18

7K 301 10
                                    

"Alma!"

Alma dan Reina berhenti berjalan dikoridor sekolah ini yang ramai. Kemudian mereka berdua membalikan tubuhnya menatap seorang cowok yang tengah berdiri sambil membawa satu buku pelajaran miliknya yang digulung-gulung membentuk seperti tabung.

Lalu cowok itu berjalan mendekati Alma dan Reina. "Boleh pinjem Almanya sebentar?" tanya Angga pada Reina.

Reina hanya mengangguk sambil melengo tidak percaya? "Bo-boleh, tapi jangan lama-lama."

"Kan gue udah bilangkan cuman sebentar kok." Angga tersenyum membuat hati Reina meleleh seperti lilin.

"Hehe." Reina tersenyum kikuk lalu dia mulai berkata dalam hati, "Inget Reina Lo udah punya Farel! Lo udah tunangan sama Farel! Jadi jangan kegenitan sama cowok lain." Meskipun Reina tidak cinta sama sekali pada Farel, tapi setidaknya ia harus menjaga pertunangan ini. Lagian sekarang Reina sudah mulai suka pada Farel.

"Ikut kakak ke gudang sebentar," ucap Angga menggenggam tangan Alma kemudian menariknya kedalam gudang yang berdebu.

Bagi Alma gudang sekolah adalah kenangan terburuk. Kenangan saat Mauren membuatnya terluka saat itu.

"Kakak mau apa?" tanya Alma kebingungan karna Angga menariknya kedalam Gudang.

"Hmm, kakak mau tanya? Kamu pacaran sama Galang?"

"Kakak tahu dari mana?"

"Semua orang-pun sudah pada tau, kalo kamu pacaran sama Galang." Angga memutar kedua bola matanya.

Semua orang tahu Galang dan Alma itu pacaran. Tapi nyatanya ada sesuatu yang tersembunyi dibalik semua itu, semua itu mereka tidak pacaran! TIDAK PACARAN!

Ada gejolak cinta yang terasa perih dihatinya. Angga tahu Alma mantan pacarnya sendiri! Tapi apakah salah bila Angga menanyakan soal itu?

"Emangnya apa kalau aku pacaran sama Galang? Kenapa Kak?" tanya Alma dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Hatinya ikutan sakit seperti apa yang Angga kini rasakan.

"Karna kakak enggak suka sama Galang! Kakak harap kamu putus sama Galang!" jawab Angga, tegas dan sedikit membentak.

"Apa hubungannya sama Kakak ngelarang aku pacaran sama Galang? Kakak emang enggak suka sama Galang tapi bukan berarti Kakak ngelarang Aku pacaran sama Galang!" ucap Alma tegas, kalimat terpanjang itu telah dilontarkan oleh Alma pada Angga.

"Apa hubungannya?" jeda Angga tersenyum miring, senyuman yang menjijikan namun senyuman itu terdapat keperihan yang menyakitkan. "Kita itu adik kakak, Al," lanjut Angga dengan mata yang berkaca-kaca.

Alma terdiam membisu. Bibir Alma mulai bergetar lalu Alma mengeluarkan Air Mata yang sejak tadi ia tahan. "Tapi kita hanya sebatas adik kakak tiri." Alma bersuara pelan.

"Kenapa sih Tuhan mempertemukan kita? Mempersatukan hati kita yang pada akhirnya cuman dipatahin dengan hal yang konyol kayak gini!" jeda Angga. "Konyol banget kan? Seorang Kakak cinta sama Adik tirinya sendiri. Dan kenapa sih kita punya papah sebajingan itu?"

"Itu papah kamu juga Angga. Jangan begitu," lirih Alma.

"Al ... ayah kita memang sama, namun ibu kita yang berbeda. Mungkin posisi aku di sini sebagai anak haram yang lahir tanpa bimbingan seorang ayah." Angga tersenyum pilu. Mengingat ia dilahirkan ke dunia tanpa ada sosok ayah.

Alma berusaha menguatkan Angga meskipun sebenarnya dia juga terluka. "Angga, kamu bukan anak haram. Itu kesalahan orang tua kamu sewaktu dulu. Dan aku minta maaf jika Papah telah menikahi ibuku karena perjodohan. Tapi kamu tahu sendiri kan? Pada akhirnya papah lebih memilih tinggal bersama kamu dan Mama kamu."

Alma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang