Author POV
2 hari kemudian...
Hari mulai malam. Mereka pun beristirahat di sebuah padang rumput yang luas. Setelah sudah menyiapkan tenda, Kenzo dan Kouta berburu makanan, Aori dan Shirohana juga sedang menyiapkan api unggun.
2 jam kemudian, Kenzo dan Kouta pun telah kembali dengan membawa rusa dan babi hutan. Mereka pun memasak makanan. Setelah selesai makan, Aori dan Kenzo pun kembali beristirahat di tendanya masing masing.
Sedangkan Kouta dan Shirohana sedang duduk bersebelahan di padang rumput sambil melihat langit.
"Kouta, apakah kau pernah berharap pada bintang jatuh?" tanya Shirohana.
Kouta pun menengok Shirohana dengan tatapan datar.
"Aku pernah membuat harapan pada bintang jatuh saat aku masih kecil," jawab Kouta.
Shirohana pun menengok Kouta dan tersenyum.
"Kita sama," balas Shirohana.
"Tapi, sekarang aku sudah tidak percaya pada mitos itu, karena setiap kali aku membuat harapan pada bintang jatuh itu tidak akan terjadi, malah terjadi yang sebaliknya," lanjut Kouta.
Senyum Shirohana pun luntur. Dan kini ia menatap Kouta dengan tatapan sendu.
"Jadi aku sudah tidak mempunyai harapan lagi karena aku merasa itu percuma," lanjut Kouta.
"Kouta kau tidak harus seperti itu, setidaknya kita bisa berharap pada Tuhan. Karena hanya Dialah yang bisa membuat harapan kita terkabulkan asalkan harapan itu baik," balas Shirohana.
Shirohana pun tersenyum sedih.
"Aku juga pernah mengalami hal yang sama sepertimu. Tapi, meskipun begitu itu tidak akan membuatku runtuh untuk berharap, bahkan jika mereka memakai segala cara untuk membuatku ingin mundur," lanjut Shiro.
"Dan itulah caraku untuk terus bertahan hidup meskipun itu menyakitkan,"
Kouta pun mengubah ekspresi datarnya menjadi ekspresi senang. Ia merasa sudah lebih baik sekarang.
"Terima kasih karena sudah mau memotivasikan diriku," balas Kouta.
Lalu, ada banyak bintang yang berjatuhan.
"Kouta, lihat!" kata Shirohana sambil menunjuk langit.
Kouta pun melihat langit.
"Iya, sangat cantik," balas Kouta.
Aori dan Kenzo pun menemui Kouta dan Shirohana.
"Hei, kenapa kalian masih belum tidur?" tanya Aori.
"Iya, seharusnya kalian beristirahat lebih awal. Tenang saja, kita bisa menjaga sekeliling tenda kita dari monster," kata Kenzo
"Baiklah," jawab Shirohana yang disertai dengan senyuman.
"Kouta, kau juga sebaiknya pergi beristirahat," kata Shirohana.
Kouta pun mengangguk. Lalu, ia pun pergi menuju tendanya. Dan mereka pun beristirahat.
Aori dan Kenzo pun duduk bersampingan di padang rumput.
"Shirohana itu jika dipikir cukup polos dan naif. Tapi terkadang, ada saatnya dia bisa menjadi dewasa ya," kata Aori.
Mereka memang mengintip Shirohana dan Kouta di tenda mereka. Dan mereka telah mendengar semua percakapan Shirohana dan Kouta.
"Itu bukan karena arwahnya yang polos atau naif. Tapi, karena tubuh manusianya yang mempunyai otak yang polos dan naif," balas Kenzo.
Kenzo pun menghela nafasnya.
"Shirohana meskipun mempunyai sifat manusia yang polos dan naif. Arwahnya yang kita kenal, masihlah ada sifat dingin yang tersembunyi," lanjut Kenzo.
"Dan menurut ramalan pasti Shirohana tidak akan memiliki sifat polos dan naifnya itu lagi. Dan ia menjadi Shirohana yang kita kenal dulu, karena kehidupan dia yang akan datang,"
Aori pun sedih.
"Padahal aku sangat menyukai sifat polos dan naifnya ini. Ternyata dunia ini tidak begitu adil," kata Aori.
Aori pun bersandar di bahu Kenzo.
"Itulah mengapa Ratu Shin Yo atau Dewi Shuuji meminta kita untuk membawa dia pada kuilNYa karena Shirohana memang harus menjadi seperti yang dulu untuk menjadi PenggantiNYA di kerajaanNYA ," kata Kenzo.
"Tapi, Shirohanalah yang kasihan," kata Aori.
Aori pun memeluk Kenzo.
"Tapi, itulah kehidupannya," lanjut Aori.
Sedangkan di Kerajaan Dewi Shuuji...
Dewi Shuuji melihat aktivitas Shirohana melalui cermin ajaibnya. Dan Ia merasa sedikit sedih. Namun tatapanNYA tetap terlihat sangat dingin.
"Anak polos dan naif sepertinya harus kehilangan sifat polos dan naifnya itu memang sangat menyakitkan," kata Dewi Shuuji.
"Itulah mengapa aku merasa lebih baik Ia tidak lahir ke dunia itu,"
"Karena Ia akan menjadi sangat susah di kehidupannya,"
Dewi Shuuji pun melihat lukisan suaminya yang tergantung di dinding kerajaanNYA.
"Sama seperti Kita,"
"Maafkan Ibu, Shirohana,"
Dan kembali di tenda Shirohana...
Shirohana pun menggeliat tidak nyaman saat tidur. Ia berkeringatan dan selalu menggumam 'jangan'. Lalu, ia pun terbangun dengan kaget. Dan ia pun mengambil posisi duduk di ranjangnya.
Shirohana pun menghela nafasnya.
"Entah mengapa aku selalu bermimpi buruk," kata Shirohana.
"Apa maksud dari mimpi mimpi itu?" tanya Shirohana.
'Karena kehidupan ini tidak akan ada namanya keadilan yang kita kenal,'
Dan Kazue pun mengintip percakapan Aori dan Kenzo di balik semak semak.
"Nona memang sangat menyedihkan," gumam Kazue dengan tatapan sendu.
"Aku harap, aku bisa membantu Nona dalam menjalaninya," lanjut Kazue.
Kazue pun pergi meninggalkan padang rumput itu.
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...