Attack

34 0 0
                                    

Author POV

Sudah hampir satu bulan Shirohana dan Kasumi tinggal di Desa InJu. Shirohana terkenal dengan kesaktiannya dan kebaikan hatinya. Sifatnya yang sedikit polos itu membuat semua pria terpikat dengan dirinya. Ia memang tidak terlalu baik dengan penampilan karena kulit putih dan rambut putihnya. Tetapi, ia tetap terlihat cantik dengan segala perbuatannya, seperti kata pepatah 'lihatlah seorang wanita dari dalam, jangan dari luar'. Itulah Shirohana. Suka membantu, terutama jika Ren sedang menyerang yokai dengan senjatanya. Itulah mengapa ia terkenal dengan kesaktian dan kebaikan hatinya.

Sedangkan para wanita (kecuali Keluarga Ren) di desa itu rata rata iri dengannya, lebih lebih lagi jika ia dekat dengan Ren. Pria yang paling diidam idamkan para wanita di desa itu. Sesekali mereka menyindir Shirohana di depan mukanya. Tetapi, tidak digubris sedikit pun. Makanya, terkadang Shirohana selalu dinasehati Tsuki untuk membela dirinya sekali kali. Shirohana memang orang yang pendiam, tapi suka membantu. Ia tidak banyak berbicara. Jujur saja, jika diingat ingat Shirohana memang menjadi lebih pendiam daripada yang dulu.

Dan Kasumi, tentu saja ia hanya bergaul dengan kaum wanita kecuali Keluarga Ren. Untuk menggosip yang tidak tidak tentang Shirohana. Setidaknya... seperti...

"Shirohana itu suka menggoda laki laki. Bahkan di kuil Shinto milikku saja banyak laki laki yang menyukainya. Terutama ketua Kanuushi kami yang sudah tua,"

"Juga ia pandai bersandiwara. Supaya para lelaki ingin membantunya. Berhati hatilah dengannya. Dia seperti siluman rubah,"

Yaah kira kira seperti itulah Kasumi.

Pada pagi hari saat Desa InJu masih tidak ada orang yang berlalu lalang dan matahari belum terbit. Kasumi pergi dari desa itu dan mengunjungi sebuah goa yang letaknya tidak terlalu jauh dari desa. Saat di depan goa itu terdengarlah sebuah tawa yang menyeramkan dan banyak teriakan teriakan yang menakutkan. Goa itu juga memiliki hawa hitam. Kasumi pun masuk ke goa itu.

Setelah masuk ke goa itu. Terdapatlah seorang wanita dengan baju ungu. Dan terdapat banyak hantu yang mengelilinginya.

"Kakak," panggil Kasumi.

"Hahaha... Kasumi.... apakah kau sudah menghasut gadis gadis di desa itu?" tanya wanita itu.

Sejak Kasumi merasa iri dengan Shirohana, ia memang sudah melakukan kerja sama dengan wanita itu untuk menghancurkan Shirohana. Ia telah melepaskan harga diri mikonya dan masuk ke dalam aliran hitam. Ia menyembah para hantu. Dan mempelajari ilmu gelap semuanya demi menghancurkan Shirohana.

Kasumi tertawa dengan suara yang mengerikan dan menjawab.

"Hihihihi... sudah kakak," jawab Kasumi.

"Hahahaha... bagus.... sekarang saatnya kita buat kekacauan di desa itu dan membuat kehidupan Shirohana menjadi tidak tenang," respon wanita itu.

Dan mereka pun membahas rencana mereka. Dan Kasumi balik ke desa itu sebelum matahari telah menampakkan dirinya. Dan ia melakukan aktivitas seperti orang biasa.

Ren dan Shirohana pergi ke bukit gunung mencari kayu bakar untuk persediaan sarapan mereka, dengan masing masing satu keranjang yang digendong oleh mereka di punggung mereka. Setelah menemukan banyak kayu bakar, mereka mulai mengumpulkan kayu bakar.

