Galang sedang menunggu Alma didalam mobil untuk berangkat sekolah bareng. "Sebernernya si cupu lagi apa sih? Dari tadi gue nungguin udah lama!" Galang mengendus kesal.
Sambil menunggu Alma, Galang menyandarkan kepalanya dikursi mobil dengan mata terpejam. "Apa Si cupu lagi ngurusin rambutnya biar digerai kali ya?" Kali ini Galang membatin dengan seulas senyum dibibirbya.
"Ehk, kenapa gue jadi senyum-senyum kayak orang gila gini? Bego-bego lo bego Lang, inget Lang lo jangan beg-"
"Ga-galang."
Galang sempat kaget bagaimana tidak? Galang sedang berbicara sendiri seperti orang gila sambil marah-marah lalu setelah sadar ada yang memanggilnya.
Lalu tatapannya tertuju pada seseorang yang memanggil namanya, ia berada disamping kanan kaca mobil yang sedang ia tempati.
Alma menunduk, gugup. Rasa takutnya mulai kembali pada dirinya setelah Galang menatapnya tajam.
"Cupu! Gue udah bilangkan! Rambut lo jangan dikepang ataupun diiket satu! Terus kenapa sekarang rambut lo malah diiket?" Galang memutar kedua bola matanya.
Di pagi hari seperti ini, Alma sudah mendapatkan semburan-semburan ucapan yang menakutkan dari Galang.
"Maaf." Satu kata yang meluncur dibibir Alma membuat Galang tambah kesal.
"Kalo gini caranya, gue duluan berangkat sekolah dan lo naik angkot!" tegas Galang.
Alma hanya mengangguk tanpa minat menjawab sepatah kata apapun pada Galang. Lagian, menurut Alma, lebih enak menaiki Angkot daripada bersama Galang yang selalu membuatnya ketakutan.
Saat Galang menghidupkan mesin mobilnya tiba-tiba mobil kembali mati, berulang kali Galang menghidupkan mobilnya tapi ternyata mobil itu tetap tidak hidup.
Alma yang baru saja akan berjalan mencari Angkot namun tiba-tiba Alma berhenti terlebih dahulu melihat kondisi mobil Galang dan lebih parahnya lagi Wulan datang dari lantai atas yang segara menuruni anak tangga luar yang menuju kebawah.
"Galang mobilnya kenapa?" tanya Wulan.
"Enggak tau Mah," jawab Galang, kebingungan.
"Aduh Galang, Mamah lupa! Kamu juga kenapa lupa? ini mobil kan udah dua minggu enggak di service."
"Terus Galang naik apa sekarang ke sekolah? Naik angkot kayak Si cupu yang mau naik angkot juga." Galang menyumpal mulutnya, keceplosan.
"Galang! Apa kamu bilang, si cupu? Jadi maksud kamu Alma? Galang dia pacar kamu," ucap Wulan, marah.
"Terus kenapa kalo si cupu pacar Galang?" Galang menaikan satu alisnya lalu menatap Alma yang tetap terdiam dari tadi.
"Galang! Kalo dia pacar kamu, harusnya kamu menghargainya, menjagnya ... bla ... bla ... bla ..."
Galang memutar kedua bola matanya, ia masih berani ternyata, mengucilkan dan membully Alma dihadapan Wulan, Mamahnya. Meskipun dimata Wulan yang ketahui mereka berdua berstatus pacaran. Padahal tidak!
"Galang dengerin Mamah!" tegas Wulan.
"Daritadi Galang dengerin kok."
"Iya udah sekarang kamu berangkat sekolah tapi bareng Alma!"
"Iya-iya, Galang ngerti dan Galang juga denger! Tapi masalahnya sekarang berangkat sekolah naik apa?"
"Kamu kan punya Motor? Kenapa gak dipake aja motornya? Udah lama kan kamu gak pake motornya? Sekarang pake, kasihan motornya nganggur mulu."
***
Alma sedikit risih dengan keaadaan sekarang. Diboncengi oleh Galang dengan motor cross-nya yang berwarna hijau.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Подростковая литература"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...