TAMBAHKAN READING LIST KALAU KALIAN SUKA CERITANYA Hehehe
***
Pagi ini cuaca lumayan cerah, matahari mulai menampakan sinar dan menyelinap ke kaca jendela yang terbentang lebar di setiap kelas.
Alma baru masuk ke dalam kelas 12.1 yang berada di lantai dua. Gadis itu pun duduk di jajaran paling depan baris ke tiga.
"Alma," panggil seseorang di belakang Alma.
Suara itu sudah tidak asing lagi bagi Alma, itu suara sahabatnya. Alma segera membalikkan tubuh ke belakang. "Iya Rei, kenapa?"
Reina, cewek itu nyengir tanpa dosa, membuat Alma bingung sendiri. "Lo udah kerjain tugas sekolah, 'kan?" tebak Reina bertanya.
Alma mengangguk. Dan ia mengerti maksud dibalik perkataan Reina barusan. "Kamu mau nyontek?"
"I-iya, gue liat yass ... please." Reina memohon pada Alma.
Alma tersenyum sambil geleng-geleng kepala. kemudian segera mengambil buku di dalam tasnya. "Nih." Alma memberikan buku pelajaran pada Reina.
"Makasih." Reina tersenyum senang. "Lo itu emang sahabat paling baik, Al," lanjutnya. "Nanti istirahat gue kasih traktiran deh."
"Tap-"
"Udah jangan tapi-tapian pokonya lo harus mau dan jangan nolak titik gak pake koma!"
"Reina aku ikhlas kok ngasih contekan sama kamu dan aku gak butuh imbalannya," jelas Alma.
Reina memutar kedua bola matanya. "Gue tau itu. Tapi lo harus tetep terima traktiran dari gue," paksa Reina.
"Tapi Rei, Aku tetep gak mau." Alma mengelak.
"Pokonya lo harus tetep mau."
"Enggak. Aku enggak mau."
"Pokonya harus."
"Enggak."
"Harus."
"Enggak mau ih."
"Pokonya gue tetep maksa!"
Dan perdebatan mereka berakhir setelah kedatangan Bu Indah guru terbaik dan tercantik di sekolah ini. Tapi jangan heran kalo sudah marah, minta ampun galaknya melebih guru-guru lain.
"Pagi semuanya," sapa Bu Indah.
"Pagi juga bu," jawab Semua murid dengan kompak.
"Hari ini ada tugas, kan? Segera kumpulkan ke depan," perintah Bu Indah.
Reina berdiri lalu berkata pada Bu Indah, "Bu saya belum mengerjakan." Lagi-lagi cewek itu nyengir tanpa dosa.
"Iya sudah kerjakan dahulu lalu kumpulkan secepat mungkin."
"Makasih bu."
"Sama-sama."
***
Disisi lain, Galang sedang menjalani hukuman karna tidak mengerjakan tugas sekolah. Ia sedang berdiri di depan tihang bendera yang menjulang tinggi. Satu tangannya diangkat, menghormat pada sang bendera metah putih. Dia diawasi oleh guru.
"Aduh Bu, saya pegel Bu." Galang berkomentar pada guru yang sedang berdiri di tempat teduh. Iya dimana lagi kalau bukan koridor.
"Kulit saya putih lho, Bu. Kalau item Ibu harus tanggung jawab, karna ibu yang sudah ngejemur saya disini, emangnya saya pakaian apa?" Dari tadi Galang terus berceloteh sementara guru itu hanya terdiam mendengarkan setiap kata yang Galang ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...