Author POV
Setelah beberapa saat Shirohana sendirian di ruangan itu. Ren pun balik lagi ke rumahnya. Shirohana melihat Ren dengan bingung dan ia tidak sadar. Ia masih menangis. Dan Ren pun melihat Shirohana dengan panik.
"Ah maaf aku lupa kasih tahu adikku- Shirohana kenapa kau menangis?!" tanya Ren dengan panik
Shirohana pun sedikit terlonjat kaget. Lalu, ia pun menyentuh pelupuk matanya. Dan ia pun segera mengusap matanya.
"Ahh, tidak apa apa. Ini hanya kelilipan," kata Shirohana sambil tersenyum.
Lalu, seorang gadis kecil yang terlihat tomboy pun muncul dari sebuah lorongan yang ada di rumah itu sambil mengusap matanya. Dan wajahnya terlihat seperti orang yang baru bangun dari tidur.
"Kakak, disamping kakak itu siapa?" tanya gadis kecil itu.
"Oh Yura! Ini orang yang baru saja kakak selamatkan dari serangan yokai. Namanya Shirohana tolong jaga dia dengan baik ya," jawab Ren.
Gadis kecil itu menghela nafasnya.
"Kakak ini sudah seperti pahlawan saja. Semua orang kakak tolong, bahkan sampai keadaan paling berbahaya seperti serangan yokai tadi. Ingat akan keselamatan kak. Karena yang khawatir bukan cuma saya saja,kak," respon gadis itu.
Ren tersenyum sambil menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya. Ia pun mengelus kepala adiknya yang cerewet itu.
"Iya iya cerewet," balas Ren
Ren pun kembali ke pintu keluar dan sebelum ia benar benar keluar ia membalikkan badannya. Dan...
"Kakak pergi kerja dulu ya. Sampai jumpa lagi." Dia mengeluarkan senyum khasnya yang membuat Shirohana merona.
'Dia benar benar mirip dengan Kouta,' batin Shirohana berkata.
Lalu, Ren pun benar benar pergi. Yura pun melihat Shirohana dari atas kepala sampai ujung kaki.
"Kakak, baju kakak benar benar kotor. Sebentar ya, akan saya carikan baju yang bersih, cantik, dan pas untuk kakak," kata Yura.
Shirohana pun sedikit tidak enak hati. Dan bagaimana pun juga Shirohana tidak dapat menolaknya.
"Terima kasih banyak ya," kata Shirohana.
Dan Shirohana diarahkan Yura jalan menuju kamarnya. Dan Shirohana pun keluar dengan baju yang berwarna biru keputihan. Ia terlihat lebih cantik daripada awalnya. Bahkan Yura pun terkagum kagum dengan Shirohana.
"Kakak cantik!" kagum Yura.
Shirohana hanya merona dan tersenyum malu.
Sedangkan di tempat Kouta...
Hari telah sore. Waktu memang berjalan dengan cepat. Kouta berjalan menuju rumah bersama dengan Tsuki dan satu saudara perempuannya lagi, Akino. Dengan tawa dan senyum yang ceria, mereka membawa banyak uang yang disimpan ke dalam satu kantong yang digenggam oleh Ren. Namun, senyum itu luntur dari wajah mereka karena Kasumi datang menemui mereka dan dengan baik baik ia berbicara dengan mereka.
"Uhh... Ren, Kak Tsuki, dan kakak satu lagi. Sebenarnya aku tidak memiliki tujuan untuk pergi. Bisakah aku menetap di rumah kalian?" Ia menunduk.
Tsuki merasa tidak suka. Dan membuang mukanya. Sedangkan Akino merasa bahwa keadaan sedikit canggung. Maka ia membujuk Tsuki.
"Kakak. Bisakah dia tinggal di rumah kita? Lihat, seberapa kasihan dirinya," bujuk Akino.
"Tidak boleh," balas Tsuki.
"Kenapa kak?" tanya Akino.
Akino menaikkan sebelah alisnya. Merasa heran dengan kakaknya. Lalu ia menghela nafasnya. Ia tahu bahwa pasti orang itu membuat kesalahan dengannya.
"Jika memang ia melakukan kesalahan maafkanlah dia kak. Setidaknya berikanlah dia satu kesempatan lagi. Kita baru saja menemuinya kan?" bujuk Akino.
Tsuki berpikir lagi. Ia tidak yakin dengan Kasumi tapi memang benar apa yang dikatakan oleh adiknya barusan.
"Baiklah aku kasih kamu kesempatan lagi. Tapi, jika kamu macam macam dengan kita. Kau akan dikeluarkan dari rumah ini," jawab Tsuki.
"Benarkah! Baiklah aku berjanji kak! Makasih!" jawab Kasumi girang.
Dan pada akhirnya mereka pun pulang bersama.
Sesampainya di rumah...
Mereka masuk dan membersihkan diri, yang laki laki di kamar mandi khusus laki laki, yang perempuan khusus di kamar mandi perempuan. Kasumi diberikan baju bekas tapi belum sobek yang berwarna abu abu. dari Tsuki. Dan setelah mereka membersihkan diri. Kasumi pergi ke ruang tamu untuk menunggu perintah Tsuki dalam membagi tugasnya kepada Kasumi dan Shirohana di ruangan itu.
Lalu, tidak lama kemudian. Shirohana pun datang dengan bajunya yang baru dikasih tadi. Ia juga sudah membersihkan diri. Kasumi pun yang melihatnya terkagum kagum, namun juga merasa iri dengannya pada saat yang bersamaan. Dan Tsuki pun datang. Setelah beberapa jam mereka berdiskusi, Kasumi dan Shirohana pun masuk ke dalam kamar mereka yang telah di tentukan oleh Tsuki secara terpisah.
Kasumi POV
Aku berada di dalam ruangan yang telah dipilih olehnya. Si pemilik rumah yang menyebalkan yang bahkan tidak memandangku sebagai seorang miko. Ruangan jelek nan kusam ini benar benar tidak pantas untukku. Baju yang tidak berkelas ini juga sangatlah tidak pantas untukku. Terkadang aku tidak habis pikir kenapa ia seperti itu denganku? Aku dan Shirohana sama sama seorang miko. Dari Kuil Shinto yang sama, dan diajari oleh senior yang sama, Yuu-sama. Tapi, ia mendapatkan kasih sayang yang lebih. Baik itu Yuu- sama, maupun orang orang yang ada di sekitarnya disini.
"Aku membencinya," gumamku.
Sangat membencinya....
Aku mengepalkan tanganku dengan keras. Sampai sampai tanganku berdarah. Aku sangat membencinya.... aku iri dengannya.
"Baiklah, mungkin sekarang banyak yang menyayangimu Shiro,"
Iya, masih banyak yang menyayangimu.
"Jika aku ingin membuatmu tidak nyaman. Mudah saja...,"
Takkan kubiarkan kau hidup dengan nyaman...
Dewi Shuuja
- to be continue -
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...