Setelah selesai, mereka balik ke desa itu. Dan mulai memasak sarapan dan mereka beserta Kasumi pun mulai sarapan. Begitulah aktivitas mereka setiap hari.

Selesai sarapan mereka di berikan waktu untuk jalan jalan sebentar di desa itu. Dan Ren dengan Shirohana pergi keliling desa. Keadaan cukup canggung bagi mereka. Meskipun mereka sudah sering bertemu hampir satu bulan, tetap saja canggung tetap canggung. Keadaan ini selalu ada di saat mereka sedang dekat.

Ren melihat Shirohana yang tetap terdiam dengan wajah yang tidak ada senyum. Mungkin inilah alasan mengapa keadaan menjadi canggung.

"Shiro," panggil Ren.

Shirohana menghadap Ren yang ada di sampingnya dengan mendongakkan kepalanya. Ren memang sudah bertambah tinggi awalnya mereka sejajar tapi kini berbeda. Ia sudah tumbuh terlalu tinggi sampai sampai leher Shirohana pegal pegal.

"Ada apa?" tanya Shirohana.

Lagi lagi Ren sedikit merona badannya bergetar. Ia gemas dengan tinggi Shirohana. Jika saja mereka adalah kekasih sudah pasti ia peluk Shirohana sekarang juga.

"Tidak... tidak jadi," balas Ren.

Shirohana terdiam dan menghadap ke depan. Jujur saja, leher dia sudah pegal sekali melihat Ren.

Dan... saat mereka berjalan jalan ada seekor Yokai Reiki. Ia mengganggu ketenangan desa itu. Banyak orang yang berlarian ketakutan. Teriakan demi teriakan, darah demi darah, dan serangan demi serangan. Shirohana dan Ren berlari ke arah teriakan itu dan Reiki dengan mereka saling bertatap mata. Reiki mulai menyerang mereka. Dengan aura dendam... aura kegelapan.....

"Graaaaaaa!"

Reiki itu mulai berusaha menggenggam Shirohana. Shirohana menghindar, lalu Reiki melihat Ren. Ia mengeluarkan cakarnya dan menyerang Ren dengan cakarnya itu. Ren mengeluarkan pedangnya dan memotong tangan Reiki itu dengan tatapan dingin.

"GRAAAAA!"

Reiki itu mulai menyerang dengan tangan satunya. Kouta bergulat dengan tangan Reiki itu. Tangan kirinya menahan tangan Reiki itu dan tangan kanannya memukul tangan Reiki itu. Ren melompat ke arah kepala Reiki itu dan menendangnya. Reiki itu terjatuh. Ren berusaha menusuk leher Reiki itu dengan pedangnya tetapi, sayangnya ia terbanting ke pohon karena Reiki itu memukul Ren dengan tangannya yang tersisa.

Dan Shirohana.... matanya berubah menjadi kuning.

"DONO YO NI ANATA O AETE!" teriak Shirohana.

Reiki itu melihat Shirohana. Takut. Itulah yang dirasakan oleh Reiki itu. Tatapan Shirohana dingin. Tiada senyum.

Ia membaca mantra.

"Kare wa yuju kawa kara hakken sa reta,"

"Kare wa watashi no furu bukidesu,"

"Watashi wa Shirohana,"

"Watashi wa sore o yobidasu,"

"Yattekiru,"

"YAKUZEN!"

Dan muncullah sebuah cabuk di tangan Shirohana. Dengan tatapan kelam. Ia mencabuk Reiki.

Satu.....

CAK!

"GRAAAAA,"

DUA.....

Cak!

"GRAAAAA,"

Ia terus mencabuknya sampai sampai Reiki itu kehabisan nyawa. Dan perlahan menghilang bagaikan debu.

Dan mata Shirohana berubah menjadi biru kembali. Dan... ia pingsan.

"Hana," panggil Ren.

Dan....

-to be continue-

The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang