10

8.6K 390 23
                                    

Di malam hari yang kelam, langit yang dihiasi para bintang dan rembulan yang jelas membulat terpantul di kaca jendela kamar Alma yang terbuka.

Daritadi Alma masih belum tidur. Padahal ini sudah larut malam, sekitar pukul sepuluh. Dan Alma memilih untuk duduk di meja belajar dan menghabiskan waktu malamnya membaca sebuah buku novel. Membaca adalah salah satu hobinya.

Alma tersenyum ketika membaca sebuah adegan romantis dari buku itu. Seakan-akan ia terbawa dalam tokoh cerita novel tersebut.

Alma berhenti membaca ketika mendengar lantunan petikan gitar yang indah untuk didengar. Siapa lagi kalau bukan Galang yang selalu melakukan itu, memainkan Gitar disetiap malam di balkon depan kamarnya.

Dari dulu Alma ingin sekali bisa bermain gitar. Tapi ... Siapa yang akan mengajarinya? Tidak ada! Alma selalu berharap akan ada seseorang yang mengajarkannya bermain gitar.

***

Keesokan harinya, Alma sudah siap-siap memakai baju seragam dan segera berangkat sekolah bersama Galang karna permitaan Wulan.

"Alma kamu udah sarapan?"

Alma melirik Tante Wulan lalu menunjukan senyuman. "Udah Tan," jawab Alma.

"Ohh iya udah, Tante kira kamu belum makan."

"Galang mana iya kok belum bangun-bangun?" Wulan menghela berat.

Alma hanya terdiam menatap Tante Wulan yang mulai melirik Alma dengan senyuman.

"Alma bolehkan Tante minta tolong?"

Alma mengangguk. "Iya boleh Tan, minta tolong apa ya?" tanya Alma.

"Tolong kamu liat Galang kekamar dan suruh Galang segera berangkat sekolah," jawab Wulan.

Alma mengangguk gugup, entah apa yang akan terjadi lagi nanti ketika ia masuk ke kamar Galang. Ia takut bila Galang memarahinya lagi.

Tok ... tok ... tok

Alma mengetuk pintu kamar Galang dengan hati-hati. Tapi, tidak ada sahutan dari Galang. Berkali-kali Alma mengetok pintu kamar tapi tetap saja tidak ada sahutan dari Galang.

"Galang." Alma memanggil Galang yang tidak mungkin akan Galang dengar. Suara Alma begitu kecil.

"Galang." Kali ini dengan suara sedikit keras, tapi tetap saja tidak ada sahutan dari Galang.

Dengan jantung berdebar, Alma segera membuka pintu kamar Galang dengan pelan-pelan dan dilihatnya Galang masih tertidur.

Alma segera berjalan menghampiri Galang yang masih tertidur lelap dengan seekor kucing anggora berbulu putih lebat, berbadan gemuk, dan sangat menggemaskan. Itu peliharaan kucing wulan.

Mustahil bila Galang membawa kucing itu ke kamarnya, apalagi membawanya tidur bersama sambil dipeluk. Galang sangat benci pada kucing apalagi dengan bulunya yang lebat membuat Galang geli.

"Galang bangun, ini udah pa ... pagi." Suara Alma terdengar sangat gugup.

"Galang udah pagi," ucap Alma kembali.

"Apaan sih gue masih mau tidur!" Galang bersuara, ia sadar Alma sedang membangunkannya tapi ia tidak sadar seekor kucing sedang dipeluknya.

"Galang," ucap Alma. "Galang buka mata kamu,"

"Galang ada-" Alma menggantungkan ucapannya. Alma sangat gugup untuk memberitahui Galang. Alma menggigit bibir bawahnya ragu. "Galang ada kuc--"

"Apaan sih gue masih mau tidur. Hmm lembut juga nih guling." Galang tersenyum lebar memeluk kucing yang ia kira itu adalah guling.

Alma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang