU! DALAM DIRIMU ADA AYAHMU DAN DIRIKU! DARAHMU MENGALIR DARAHKU DAN AYAHMU! APA YANG MEMBUATKU REPOT UNTUK MENGURUS DIRIMU?! APA?! JIKA KAU TIDAK KU LINDUNGI SIAPA YANG AKAN BERTANGGUNG JAWAB?! APAKAH ANAKKU YANG KU LAHIRKAN MEMANG DILAHIRKAN UNTUK DITINDAS?!"
Hana menarik napas panjang dengan tersenggal-senggal. Dadanya sesak. Melihat anaknya ditindas siapa yang tidak sakit hati. Ini baru sebagian kecil yang ia lihat. Bagaimana dengan sebagian besar? Bagaimana dengan seluruhnya? Pasti lebih parah dari ini.
Kano menunduk. Air mata mengalir dari kedua matanya.
"Ibu aku salah... aku salah."
Hana memeluk Kano dengan erat.
"Jangan sembunyikan... apa pun dariku lagi....."
Jangan pernah mencoba menjadi pahlawan.. seperti ayahmu lagi....
-to be continue-
![](https://img.wattpad.com/cover/132644187-288-k977411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...