Galang menarik-narik tangan Alma, kasar menuju kamar Wulan, mamahnya Galang.
"Gaalang," rengek Alma.
Galang berhenti berjalan lalu membalikkan badannya menatap Alma tajam. "Apa? Lo itu dipaksa sama gue berkali-kalipun gak bakal mau. Jadi gue mau bawa lo sama Mamah gue, biar Mamah gue maksa lo. Maksa!" Galang tersenyum kecut setelah mengatakan kata 'Maksa'. "Tanpa dipaksapun sama Mamah gue lo bakal nurut."
Alma menundukan kepalanya sambil menghela berat. Sementara Galang, ia sangat kesal sekali sampai mata tajamnya terpancar dimatanya.
"Galang ada apa ini?"
Galang mulai melepaskan tangan Alma setelah mendengar ucapan Wulan, menghampiri Galang dan Alma.
"Galang kamu jangan kasar-kasar dong sama cewek. Apalagi itu pacar kamu," ucap Wulan.
Pacar, Alma bukan pacar Galang! Mereka pura-pura. Tapi Galang seperti menganggap Alma pacar nyata namun kelakuannya yang pemaksa.
"Gini Mah, nanti Malem ada acara pesta ulang tahun di rumahnya Farel. Masa Galang harus pergi ke acara pesta ulang tahun Farel sendirian tanpa ditemani seorang pacar. Galang kan ogah dikatain jomblo." Galang menatap Alma yang menatap dirinya.
"Jadi Almanya gak mau ikut ke pesta?" tanya Wulan pada Alma sambil mengusap rambut Alma.
Alma hanya terdiam tidak menjawab sepatah kata apapun.
"Alma ikut iya? Temenin Galang kepestanya Farel," Wulan membujuk Alma.
Alma mengangguk pelan. "Iya udah Tan, Alma ikut."
"Nah gitu dong dari tadi! Lagian apa susahnya coba, lo tinggal ngangguk setuju dan pergi kepesta," ucap Galang dengan nada tingginya.
"Galang, jangan kasar-kasar sama pacar kamu. Awas aja kalo kamu kasarin menantu Mamah ini pas lagi dipesta." Wulan mengingatkan pada Galang.
Galang memutar kedua bola matanya. "Enggak dong Mah, Galang juga masih punya pikiran," jeda Galang kemudian ia mematap Alma yang masih terdiam. "Dan lo! Sekarang lo ikut gue ke Salon."
"Salon?"
"Udah lah, pokonya sekarang juga kita ke salon. Ini udah sore, bentar lagi acara ulang tahun Farel dimulai." Galang mulai menarik lagi tangan Alma dengan paksa.
Wulan yang melihat itu geleng-gelrng kepala sambil mengusap-usap dadanya. "Astagfirullah, Galang-Galang, sama pacar sendiri kasar banget kayak Papah kamu aja pas waktu dulu." Dulu, setelah mengatakan dulu. Wulan jadi ingat masalalunya Ginanjar yang sangat kasar padanya. Tapi sebenarnya dia sangat perhatian. Sifat itu ternyata menurun pada Galang, anak satu-satunya.
***
Pukul 21:00
Galang menunggu Alma dikursi yangterdapat di salon. Galang sengaja membawa Alma kesini. Biar Galang bisa melihat wajah Alma yang telah di Make Up."Ga-galang."
Galang menoleh ke arah suara. Seketika mata Galang berkedip berkali-kali memasatikan ia Alma atau bukan. "Lo Alma kan?" tanya Galang pada wanita itu.
"Ii-ya, emangnya kenapa?" tanya Alma balik dengan nada gelagapan.
Galang geleng-geleng kepala, ia takjub dengan penampilan Alma. Dress berwarna biru tua diatas lutut. Rambut yang digelung dengan sebagian poni curlinya teruray didepan. Polesan make up yang tidak terlalu tebal itu membuat Galang terpesona melihatnya. Mungkin sederhana, tapi entah kenapa? Alma telah membuat Galang takjub dengan penampilannya. "Sumpah lo cantik banget," ucap Galang memegang bahu Alma dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Ficção Adolescente"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...