Shirohana POV
Saat Tsuki menyuruhku untuk masuk ke dalam, aku pun segera masuk ke dalam dan ke ruang tamu. Tapi, karena suara Tsuki sangat kencang aku tahu apa yang dibicarakan oleh Ren dan Tsuki.
Tabib? Obat hilang ingatan? Hilang ingatan?
Dan kesimpulan yang ku dapatkan adalah bahwa Ren itu sebenarnya hilang ingatan.
Berarti, karena Kouta dan Ren sangat mirip. Jika memang benar, ia adalah Kouta!
Jika memang benar maka Kouta masih hidup. Aku rasa sepertinya masih ada harapan untukku. Meskipun .... aku merasa sedikit ragu.
Dan mereka pun masuk ke dalam. Lalu mereka mendekatiku.
"Aku akan menyiapkan teh untuk kalian, Shiro kau mau teh apa?" tanya Tsuki.
"Jika Teh Genmaicha bisa?" Jawab sekaligus tanyaku
"Aahh itu bisa saja." Ia tersenyum.
"Arigatou," balasku.
Dan sekarang tinggal aku dan Ren. Yang berada di ruangan ini. Kita bersampingan. Keadaan awalnya cukup canggung jadi sedikit santai. Dengan Ren membuka suara.
"Ah .... Shirohana. Apakah kita pernah bertemu dulu?" Dia memberikan tatapan serius padaku.
"Dulu?" tanyaku.
"Iya, aku seperti pernah melihatmu. Dan .... aku sering bermimpi seorang wanita yang mirip sekali denganmu," kata Ren.
Aku terdiam. Perasaanku campur aduk. Antara bingung, ragu, dan perasaan lainnya. Aku tak tahu mau menjawab apa. Dia memang terlalu mirip dengan Kouta. Tapi, siapa tahu jika itu hanya sebuah kemiripan? Ia bahkan tak mengenalku. Tapi, ia hilang ingatan. Haah kenapa masalah menjadi semakin rumit saja?
"Ini sangat susah untuk dijawab. Tapi, kau memang mirip dengan kekasihku. Dan kau bahkan tidak mengenalku awalnya. Jadi ... susah untuk dijawab," jawabku.
"Kekasihmu?" tanyanya balik.
"Iya, kekasihku menghilang entah kemana karena serangan yokai, tapi bukan saat kau menyelamatkanku. Serangan yokai di hari hari sebelumnya," lanjutku.
Dan aku mendengar tapak kaki Tsuki. Dan saat aku berbalik. Memang benar itu Tsuki dengan nampan teh yang barusan dibuatnya. Tapi, Kak Kasumi juga ada di sampingnya.
"Shiro, ku pikir ini adalah temanmu," kata Tsuki.
"Hai shiro." Dia menyapaku dengan tatapan datar.
Lalu ia pun melihat Ren dan ekspresi wajahnya berubah menjadi senang.
"Hai Ren~!" sapa dia dengan nada yang dibuat imut.
Ren pun hanya membalas dengan lambaian dan senyum paksa. Dan anehnya, kenapa ia sangat sensitif saat melihatku?
Aneh
Dan Kasumi menyuruhku untuk bergeser. Awalnya aku kira tidak apa apa. Tapi saat aku bergeser dan Kasumi duduk di samping Ren. Ren pun berdiri dan berjalan lalu duduk di sampingku. Dan Kasumi melihatku. Entah apakah hanya perasaanku saja ia terlihat marah kepadaku. Dan ia pun menghela nafasnya dan berusaha untuk tersenyum.
Aku pun melihat Tsuki. Dan Tsuki terlihat sedikit kesal dengan Kasumi. Dan ia pun menaruh nampan tehnya.
"Shiro, ini teh kamu," kata Tsuki.
"Ah iya makasih ya Kak Tsuki," balasku.
"Hei, tehku mana? Kenapa belum dibuat? Hei jangan salah aku adalah miko dari sebuah kuil shinto," kata Kasumi.
Lalu Tsuki pun menepuk meja itu keras keras dengan raut wajah yang marah.
"Dasar tidak sopan! Kau pikir karena kau adalah miko aku akan takut dan menjadi pembantumu! Bagiku kau bukanlah sosok miko!" bentak Tsuki.
Kasumi juga melakukan hal yang sama dengan Tsuki.
"Kau pikir aku takkan takut untuk mengutukmu?! Dasar orang tua yang menyebalkan!" bentak Kasumi.
"SIAPA YANG MENYEBALKAN?! DATANG DATANG SEPERTI SEORANG PUTRI!" bentak Tsuki.
Kasumi pun melihatku dengan tatapan benci. Lalu ia pergi. Aku terkejut dan bingung. Kenapa Kak Kasumi begitu berbeda? Ada apa dengannya?
Setelah Kak Kasumi keluar aku pun menghela nafasku. Dan melihat Kak Tsuki. Kak Tsuki masih terlihat marah dan menghela nafasnya. Lalu, ia melihatku dengan tatapan tak enak hati.
"Maaf atas tadi ya Shiro," kata Tsuki.
"Ahh tidak apa apa." Aku tersenyum tak enak hati juga.
"Aku mewakili Kak Kasumi untuk minta maaf ya atas perbuatannya tadi," kataku.
Tsuki pun terlihat bingung.
"Kenapa harus minta maaf? Toh, ia juga tak baik kepadamu," tanya Tsuki.
"Tapi, setidaknya dulu hanya ia dan kakakku yang satunya lagi yang baik kepadaku. Tapi, sejak penyerangan di Kuil Shinto kami ia berubah," jawab Shirohana.
Tsuki terdiam dan menghela nafasnya.
"Kau terlalu baik," balas Tsuki.
Aku tahu bahwa tindakanku sudah terlewat bodoh. Tapi, apa salahnya memberinya satu kesempatan lagi?
"Ah, aku harus pergi bekerja. Aku pergi dulu ya," kata Tsuki.
"Aku juga Shiro," kata Ren
Dan aku sendirian di ruangan ini.
Kouta....
Aku melihat keluar jendela yang ada di rumah itu.
Mencintaimu memang harus mengambil resiko yang cukup besar.
Aku menghela nafasku.
Resiko akan sendirian.
Air mataku menetes.
Resiko akan kesakitan..
Aku mengusap mataku.
Resiko ditinggalkan...
Resiko dilupakan...
Namun, karena kenanganku denganmu....
Aku tetap mencintaimu.
Aku tersenyum dan air mataku menetes lebih deras. Tapi aku tidak sesegukan.
Aku merindukanmu...
Dan ruangan itu hening dengan mengalirnya air mataku....
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...