Mana suaranya?
Mana komenannya?
Udah pada nunggu lama iya?
Hehe... maaf udah buat kalian semua nunggu.Suara motor Galang terdengar diluar rumah. Menandakan anak satu-satunya Wulan dan Ginanjar sudah kunjung pulang dari semalam.
Wulan mulai keluar rumah, membukakan pintu yang berada diatas. Dan didapati Galang yang tengah memasukan motornya ke Garasi. Tapi Wulan langsung menghentikan Galang dan mulai kebawah melewati anak tangga luar.
"Galang kamu dari mana aja semaleman?" Wulan sedikit khawatir.
Galang mulai berhenti terlebih dahulu lalu menatap Wulan. "Euu..." Galang menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. "Oya sekarang udah sore, Alma udah pulang?" Mengalihkan pembicaraan.
Wulan tersenyum jahil menatap Galang tanpa ia sadari Galang telah mengalihkan pembicaraannya. "Ciee yang udah mulai nyari-nyari Alma."
Galang memutar kedua bola matanya. "Mah aku serius!"
Wulan menggelengkan kepala membuat Galang mengerutkan alisnya tidak mengerti.
"Maksudnya?"
"Alma belum pulang..."
Tanpa basa-basi, Galang kembali memakai helm lalu Menghidupkan motor cross hijaunya. Dan Galang, mulai pergi kesekolah.
Wulan geleng-geleng kepala menatap anak satu-satunya langsung pergi tanpa pamit sedikitpun. Terlebih lagi, Wulan tidak mengerti dengan kelakuan Galang saat ini.
***
"Sekarang enggak bakal ada yang nyelametin lo Culun!" teriak Mauren tertawa puas menatap Alma.
Alma menunduk ketakutan dipojok kamar mandi yang berada di ruangan luar. Entah apa yang akan dilakukan oleh Mauren, sekarang.
"Gue belum puas ngebully lo Culun! Kenapa? Karna hati gue masih sakit. Sakit," jeda Mauren melipatkan tangan didepan dadanya. "Sakit hati karna lo!"
Alma mengerutkan alisnya, sungguh ia sangat tidak mengerti. Dengan perasaan berani, Alma mulai menatap Mauren. "Karna A-aku?"
"Iya karna lo! Lo udah rebut Galang dari gue, jelas itu ngebuat hati gue sakit. Sebenernya Galang suka sama lo dari mananya sih? Hello gaya lo culun kayak gini sementara gue wow. Apa lo pelet Galang, Biar Galang suka dan cinta sama lo? Iya kan?" Mauren berkata lalu bertanya dengan nada tingginya.
"Eng-enggak. Aku enggak pake pelet apapun kok!" tegas Alma, ketakutan menatap Mauren.
Mauren tersenyum miring. "Terus gue harus percaya sama lo gitu?" Ia menaikan satu alisnya kemudian ia mulai menarik dagu Alma dengan tangan mulusnya.
Alma mulai menunduk, menyembunyikan wajahnya dari tatapan Mauren. Namun Mauren kembali mengangkat dagu Alma. Membuat wajah mereka sejajar dan berdekatan.
"Lo harus putusin Galang! Kalau enggak, hidup lo bakal enggak aman!" Mauren mebgancam Alma lalu ia mulai melepaskan tangan mulusnya dari dagu Alma dengan kasar.
Mata Alma mulai berkaca-kaca. Ia ingin pergi dari tempat ini. Namun apa daya? Percuma ia keluar, pasti Mauren menghalanginya.
"Lo harus putusin Galang!"
Alma terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana? Lagian Alma tidak pacaran bersama Galang! Hanya pura-pura!
"Jawab gue! Putusin Galang atau hari ini lo akan sial!"
Alma menggelengkan kepalanya. "Aku enggak akan putusin Galang," ucap Alma dengan jantung yang berdegup kencang. Ia sadar, ia bukan pacar Galang. Namun entah mengapa dan karna apa? Alma ingin melindungi hubungan ini. Meskipun hubungan berpura-pura pacaran!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...