Author POV
Saat Shirohana mendarat, Aori dan Kenzo memuji Shirohana. Shirohana pun sedikit tersipu malu.
"Baiklah, sekarang kami akan melatihmu cara berpedang," kata Aori.
Aori memperlihatkan cara berpedangnya kepada Shirohana terlebih dahulu. Setelah selesai, Dengan ilmu sihirnya, Aori pun memberikan Shirohana sebuah pedang. Setelah itu, ia menyuruh Shirohana untuk mengikuti kemampuan berpedangnya.
"Salah! Tanganmu kurang kuat untuk memegang pedangnya. Seperti ini!" teriak Aori.
Shirohana memegang pedangnya dengan kuat, tapi kali ini tangannya kurang lurus.
"Luruskan tanganmu!"
Shirohana meluruskan tangannya.
"Kakimu harus terbuka!"
Kaki Shirohana pun dibuka lebih lebar.
"Ingat untuk memegang pedang dengan benar, kau harus memperhatikan tubuhmu. Jika tidak, maka kau takkan bisa melawan musuh dengan baik," kata Aori.
Shirohana menganggukkan kepalanya. Dan kini giliran Kenzo yang melatihnya. Dengan ilmunya Kenzo menciptakan sebuah boneka jerami yang memegang sebuah pedang kayu. Dan Kenzo pun mengendalikan boneka itu. Boneka itu dengan cepat berusaha menebas leher Shirohana, tetapi dengan sigap Shirohana menahan pedang kayu itu dengan pedangnya.
Shirohana pun menendang pedang kayu itu sehingga pedang kayu itu sedikit terpental tapi tak lepas dari tangan boneka itu. Shirohana berusaha menusuk perut boneka itu. Tapi, pedang kayu itu membuat gerakan melilit pada pedang Shirohana. Tapi, Shirohana mengikuti arah gerak lilitan itu dan alhasil pedang kayu itulah yang terpental ke atas saat Shirohana mengangkatnya ke atas dan terjatuh di tanah.
Kenzo tersenyum. Ia senang dengan Shirohana yang cukup lihai dalam berpedang. Boneka beserta pedang itu menghilang. Shirohana terkejut.
"Ini belum berakhir," kata Kenzo.
Shirohana segera berbalik dan boneka itu sudah berada di belakangnya, berusaha untuk menebasnya. Dengan cepat Shirohana menahannya lagi lalu Shirohana mendorong boneka itu dengan pedangnya ke belakang. Hingga boneka itu menabrak pohon. Shirohana melilit pedang kayu itu dengan pedangnya dan menjatuhkan pedang kayu itu lagi dan dengan cekatan penuh ia menusuk perut boneka itu.
"Kau sepertinya sudah cukup mengerti dalam berpedang. Siapa yang mengajarimu?" tanya Kenzo.
"Ia pasti telah sering melihat Kouta berpedang. Jadi, ia mengerti," komentar Aori.
"Apakah itu benar Shiro?" tanya Kenzo.
Shirohana dengan malu malu menganggukkan kepalanya. Kenzo terkekeh pelan.
"Dasar dua burung merpati. Kalian benar benar berjodoh," ejek Kenzo.
Wajah Shirohana merah padam.
"Sudahlah Kenzo jangan menggodanya," kata Aori.
Kenzo terkekeh.
"Baiklah, karena kau sudah cukup untuk menguasai ilmu pedang. Maka, aku takkan terlalu menekankanmu pada ilmu pedang. Palingan hanya mengulang saja," kata Kenzo.
"Matahari sudah terbit," kata Aori.
Mereka melihat langit yang cerah itu. Embun pagi hari yang segar terhirup. Angin pagi yang sepoi sepoi menepar wajah mereka, menggoyangkan rambut mereka. Sungguh suasana pagi yang tenang.
"Sebaiknya kita berhenti latihan dan jalankan aktivitas sehari hari," lanjut Aori.
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...