Keesokan harinya Galang dan Alma pergi kesekolah bersama seperti biasa. Sekarang Galang sudah terbiasa pergi ke sekolah dengan Alma. Semua gosipan siswa-siswi SMA Nusanjaya terhadap Galang yang selalu berangkat sekolah bersama Alma, selalu Galang hiraukan. Galang anggap itu hanyalah angin lalu. Tapi tetap saja Galang selalu menganggap Alma dimatanya itu cupu.
Tiba diparkiran, Alma tetap menunduk kemudian Galang melirik Alma. Namun tatapan Galang lenyap ketika melihat seorang cowok yang baru turun dari mobilnya yang berada disisi mobil Galang. Galang melihat itu jelas dikaca mobilnya, kaca mobil yang berada disamping Alma.
"Woy cupu! Liat, itu cowok lo kan?" tanya Galang pada Alma diiringi senyuman miring sambil menggerakan dagu memberi isyarat pada Alma.
Kemudian Alma menatap kearah jendela kaca mobil yang berada disampingnya. "Maksud kamu Angga?" tanya Alma menatap Angga dalam sekejap karna Angga telah berlalu.
"Oh Angga, namanya." Lalu Galang berpaling dari Alma. "Cakep juga iya pacar lo, cewek cupu kayak lo dapetin cowok ganteng."
Alma mengerutkan alisnya lalu menatap Galang "Dia bukan pacar aku," ucap Alma geleng-geleng kepala.
"Oh iya?" jawab Galang tersenyum miring menatap Alma namun Alma kembali menunduk membuat Galang selalu merasa kesal pada Alma lalu Galang bertanya, "kenapa sih lo selalu nunduk mulu setiap gue liat lo?!"
Tidak ada jawaban dari Alma, ia tetap menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.
"Apa muka gue kurang ganteng? Atau muka gue busuk dimata lo?" Tiba-tiba Galang bertanya seperti itu. Pertanyaan itu membuat Alma semakin gugup dan bertanya-tanya, 'Kenapa Galang berbicara seperti itu?'
Galang berdecak kesal. "Lo bisu? Karna lo gak bisa ngomong! atau lo enggak denger gue? Karna lo tuli?" Galang semakin lekat menatap Alma, dengan tatapan tajamnya.
Alma selalu menunduk dari Galang karna ia takut pada Galang terlebih lagi ia selalu gugup karnanya, entah kenapa? dan karna apa?
Lalu Galang berpaling dari wajah Alma. "Percuma gue ngomong sama lo! Malah enggak lo jawab mulu," ucap Galang memutar kedua bola matanya serta hatinya yang bergejolak kesal.
"Maaf." Satu kata meluncur dibibir sangat gugup sambil menatap Galang ragu.
Galang menghela nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya bersandar kekursi mobil, tanpa menatap ataupun menjawab ucapan Alma yang semakin membuat Galang kesal.
"Ga-Galang maafin aku." Alma bersuara lagi, dengan gugup.
"Gue enggak mau maafin cewek cupu kayak lo!" ucap Galang kembali menatap Alma.
Kali ini Alma tidak menunduk tetapi memejamkan matanya. Dan itu membuat Galang ingin tertawa, satu ulas senyum muncul dibibir Galang, senyuman yang menunjukan lesung pipi, sama seperti Alma. Namun senyuman Galang lenyap lagi ketika Alma mulai membukakan matanya perlahan-lahan lagi dan Alma kembali menunduk.
"Tumben rambut lo enggak dikepang?" tanya Galang. Tapi tetap saja rambut Alma diikat satu, membuat Galang tetap kesal. Ia tidak pernah satu kali-pun melihat rambut Alma digerai meskipun sudah enam tahun Galang mengenal Alma.
Alma tetap diam dan diam.
"Coba deh sesekali rambut lo digerai, gue pengen liat kalo rambut lo digerai biar gue enggak bosen liat lo," lanjut Galang namun Alma tetap terdiam.
Galang mengela, jengah. "Tuh kan lo enggak jawab lagi!" jeda Galang. "Udah lah, cepet sana turun dari mobil gue. Nanti mobil gue terkna virus mematikan gegara lo."
Alma mengangguk setuju, tanpa menjawab dengan ucapan.
"Udah biasa kan lo ke kelas sendirian? Sana lo pergi duluan aja, lagian gue jarang bareng sama lo ke kelas. Terlebih lagi gue sama lo beda kelas," ucap Galang pada Alma. Alma mulai membukakan pintu mobil dan berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...