1

28.1K 1.1K 138
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA! DAN JANGAN LUPA KOMENNYA IYA.

Gue harap bacanya, pake perasaan iya. Ibaratkan perasaan kalian ke si dia ckckk...

***

"Eh, Alma! Si cewek cupu alias culun!" Cowok itu bertetriak menghampiri Alma yang sedang berdiri di depan halaman rumah.

Alma menoleh melihat sosok cowok tampan berwajah garang tepat di hadapannya. Sedikit, Alma ketakutan melihat raut wajah itu. "I-iya, kenapa?" gugup Alma.

"Liat buku gue!" Galang menunjukan buku bersampul cokelat tepat di hadapan Alma. "Coba lo liat dalemnya! Nih liat! Liat pake mata lo itu ... tugas gue kenapa belum dikerjain hah?!!" marah Galang.

Alma menelan ludahnya takut. "Ma-maaf, aku lupa."

"Apa? Lupa? Lo bilang lupa?" Sejenak Galang tertawa sarkas. "Sekali lagi lo bilang apa tadi, lupa? Emangnya lo itu nenek-nenek tua yang udah punya penyakit pikun apa?"

Alma menunduk. Jujur saja Alma tidak bisa melawan atau sekedar membalas setiap ucapan Galang. Sedikit pun rasanya tidak bisa. Lagian rasanya percuma karena Galang terlalu pintar membolak-balikan perkataannya.

"Oke! Karena hari ini lo nggak ngerjain tugas sekolah gue, gue gak mau berangkat sekolah bareng lo!" Galang berkata penuh penegasan. "Dan lagian lo itu cuman anak pembantu yang numpang di rumah gue!" lanjutnya.

Ya, Alma mengakui itu, ia hanya seorang anak pembantu yang ikut menumpang di rumah Galang.

"Ah, lo tau kan mobil gue itu mahal?" Galang tiba-tiba menunjuk mobilnya yang terparkir di halaman rumah bercat putih itu.

Alma melihat mobil itu, lalu memangnya kenapa jika mobil itu mahal?

"Karena kendaraan mahal gitu hanya bisa di duduki sama anak orang kaya, sedengken lo tau kan lo anak apa?" Galang tertawa meremehkan mengingat siapa Alma dan bagaimaana penampilannya sekarang. "Gak pantes, miskin! Cupu!"

Jujur rasanya sakit mendengar pernyataan Galang. Alma sadar tidak secantik seperti gadis-gadis lain, tapi tidak sepatutnya Galang berkata kasar seperti itu bukan apalagi sampai merendahkan keadaan ekonomi.

Alma menunduk mengepal tangannya.

"Kenapa lo?" tanya Galang.

Alma menggeleng. "Ngga," balas Alma tersenyum.

"Senyum lo? Pait banget liatnya," ucap Galang. "Udah deh capek ngomong mulu, gue berangkat sekolah sekarang. Lo jangan ikut, naik angkot aja sana."

Oke, Alma akan naik angkot.

"Ah, cewe kek lo mah naik beca aja deh atau kereta kuda kalo ada hha!" Galang tertawa meremehkan, sedangkan Alma masih berlindung di balik kata sabar. "Ah shit ... awas aja lo, kalo sampe ngadu sama mama gue gegara gak berangkat bareng tamat hidup lo," ancam Galang.

Katanya mau berangkat tapi cowo itu masi terus memaki Alma. Dengan berani Alma menatap mata cowo itu yang ternyata tengah menatapnya.

Sial, Alma langsung menunduk takut!

"Kenapa lo?" Galang melangkah mendekati Alma dan lebih dekat lagi.

Alma ketakutan memundurkan kakinya ke belakang. Perasaan Alma bertambah tidak tenang begitu Galang semakin mendekat dengan wajah menyeramkan. "Baru sadar, daritadi lo gak ngomong-ngomong. Lo bisu?"

Alma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang