Ren POV
Sudah cukup lama aku memandangi langit langit kamarku dan aku baru teringat satu hal. Astaga....
Bagaimana aku bisa lupa meminta obat untuk menyembuhkan amnesiaku pada tabib itu? Kan sudah satu tahun.
Aku menepuk keningku. Dan bergegas pergi keluar.
"Eh? Ren mau kemana kau?" tanya Kak Tsuki.
"Ada urusan yang harus aku urus, maaf Kak Tsuki untuk saat ini aku tidak bisa menyambut tamu," jawabku.
Dan aku pun keluar dari rumah dan bergegas pergi ke rumah tabib itu. Saat sampai...
"Halo permisi," kataku.
"Ah Ren! Ada apa kemari?" tanya tabib itu.
"Itu.... saya ingin mengambil obat amnesia saya. Maaf saya kelupaan untuk mengambilnya," jawabku sambil tersenyum cangggung.
"Oh iya, ya sudah tak apa, saya tahu kamu banyak urusan," kata tabib itu.
Lalu, tabib itu membongkar lemari lemari untuk menyimpan obatnya. Dan akhirnya ia menemukannya.
"Ini Ren obatnya,"
"Ah terima kasih,"
"Oh ya Ren, aku ingin memberitahumu sesuatu tentang obat ini,"
"Iya apa itu?"
"Saat kau minum obat ini memang akan terasa sakit. Tapi, setelah sakit itu lewat kau telah sembuh. Obat ini berefek cepat jadi setelah meminumnya kau tak perlu meminumnya lagi," kata tabib itu.
"Baiklah, oh ya bayarannya berapa?" balasku.
"Ah tak usah Tsuki sudah membayarnya sejak awal,"
Aku mengangguk dan bergegas untuk pulang ke rumah. Dan saat aku sampai di rumah tidak ada siapa siapa lagi selain Dewa dan Dewi yang barusan menyelamatkanku dari serangan Dewi yang ingin menghukumku.
Dewa dan Dewi itu melihatku dan aku hanya menganggukkan kepalaku sambil tersenyum. Dewa dan Dewi itu juga melakukan hal yang sama. Dan aku pun bergegas masuk ke kamar.
Di kamar aku melihat obat itu sambil duduk di kursi. Obat itu hanyalah sebutir biji hitam. Dan aku pun mengeluarkan kantung untuk menyimpan airku. Aku pun meminumnya. Awalnya memang tidak terasa apa apa. Tapi, semakin lama kepalaku semakin sakit.
"Kgh!"
Kepalaku terasa sangat sakit. Otakku serasa ditusuk tusuk dengan jarum.
"Aaaahhhh!"
Perlahan lahan ingatanku muncul.
"GAAAH!"
"Aku tidak baik,"
"Tidak! Aku yakin kau adalah orang terbaik bagiku. Ah bukan bagi semua orang,"
"Mengapa kau tetap ingin menerima makhluk lain bahkan jika mereka adalah siluman?"
"Karena tidak peduli siapa jati dirimu sebenarnya, wujudmu yang sebenarnya, asalkan kau memiliki sikap perikemanusiaan, kau adalah manusia,"
"Karena manusia yang sebenarnya tidak terletak dari bagaimana kau lahir, seperti apa wujudmu. Jika seseorang memiliki tubuh manusia tapi perilakunya buruk. Maka, ia tidak ada bedanya dengan hewan, hantu, ataupun siluman,"
"Setelah perjalanan ke Kuil Dewi Shuuji aku ingin kembali ke sini bersamamu saat musim gugur,"
"Boleh,"
"Janji ya!"
"Aku mencintaimu,"
Dan Ren memuntahkan darah. Ia telah mengingat semuanya.
"Aku....,"
"Kouta Ryota,"
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...