Pukul 23.40
Hari sudah mulai malam tapi didalam pesta ini tetap masih berjalan dengan meriah. Alma dan Galang sudah mulai kesal berlama-laman dipesta ini.
Galang melirik Alma yang sedang berdiri disampingnya. "Pulang yuk," ajak Galang.
Alma menatap Galang lalu mengangguk. Entah kenapa, Sekarang Alma lumayan berani menatap Galang.
setelah pamitan pada Farel beserta keluarganya untuk pulang, Alma dan Galang mulai berjalan keluar.
Sesampai diparkiran Alma dan Galang mulai membuka topeng ulang Tahun yang melekat diwajah.
Galang mengerutkan alis. Menatap Ban mobil miliknya kempes semuanya. "Lho kok Ban Mobil milik gue kempes semua?!" ucap Galang menghela berat. "Pasti ini ada yang ngerjain. Gak ada kerjaan banget tuh orang!"
"Siapa?" Tiba-tiba Alma bertanya dengan wajah polosnya.
Galang memutar kedua bola matanya. "Mana gue tau," ucap Galang tersenyum kesal dan terpaksa menatap Alma.
Alma menggit bibir bawahnya malu. "Aduh Alma kenapa tadi kamu tanya itu sih? Namanya juga ada yang ngerjain dan Galang baru datang. Mana dia tau siapa yang ngerjain Ban Mobilnya?" Alma membatin.
Galang segera merogoh saku celananya. Mengambil benda tipis yang tidak lain ponselnya
"Galang mau apa?" tanya Alma.
"Mau cari Taxi online." Galang menjawab singkat. Alma mengangguk.
Alma dan Galang duduk disebuah kursi panjang menunggu Taxi disebuah halte yang tidak jauh dari rumah Farel sementara mobilnya dititipkan pada Farel.
Mereka berdua tidak berbicara sepatah kata apapun. Hanya ada suara angin yang terdengar samar-samar. Galang melirik kesamping yang tidak lain itu adalah Alma. Angin mulai menerpa wajah cantik Alma, menyelinap ke jenjang leher Alma, dan menusuk pori-pori kulit. membuat Galang terpesona akan kecantikannya.
"Mempesona," Galang bersuara membuat Alma menatapnya.
"Hah apa?" tanya Alma.
Galang membulatkan matanya sambil geleng-geleng kepala. "Eng...engak kok," Galang menjawab dengan nada gelagapan dan mulai berpaling dari wajah Alma.
Alma mulai menundukan kepalanya. Menikmati Angin yang terus menerpa pori-pori kulit. Awalnya memang nikmat, menikmati angin spoi-spoi. Tapi makin kesini malah semakin terasa dingin. Alma mulai menggosokan telapan tangan ke bagian lengannya berkali-kali.
Galang mulai melirik kembali pada Alma. "Lo kedinginan? Iya udah lo pake jas gue aja biar lo gak kedinginan." Galang mulai melepaskan Jas yang melekat ditubuhnya tapi Alma mengentikan Galang untuk melepas jas-nya.
"Udah gak papa. Lagian cuman dingin sedikit kok," ucap Alma.
Galang memutar kedua bola matanya. "Udah pake aja, nanti lo masuk angin," jawab Galang mulai membuka jas-nya kembali. Lalu Galang mulai menempelkan jas itu pada bagian punggung Alma.
Jantung Alma berdesir hebat. Serta tubuh Alma terasa hangat saat Galang memakaikan jas-nya. "Makasih," ucap Alma tersenyum.
"Masama," jawab Galang ambil membalas senyuman Alma. Senyuman yang sama-sama menunjukan lesung pipi.
Mobil Taxi telah tiba. Galang mulai membukakan pintu mobil yang berada dibelakang kemudian mempersilahkan Alma masuk lalu di ikutinya dari belakang.
Alma memberi jarak duduk antara Galang dengan dirinya. Namun Galang mulai mendekat pada Alma, tidak ada jarak sedikitpun diantara mereka. Hingga bahu mungil Alma menyentuh bahu Tegap milik Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...