Author POV
Keesokan harinya....
Pada saat pagi hari, Tsuki pun menemui kepala desa. Ia merundingkan kepala desa tentang Shirohana dan Kouta.
"Apakah kau yakin jika Ren tidak mengarang? Ren bisa saja jatuh cinta dengan Shirohana, makanya ia mengarang cerita untuk menyelamatkan Shirohana," kata kepala desa.
"Jika memang benar ia mengarang untuk apa ia mengarang jati dirinya?" balas Tsuki.
Kepala desa pun terdiam. Lalu, ia menghela nafas.
"Sepertinya kamu benar."
"Kamu harus menyadarkan desa ini bahwa ia bukanlah seorang yokai dan jati dirinya Ren ah! Maksudku Kouta," kata kepala desa.
Tsuki pun menganggukkan kepalanya. Lalu, ia pun keluar dari balai desa.
Di saat perjalanan, ia melihat ada perkumpulan wanita dan pria.
"Hei, aku rasa kepala desa sedang membicarakan si yokai."
"Benarkah?! Bagaimana kau tahu?"
"Aku tidak sengaja mendengarnya. Jadi, apa lagi ya ulah yokai itu?"
"Iya sejak ada dia desa kita muncul banyak masalah."
"Aku benci dia! Kenapa dia tidak musnah saja dari dunia ini."
"Kalian semua yang tidak tahu apa apa tentangnya lebih baik tidak usah mencemoohnya," potong Tsuki.
Perkumpulan orang orang itu pun melihat Tsuki. Tentu saja dengan tatapan heran.
"Apa maksudmu Tsuki?" tanya salah satu wanita.
Tsuki pun menjelaskan semuanya kepada mereka.
"Apakah kau yakin Ren ah maaf Kouta itu benar?"
"Aku yakin. Aku tahu bagaimana sifat Kouta. Ia tak pernah menjadi seorang pecundang, jujur, tegas, dan dingin," kata Tsuki.
"Ia selalu serius dengan perkataannya maka karena itu aku tidak mencurigainya saat ia berbicara."
Perkumpulan itu pun terdiam.
"Kalian pasti tahu kan bagaimana Kouta itu."
"Tapi, kita tidak tahu Shirohana."
Kouta pun muncul tanpa sepengetahuan mereka.
"Dan karena itu janganlah mudah percaya dengan perkataan orang lain," kata Kouta.
Perkumpulan itu pun terkejut dan melihat Kouta.
"Ah Kouta!"
"Aku tahu dengan jelas tentang Shirohana." Ia menampakkan wajah dingin dan datarnya.
"Dan jika kalian merasa mengetahui segalanya dengan sempurna tentang Shirohana. Lebih baik kalian diam," lanjut Kouta.
Perkumpulan itu menampakkan wajah takut. Karena ekspresi Kouta sedingin es dan keras. Aura aura penuh amarah serasa mengelilingi Kouta.
"Seharusnya Shirohana tidak perlu menolong kalian dari serangan Reiki kemarin, jika ia harus susah payah mengeluarkan kekuatan penuhnya hingga menampakkan sifat ke duanya."
Kouta pun meninggalkan tempat itu. Perkumpulan itu merasa sedikit bersalah dengan Shirohana. Terutama para wanita. Tsuki pun melihat mereka dengan tatapan kecewa.
"Aku sudah duga jika Kouta akan seperti ini," kata Tsuki.
Mereka pun melihat Tsuki.
"Apakah kalian akan tetap mencemooh wanita yang rela mengorbankan nyawanya untuk kalian?" tanya Tsuki.
"Tidak..."
Sedangkan di tempat Kouta...
Kouta kembali ke rumahnya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan membawa sebuah kecapi yang dibungkus dengan tas. Ia pun keluar dari kamarnya dengan kecapi yang berada di dalam tasnya di punggungnya, ia menuju ke ruang tamu. Shirohana yang kebetulan berada di ruang tamu itu melihatnya.
"Ren, mau kemana kau?" tanya Shiro.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat yang pas untuk memainkan kecapi. Kebetulan juga aku ingin mengajakmu jika kau ada." Ia tersenyum lembut kepada Shirohana.
"Oh baiklah aku ikut," kata Shirohana.
Dan mereka pergi ke sebuah tempat yang berada di dalam hutan yang sedikit jauh dari desa itu. Dimana tempat itu terdapat banyak pohon sakura dengan bunga yang berjatuhan. Kouta mengeluarkan kecapinya dari tasnya lalu duduk, Shirohana juga duduk di samping Kouta. Ia memetik kecapi itu sambil bersenandung. Shirohana hanya menikmati suara kecapinya beserta senandungannya sambil melihat Kouta.
"Hmmm Hmm Hmmmmmm~ Hmmmm Hmmm Hmmm~ HmmmmHmmm Hmhmhmmmmm~ Hmmmm Hmmm HmmmmHmmm~"
Saat senandungannya Kouta berhenti ia melihat Shirohana dengan tatapan lembut sambil memainkan kecapinya. Shirohana lagi lagi merasa bahwa ada sesuatu yang terasa sangat familiar.
'Tatapan itu seperti tatapan yang biasa Kouta padaku. Tatapan lembut dengan penuh kasih sayang. Seperti melihat sesuatu yang berharga baginya,' batin Shirohana berkata.
Lalu, lagu pun diakhiri dengan petikan terakhir kecapi itu. Dan mereka saling bertatapan.
"Hana."
"Hm?"
"Aku adalah Kouta."
Mata Shirohana melotot kaget.
"Ko-kouta?"
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...