Cerita ini sudah lama saya buat. Belum saya revisi ulang.
Jadi maaf banget kalau ada hal-hal yang nggak masuk logika.Maaf banget ya :)
Saya usahakan bakal revisi cerita ini lagi.
Di dalam mobil, yang masih dalam perjalanan. Alma tidak konsentrasi dengan adanya Galang yang sedang menyetir. Sampai kapanpun Alma akan merasa takut pada cowok itu.
Galang melirik Alma sekilas. "Lo kenapa natap gue terus?" tanya Galang tanpa menggunakan nada tinggi.
Alma langsung menundukan kepala. Jantungnya juga berdegup kencang. Jelas saja, orang yang selama ini selalu membuatnya ketakutan, orang yang selama ini selalu berbicara kasar, kini ada yang beda. Sepertinya dia malas berkoar-kora. "Eng-enggak kok," balas Alma gugup.
Galang memutar kedua bola matanya. "Aneh banget sih lo." Galang berucap dengan tatapan pokus ke depan.
Sesekali Alma melirik Galang, Galang terlihat tampan dan terlihat dewasa dengan jaket hitam yang dikenakannya. Namun sayang, Galang amat menakutkan bagi Alma, apalagi sorot matanya yang selalu terkesan tajam.
Setelah beberapa meter lagi sampai di sekolah. Galang memasukan mobil keparkiran sambil membawa Alma tanpa menghentikan cewek itu di tengah jalan.
Alma sempat kaget, apa Galang lupa? Atau Galang tidak sadar sekarang membawanya keparkiran. "Ga-galang kok--" Alma melirik kesana-kesini untuk mengedarkan pandangannya. Dan Alma merasa risih bila Galang membawanya sampai parkiran.
Galang memutar kedua bola matanya lalu menatap Alma. "Apa? Lo mau komen, gue bawa lo sampe parkiran?! Seharusnya lo bersyukur gue bawa lo sampe sini gak diturunin ditengah jalan!" Galang berucap dengan nada tinggi lagi.
Alma sempat kaget dan kembali terdiam dengan kepala tertunduk. Lalu dengan berani Alma menatap Galang ragu. "Galang, kamu gak malu bawa aku sampai parkiran?"
Baru kali ini Galang mendapatkan pertanyaan dengan kata-kata yang lumayan panjang dari Alma. "Jelas malu lah! Makanya lo itu harus bergaya eksis jangan culun kayak gitu, cupu banget tau gaya lo itu!" Galang memarahi Alma sekaligus menyindir.
Alma terdiam dan menunduk lagi sambil menggigit bibir bawahnya.
"Rambutnya dikepang satu lagi." Galang menarik ujung rambut Alma membuat cewek di hadapannya itu sedikit risih. "Gak dikepang diiket satu!" Disusul dengan senyuman kecut. "Udahlah lupain, percuma ngomong sama lo! Diem mulu." Galang menghela kasar, kemudian mematikan mesin mobilnya yang belum ia matikan dari tadi.
Baru Alma dan Galang turun dari dalam mobil, semua murid yang sedang berkeliaran tiba-tiba menatap ke arah mereka berdua. Ini adalah sesuatu yang sangat langka sekali terutama seorang "Galang Ginanjar" si cowok yang tiap harinya sering membully Alma, kini Galang malah berangkat sekolah berdua menggunakan mobil sport.
Mauren yang daritadi sudah mengetahui Alma berangkat sekolah bersama Galang mulai memekik kesal. "Awas aja lo culun!"
***
Alma sedang berjalan di koridor. Beberapa murid yang sedang berkeliaran di lorong koridor memadati tempat ini. Ada yang bawa-bawa buku keluar tapi tidak dibaca, sekedar dilihat saja. Lalu ada yang makan cemilan sambil berdiri, terus ada yang berpacaran.
Namun ada yang berbeda ketika Alma berjalan, banyak murid yang melirik Alma dengan sinis. Entah kenapa dan karna apa, Alma tidak mengerti, tapi Alma hanya bisa menghiraukan mereka semua.
Begitu sampai di koridor depan kelas 12.1. Alma segera berbelok kekiri menuju pintu kelas.
BRUUKK...
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...