Author POV
Sudah cukup lama Shirohana tidak bangun juga. Semenjak kejadian tadi, Ren jadi lebih penasaran dengan Shirohana. Ia duduk di samping ranjangnya yang ditiduri oleh Shirohana. Sejak tadi ia menatap wajah Shirohana yang tidak sadarkan diri di ranjangnya. Ada banyak pertanyaan dalam benaknya. Dan itu membuatnya pusing.
Ia mengingat-ingat kejadian dimana Shirohana menggunakan Bahasa Jepang yang lebih kuno dari zamannya (anggap saja lebih kuno dari zaman Jepang yang masih memakai baju tradisional). Dan mengeluarkan cambuk yang muncul entah darimana setelah ia selesai membacakan mantranya. Dan warna mata beserta ekspresi yang benar benar berbeda dari Shirohana yang ia kenal sekarang.
Dan kepalanya sakit, terasa sangat sakit. Lebih sakit dari jarum yang menusuk nusuk di kepalanya. Lebih sakit dari benturan batu yang mengenai kepalanya. Matanya melotot ke kiri dan kanan. Badannya bergetar dan kedua tangannya mengapit kepalanya menahan rasa sakit itu, ia menunduk. Beberapa gambaran muncul dari kepalanya. Dimana ada beberapa yokai yang mengejar ia dan Shirohana. Ia yang berusaha melindungi Shirohana dari semburan racun yokai itu. Shirohana yang mengeluarkan teknik bela diri yang misterius. Warna mata Shirohana yang berubah saat menyerang yokai itu. Dan sebuah teriakan.
"Kouta!"
Dan gambaran itu berhenti sampai disitu. Dan pada saat bersamaan kepalanya sudah tidak sakit. Ia berkeringat dingin dan nafasnya terengah engah. Lalu, Shirohana bangun.
"Ren?" panggil Shirohana dengan nada kebingungan.
Ren menggubris panggilan Shirohana. Ia menghadap Shirohana.
"Ah apa kau baik baik saja?" tanya Ren.
Shirohana mengangguk. Dan ia menatap Ren dengan tatapan bingung.
"Tadi .... kenapa nafasmu terengah engah? dan kelihatannya kamu sedang kesakitan," tanya Shirohana.
"Ah...,"
Ren terkekeh sambil menggaruk kepala belakangnya.
"Tidak ada apa apa kok," jawab Ren.
Shirohana menaikkan sebelah alisnya.
"Kau ... tidak sedang berbohong kan?" tanya Shirohana.
Ren terdiam. Lalu, Tsuki pun memasuki ruangan Ren.
"Oh, Shiro. Kau sudah siuman, apa kau baik baik saja?" tanya Tsuki.
Shirohana mengangguk dan tersenyum.
"Baguslah," respon Tsuki.
Tsuki pun membisiki Ren sesuatu. Ren mengangguk. Lalu, ia ikut Tsuki keluar.
Saat di luar...
"Ren, apa kau yakin ia bukan yokai?" tanya Tsuki.
"Aku yakin sekali. Jika ia yokai, kenapa ia membantu manusia?" balas Ren.
"Tapi, yokai bisa saja berpura pura baik dan nanti akan membuat kekacauan di desa ini," kata Tsuki.
"Bahkan kepala desa saja sudah meragukan dirinya," kata Akino.
"Ia adalah yokai," kata Kasumi.
Semuanya pun mengalihkan pandangannya ke Kasumi.
"Hei, jangan berbicara sembarangan kau," kata Ren.
"Heh. Kau tahu apa tentnag Shirohana? Aku sudah lama bersamanya. Dan ketua kanuushiku bilang bahwa dia itu yokai. Entah memakai sihir apa ia membuat ketua kanuushiku jatuh cinta padanya dan pada akhirnya ia memanggil para yokai untuk menyerang kuil Shintoku. Dan membunuh ketua kanuushiku dan berpura pura bahwa ia jadi korban, makanya aku tidak suka dengannya," jawab Kasumi.
Mereka terdiam. Lalu, tidak lama kemudian Tsuki bersuara.
"Apa perkataanmu ini bisa dipercaya?" tanya Tsuki.
Kasumi menghela nafasnya.
"Jika kamu tidak percaya, lihat saja. Jika ia benar benar membuat kekacauan, kita baru tahu," kata Kasumi.
Kasumi pun berbalik dengan senyum menyeringainya. Ren tidak mempercayainya. Ia percaya bahwa Shirohana bukan orang seperti itu. Dari awal ia melihat Kasumi ia tahu Kasumi bukan orang baik. Tapi, karena serangan yokai itu ia merasa harus menolongnya entah apa yang ia pikirkan. Tapi, di satu sisi ia juga ragu. Ia ragu ia salah. Ia ragu jika Shirohana bukanlah manusia yang baik, melainkan bermuka dua.
Ren pun masuk ke dalam ruangannya. Kasumi melihat Ren senang. Senang karena ia berpikir ia berhasil membuat Ren ragu dengan Shirohana.
'Kali ini siapakah yang akan kau percayai Ren?' batin Kasumi berkata.
Di dalam ruangan...
"Ren, ada apa di luar? Aku merasa terpanggil tadi," tanya Shirohana.
Ia mendengar namanya diungkit tapi ia tidak mendengar isi topiknya dengan jelas karena Rumah Ren benar benar sedikit kedap suara.
"Ah... tidak ada apa apa. Kita cuma khawatir dengan keadaanmu dan aku hanya menenangkan mereka saja," jawab Ren.
Shirohana tersenyum lembut.
"Terima kasih," balas Shiro.
"Aku ingin mencari udara segar dulu ya," kata Ren.
"Iya," balas Shirohana.
Dan Ren pun keluar dari rumahnya. Dan ia ke pohon yang berada di pusat desa. Lalu, ia pun memanjat ke atas pohon itu.
Di atas pohon...
Ren sedang bersandar di batang pohon yang besar sambil merenung.
'Dan ketua kanuushiku bilang bahwa dia itu yokai. Entah memakai sihir apa ia membuat ketua kanuushiku jatuh cinta padanya dan pada akhirnya ia memanggil para yokai untuk menyerang kuil Shintoku. Dan membunuh ketua kanuushiku dan berpura pura bahwa ia jadi korban,"
Mukanya bertambah serius. Aura kelam pun muncul.
"Makanya aku tidak suka dengannya,"
Ren menghela nafasnya.
'Siapa kau sebenarnya Shirohana?' batin Ren berkata
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Shirohana [FRS-1] ✅
FantasyFantasy Romance Series- 1 Shirohana hanya seorang gadis malang yang tak diinginkan oleh masyarakat di tempat tinggalnya. Namun, nasibnya berubah ketika bertemu dengan Dewi Aori dan Dewa Kenzo. Segala hal mistis terjadi. Shirohana tidak mengerti deng...