BUDIDAYAKAN LIKE DAN KOMEN"Galang? Kamu Galang kan? Galang bicara...Hikss...Hikss... Plizzz jangan buat aku ketakutan dong Lang. Galang sekarang kamu ada dimana?" Alma histeris menangis tidak tahu siapa yang tengah memegang tangannya tadi. Yang jelas Alma yakin itu adalah Galang! Jika memang benar itu Galang. Lalu dia mau berbuat apa padanya? Sampai-sampai ia mematikan lampu kamar! Di malam hari! Berada di sebuah Vila! Hanya ada dirinya dan Galang!
Alma mulai duduk didepan pintu sambil memeluk lutut dengan kepala tertunduk. Jujur, ia sangat takut gelap. "Hiks...hiks...Galang." Alma menangis dengan tubuh yang bergetar serta keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya.
Perlahan Alma mulai membuka matanya dengan rasa berani. Dengan rasa berani itu, Alma tengah menemukan sebuah lilin yang menyala diatas lantai, melingkari sebuah tulisan, membentuk menyerupai Love. Entah sejak kapan lilin itu menyala? Mungkin saat tadi Alma menangis?
Alma mulai membaca sebuah kata-kata yang dilingkari dengan sebuah Lilin menyerupai bentuk Love. "Nikmatilah kejutan malam ini untukmu." Alma menggelenglan kepalanya. Sungguh ia tidak mengerti sama sekali maksud dari kata-kata itu.
CKITTT
BRAKKK
Tatapan Alma kini tertuju pada pintu luar yang sudah tertutup rapat. Jantung Alma tambah berdebar. Terlebih lagi Ruangan ini sangat gelap! Hanya lilin-lilin itu yang menerangi diri Alma.
Kemudian tatapan Alma tertuju lagi pada tengah lingkaran berbentuk Love yang dikelilingi lilin-lilin itu. Mata Alma menemukan sebuah kertas berwarna pink menggulung dengan secarik pita menghiasi kertas gulungan itu.
Alma mulai mengambil kertas itu dengan tangan bergetar. Tangan itu telah membuka pita dari lingkaran kertasnya. Gulungan kertas itu mulai terbuka perlahan. Alma mulai membaca kata-kata lagi yang terdapat dikertas itu. "Lihatlah kebelakangmu dan di lihatlah kejutan selanjutnya."
DEG
Jantung Alma serasa di pukul oleh sesuatu. "Aku enggak mau ngelanjutin kejutan i-"
Alma berhenti berucap ketika mendengar suara langkahan kaki di belakangnya. Spontan Alma membalikan tubuhnya tapi tidak ada siapa-siapa.
"Galang? Tadi kamu Galang kan?" tanya Alma tapi tidak ada satu suarapun yang menyahut dirinya. kaki Alma mulai melangkah. Dalam dua langkahan, Alma mulai berhenti.
Tubuhnya nyaris bergetar, keringat dingin membasahi tubuhnya. Dalam keadaan gelap seperti ini, tiba-tiba Alma merasakan sebuah satu tangan tengah menutupi matanya.
Spontan Alma menempaskan tangan itu dari depan matanya kemudian membalikan tubuhnya.
Mata Alma mendapatkan tubuh yang tinggi dan tegap berada dihadapannya, sangat dekat. Namun Alma tidak bisa melihat wajahnya dalam keadaan gelap seperti ini.
"Galang? Kamu Galang kan?" tanya Alma tapi dia tidak menyahut.
"Galang?" Alma bergeming. Tidak tahu siapa dia?
"Galang bicara..Hikss..Hikss..." Alma kembali menangis dengan keadaan tubuh yang bergetar.
"Happy Brithday Alma," bisiknya tepat dipinggir telinga Alma. Membuat deruan nafas itu menyapu ke leher Alma.
"Galang," ucap Alma yang sudah tahu itu adalah suara Galang. Alma mulai menatap satu tangan Galang yang tengah membawakan satu kue ulang Tahun berbentuk hati berukuran kecil. Satu tangannya lagi tengah menyalakan lilin di atas kue itu yang terdapat angka 17. Dan itu adalah umur Alma yang ketujuh belas.
"Happy Birthday Alma, Happy Birthday Alma, Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday Al-ma." Galang menyanyikan lagu itu dengan suaranya yang lembut. "Tiup dong lilinnya dan jangan lupa make a wish dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...