Train Her

31 2 0
                                    

Shirohana POV

Aku terkejut dengan pernyataan Ren bahwa ia adalah Kouta. Air mataku mengalir dan aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Siapa yang tidak senang jika orang yang sangat berharga bagi kau dan sangat kau cintai itu ternyata sudah berada di depanmu untuk saat ini, dengan keadaan yang normal.

Aku pun memeluk Kouta dengan erat. Rinduku sudah menghilang. Kesedihanku perlahan lahan menghilang. Aku merasa bahwa Kouta mengelus punggungku.

"Kau kembali," ucapku dengan suara pelan.

"Iya," jawabnya.

"Aku telah kembali."

Lalu, kita pun kembali ke rumah.

"Nona! Aku telah membuatkanmu sup kesukaanmu, sup ayam," kata Kazue.

"Waah terima kasih Kazue." Aku tersenyum. Lalu, aku pun memakan sup tersebut.

"Bagaimana nona?" tanya Kazue.

"Enak," jawabku.

"Tuan Kouta?" tanya Kazue.

Fakta bahwa Ren adalah Kouta telah tersebar luas hari itu juga. Dan Kazue telah mendengar berita tersebut. Jadi, ia tahu bahwa pria dihadapannya ini adalah Kouta.

"Enak juga," jawab Kouta.

Kouta tersenyum kecil. Lalu, setelah supnya telah habis Shirohana menyadari bahwa Aori dan Kenzo tidak menjaga rumah ini.

"Kazue, dimana Aori dan Kenzo?" tanya Kazue.

"Ah tadi Aori dan Kenzo bilang bahwa mereka sedang ada urusan di tempat lain dan akan segera kembali. Makanya, mereka menyuruhku untuk menjaga rumah ini," jawab Kazue.

"Ohh...," respon Shirohana.

Sedangkan di Kerajaan Dewi Shuuji....

Aori dan Kenzo menuju ke aula Kerajaan Dewi Shuuji. Lalu, mereka pun memberi hormat kepada Dewi Shuuji yang duduk di kursi naga yang berada di depan mereka.

"Hamba memberi hormat pada Ratu Shin Yo," ucap Aori sambil berlutut menyatukan kedua tangannya yang berada di depan badannya yang sedikit membungkuk.

Dan Kenzo juga mengucapkan dan melakukan hal yang sama dengan Aori.

"Bangunlah," balas Dewi Shuuji.

"Terima kasih Ratu Shin Yo."

Dan mereka pun berdiri.

"Bagaimana dengan perkembangan Kouta?" tanya Dewi Shuuji.

"Kekuatannya sudah pulih. Dan sudah bisa digunakan dengan baik," jawab Aori.

Kekuatan Kouta meskipun segelnya sudah dilepaskan oleh Shirohana, tapi kekuatannya masih belum pulih seutuhnya. Itulah mengapa ilmu yang digunakan Kouta untuk melindungi Shirohana masih rendah. Dan untuk memulihkannya kembali Kouta harus banyak berlatih menggunakan jurusnya. Dan Kouta telah berlatih tanpa ia sadari seperti menggunakan jurusnya untuk mengusir hantu di Desa InJu.

"Baguslah. Tapi, bagaimana dengan Shirohana?" tanya Dewi Shuuji.

Aori terkejut dan segera berlutut. Menyatukan kedua tangannya yang berada di depan tubuhnya sambil menundukkan kepalanya.

"Maafkan hamba Yang Mulia. Hamba masih belum terlalu serius melatihnya. Jadi, daya spiritual Putri Shuuja masih rendah," jawab Aori.

Catatan: Karena Dewi Shuuji masih memimpin kerajaan maka Shirohana masih dalam gelar 'Putri'. Kenapa Aori tidak memanggil Shirohana Putri Shuuja? Karena Shirohana masih seorang manusia jadi tak apa jika tidak memanggil Shirohana sebagai Putri Shuuja. Tapi, ia harus memanggilnya Putri Shuuja jika di hadapan Dewi Shuuji. Dan kenapa selama ini Shirohana dipanggil Ratu Shuuja di chapter sebelumnya? Untuk bagian Who Am I? Ungkapan Ratu Shuuja itu memiliki maksud sindiran dan untuk bagian Goddess Of Shuuja karena Yuu-sama hanya dapat meramal masa depan ia hanya tahu bahwa Shirohana akan menjadi Ratu Shuuja. Ia tak terlalu bisa melihat masa lalu sebenarnya. Jadi, Yuu-sama tidak terlalu jelas tentang indentitas Putri Shuuja milik Shirohana.

Dewi Shuuji hanya menghela nafasnya. Disertai dengan ekspresi dingin dicampur marah.

"Tak apa. Kelak kau harus melatihnya dengan keras. Shirohana harus memiliki daya spiritual yang tinggi untuk memimpin kerajaan," kata Dewi Shuuji.

"Baiklah Yang Mulia."

"Baliklah pada Shirohana," kata Dewi Shuuji.

Aori dan Kenzo memberi hormat lagi pada Dewi Shuuji. Dan dengan ilmu mereka, mereka langsung menghilang. Lalu, seorang pelayan tua mendekati Dewi Shuuji dengan nampan yang menampung teko dan cangkir teh.

"Yang Mulia, anda terlihat lelah dan marah. Apa yang terjadi?" tanya pelayan itu.

"Masalah kerajaan."

"Ini, minumlah teh Oelong ini."

"Terima kasih," jawab Dewi Shuuji.

Dewi Shuuji lalu meminum teh Oelong itu. Dan meletakkan cangkir teh itu ke nampan.

"Aori, ia melakukan kesalahan sebanyak dua kali," kata Dewi Shuuji.

Pelayan itu terkejut.

"Yang Mulia, Dewi Aori tidak pernah melakukan kesalahan setiap kali ia menjalankan perintah Anda. Ini benar benar sebuah hal yang langka," respon pelayan itu.

"Aku tahu jika ia sangat sayang dengan Shirohana. Ia tidak tega melihat Shirohana kesusahan dalam mempelajari ilmuku. Hampir seperti saudari kandung. Tapi ini keterlaluan."

"Mohon tenanglah Yang Mulia. Ampunilah kesalahan Dewi Aori, berikanlah ia satu kesempatan lagi."

"Jika kali ini ia melanggar perintahku, akan ku cambuk dengan Ouyangku."

Pelayan tersebut bergidik ngeri. Cambukan Ouyang itu digunakan untuk para hantu yang memberontak. Jika dikenakan pada seorang Dewa atau Dewi. Maka itu akan mengurangi kekuatan spiritual mereka.

Dan mereka pun terdiam. Dewi Shuuji lanjut mengurus urusan kerajaannya.

-to be continue-

The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang