Alma segera duduk dikursinya. Ia sangat lelah karna hukuman Bu Gita yang mematikan. Berdiri di depan tiang bendera dari jam awal pelajaran sampai akhir istirahat selama 2 jam.
"Alma, nih minum dulu." Reina tiba-tiba datang dengan membawa sebotol air mineral kemudian diberikan pada Alma. "Pasti lo cape, kan?"
Alma menengadahkan kepalanya, menghadap pada Reina yang sudah berdiri dihadapannya. "Enggak usah, makasih." Lantas Alma tersenyum.
Reina mendesah kesal. Alma selalu saja malu-malu tapi mau. "Alma, gue bela-belain ke kantin cuman beli nih minuman demi lo," ucap Reina secara halus. "Dan sekarang lo nolak." Reina mencibirkan bibirnya.
Alma menggigit bibir bawah. "Iya udah iya. Aku terima minumannya dan ini uangnya." Alma mengodok saku seragamnya membawa uang.
"Alma enggak usah gue ikhlas." Reina menarik tangan Alma dan memberikan minuman botol itu.
"Tapi Rei-"
"Udah gue bilangkan gue ikhlas." Reina tersenyum kemudian segera duduk ditempat duduknya. Kursu Reina berada di belakang kursi Alma.
"Eh Al, gue mau tanya deh. Buku lo bisa ilang gitu emangnya kenapa? Mungkin lo lupa nyimpennya kali," Reina bertanya pada Alma.
Alma membalikan tubuh untuk menghadap pada Reina. "Hmm ... aku juga gak tau. Iya mungkin aku lupa nyimpen bukunya. Iya udah lupain, lah. Nanti aku pinjem iya buku biologi kamu mau aku salin."
Reina membelakan mata. "Seriusan lo salin sampe setengah buku, enggak capek apa?"
"Kalo ngerjainnya dengan sepenuh hati pasti enggak akan capek." Alma menjawab dengan santai. Lantas ia meneguk minuman yang Reina kasih.
"Woy!"
Prakk
Alma tersentak kaget, ketika minumannya yang sedang diteguk terhempas ke lantai. Ini semua karena ulah seseorang yang menghempas botol yang tengah Alma teguk.
Alma menatap orang yang sudah melakukan hal yang tidak sopan padanya. Dilihatnya cewek bertubuh ramping dengan rok mini yang ketat. Cewek itu juga dikawal oleh dua orang di belakangnya.
Reina yang merasa tidak terima Alma diperlakukan semena-mena, ia berdiri menghadap cewek itu. "Eh Mauren! lo ngapain kesini? Datang-datang langsung bikin onar! Dasar anjing, lo." Reina membentak penuh emosi.
Mauren memutar kedua bola matanya, cewek itu menatap Reina diiringi senyuman miring. "Bukan urusan lo." Mendorong bahu Reina membuat para penghuni kelas 12.1 menatap pertengkaran itu yang baru akan dimulai. Kini Mauren menatap lekat pada Alma yang masih terdiam. "Gue kesini karena berurusan sama si culun ini." Mauren menarik dasi milik Alma sarkas.
Refleks Alma segera berdiri karna dasinya ditarik oleh Mauren. "Ka-kamu mau ngapain?" tanya Alma gugup.
Mauren tersenyum miring. "Mau apa iya?" Pura-pura sedang berpikir kemudian Mauren melangkahkan kakinya mendekat pada Alma. "Alma, gue harap lo jangan deket-deket sama Galang, kalo lo deket-deket sama Galang, habis riwayat hidup lo!" Mauren mengancam Alma.
Alma hanya terdiam menatap Mauren dengan jantung yang berdebar dan tangannya yang gemeteran. Baru kali ini Alma dianacam sama orang lain terkecuali Galang
Bagi Alma, meskipun Galang suka mengancam bahkan membully dan memerintah Alma setiap hari. Menurutnya itu wajar, karna dia sadar dia hanyalah anak pembatu di rumahnya Galang.
Jantung Alma semakin berdebar begitu Mauren tetap menatapnya tajam. Bahkan tatapan itu dipenuhi kebencian. Dan tangan itu belum dilepaskan di dasi Alma.
"Lo harus jauhin Galang!"
Alma pun segera berkata, "Ta-tapi-"
"Apa! Tapi apa? Gue udah kasih tau lo dari tadi, lo harus jauhin Ga-lang!" Diakhir dengan ucapan yang sangat diperjelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...