20

7.3K 327 13
                                    

"Alma, Mamah sama Tante Wulan mau pergi dulu iya," ucap Bi Lilis pada Alma yang berada dikamar.

"Pergi kemana Mah?" tanya Alma.

"Pergi ke Surabaya, menjenguk neneknya Tante Wulan. Mungkin Mamah sama Tante Wulan pulangnya besok. Soalnya Nenek Tante Wulan sedang sakit dan Mamah harus ikut katanya," jelas Bi Lilis.

"Lalu Om Ginanjar? Papahnya Galang?" tanya Alma.

"Papahnya Galang, kan sedang ada Meeting diluar negri. Makanya Mamah ikut Tante Wulan ke Surabaya buat nemenin," jawab Bi Lilis.

"Terus Alma?"

"Lagian cuman sebentar kok, besok juga langsung pulang sekitar pukul sembilan. Kamu hati-hati iya. Kalo ada apa-apa langsung Telpon Tante Wulan."

"Iya."

"Inget kamu jangan macem-macem sama Galang."

"Hah? E-enggak dong Mah. Emangnya Galang gak ikut?"

"Galang besok kan sekolah jadi dia enggak ikut."

"Dan lagian sekarang Galangnya gak ada dirumah, jadi dia enggak tau apa-apa soal ini. Ini juga Tante dapet kabarnya baru tadi." Tiba-tiba Wulan datang dengan membawa tas kecil berwarna hitam.

Alma tersenyum kecil menatap Wulan.

Wulan mengusap rambut Alma, lembut. "Alma tolong jagain Galang iya, cuman malam ini kok lagian besok juga langsung pulang. Dan satu lagi, dirumah gak ada siapa-siapa cuman kamu sama Galang jadi kalau Galang macam-macam sama kamu, langsung telpon Tante iya," jelas Wulan.

Alma mengangguk.

"Oh iya udah mulai sore, ayo kita berangkat Bi. Supir udah nungguin dibawah," ucap Wulan.

***

Dimalam hari yang kelam dan sunyi, serta air hujan mulai mengguyuri lagi kota Jakarta.

Suara gemercikan air hujan itu menemani Alma yang tengah kebingungan di Ruang Tamu yang berada dilantai dua.

Alma sangat khawatir saat ini. Khawatir karna Galang belum saja kunjung pulang. Padahal ini sudah larut malam pukul sepuluh. Memang ini bukan urusan Alma untuk menunggu Galang. Tapi Wulan sudah menitipkan pesan untuk menjaga Galang.

Alma mencoba menelpon Galang tapi beberapa kali Galang tidak mengangkatnya. Alma ingat tadi, Galang akan ketemuan dengan Angga. Lalu Alma mencoba menelpon pada Angga sang Kakak untuk menanyakan soal Galang. Tapi... Tetap sama, Angga sama seperti Galang saat ini. Tidak mengangkat telponnya!

BRUKKK

Betapa terkejutnya Alma mendengar dobrakan pintu di luar.

"Itu apa iya?"

Alma mencoba menatap keadaan diluar dari jendela dan dilihatnya Galang tengah berdiri dengan tubuh menyandar kepintu.

"Galang?"

Alma mulai membuka pintunya. Saat pintunya terbuka, Galang terguling ke lantai. Tubuh Galang terlihat sangat lemas dan babak belur, pastinya.

"Galang! Galang kamu kenapa? Galang kamu habis tawuran? Kamu tawuran sama siapa? Kamu tawuran sama Angga?" tanya Alma, khawatir.

Begitu jelas wajah Galang yang penuh dengan luka. Apalagi sudut bibirnya sobek serta sudut mata kiri milik Galang terdapat bekas bogeman keras, Sampai sudut mata itu terlihat jelas membiru.

"Kamu tawuran sama Angga kan? Aku tadi denger kamu mau ketemuan sama Angga tadi dan pastinya kamu tawuran sama Angga."

Galang tidak menjawab. Saat ini kepalanya sedang di landa pusing serta badannya terasa remuk, kakinya terasa sakit dan tubuhnya kedinginan akibat terguyur hujan.

Alma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang