25.

7.1K 274 4
                                    

Alma mulai pamit pada Wulan dan Bi Lilis untuk berangkat sekolah. Hari ini Alma berangkat sekolah dengan menaiki Bis, karna Galang belum saja kunjung pulang. Entah kemana dana dimana Galang? Dari semalam, Galang belum saja pulang ke rumah setelah mengantar Alma dari pesta Ulang Tahun.

Gadis itu sedang berdiri disebuah halte menunggu Bis yang menuju kesekolah. Tatapan Alma tertuju pada seorang cowok yang tengah mengendarai motor ninja merah dan pengendara motor itu adalah Angga. Angga mulai menghampiri Alma dengan ninja merah itu kemudian bergenti tepat berada dihadapannya.

Angga mulai membuka helm dari kepalanya. "Alma, bareng yuk sama Kakak kesekolahnya," ajak Angga.

Alma menatap Angga datar. "Makasih, tapi lebih baik aku naik bis aja," jawab Alma memalingkan wajahnya dari Angga. Alma kesal pada Angga, ia sudah tahu semuanya dari Reina. Tentang balapan motor antara Angga dan Galang serta tidak lupa pertengkaran Farel dan Angga disekolah sampai Farel dan Angga di skors selama tiga hari.

"Meningan naik motor Kakak aja, biar enggak kesiangan berangkat sekolahnya," ajak Angga lagi tapi berkali-kali Alma menolaknya.

"Kenapa Kak Angga masih disini? Aku udah bilangkan aku bakalan naik Bis," tanya Alma tidak mengerti dengan kelakuan Angga.

"Kakak akan ikutin kamu dari belakang Bis," jawab Angga mematikan motornya lalu berdiri disamping Alma.

Suasana hening tercipta diantara mereka berdua. Tidak ada satupun diantara mereka berdua berbicara satu sama lain setelah lima belas menit berlalu.

"Al, kamu ngambek sama Kakak?" Akhirnya Angga angkat bicara. Menecahkan keheningan ini.

"Kak Aku kan udah bilang, aku mau naik Bis dan kenapa Kakak masih ada disini?" Alma malah balik bertanya tidak menggubris pertanyaan Angga barusan.

"Kakak mau jagain kamu, takut kalo Galang deketin kamu," jawab Angga menatap Alma.

Alma menatap Angga. Mereka saling menatap. Namun tatapan mereka berbeda satu sama lain. Angga menatap Alma datar, tidak dengan Alma yang menatap Angga penuh dengan kekesalan.

"Inget Kak, kita itu udah Mantan bukan Pacar. Dan asal Kakak tau, kita itu adik Kakak."

"Tidak salahkan Kakaknya memberi yang terbaik buat adeknya sendiri," jeda Angga melangkahkan satu kakinya, mendekat pada Alma. "Galang itu enggak baik buat kamu. Kakak gak mau nanti kamu sakit hati gara-gara Galang. Kalo kamu emang pacar Galang, kamu udah tau semuanya tentang Galang? Kakak rasa enggak. Galang itu udah menyembunyikan sesuatu masalah yang enggak kamu tau?" lanjut Angga dengan nada yang selayaknya enak untuk didengar. Ucapannya juga terdengar sopan bagi Alma namun ucapan itu telah membuat Alma bertanya-tanya.

"Memangnya Galang menyembunyikan masalah apa?" batin Alma. Kenapa Alma jadi memikirkan itu? Lagian Galang hanya sebatas pacar pura-pura. Jadi tidak salah bila Galang menyembunyikan masalah darinya.

***

Alma sedang duduk disebuah kursi perpus saat istirahat sekolah dengan satu buku tengan dibaca olehnya.

"Alma, lo baca buku apa sih?" tanya Reina pada Alma yang tiba-tiba datang dengan membawa dua gelas teh botol. "Nih buat lo," menyodorkan Teh Botol itu pada Alma.

"Eng...enggak usah buat kamu aja." Alma tidak menerima tawaran Reina.

Reina menghela berat diiring putara kedua bola matanya. "Udah lo jangan malu-malu, gue tau kok lo lagi aus sekarang. Dan lagian gue ikhlas kok kasih minuman ini buat lo," ucap Reina kembali kenyodorkan teh Botol miliknya pada Alma.

"Reii, aku enggak haus kok. Beneran deh," jawab Alma.

"Dari tadi Teh Botol-nya malah dibulak-balik aja. Kalo kalian buang nanti mubazir, udah buat gue aja iya."

Alma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang