Istirahat masih panjang, Alma baru selesai membaca novel. Kemudian Alma segera berdiri yang akan menuju ke perpus.
Alma berjalan sendirian melewati koridor ini yang cukup ramai. Beberapa siswa-siswi melihat Alma berjalan sendirian tanpa ada seseorang yang menemaninya.
Alma tetap bersabar meskipun mereka semua bergosip mengenainya yang selalu sendirian, tidak punya teman selain Reina, dan dirinya jarang berbicara alias pendiam.
"Alma." Angga tiba-tiba datang dari hadapan Alma.
Alma menunduk, menyembunyikan wajahnya. "Iya?"
"Kamu mau kemana?" tanya Angga menaikan satu alis.
Alma menatap bukunya yang ia pegang lalu tersenyum kecil. "Mau keperpus," jawab Alma.
"Kakak anter iya?"
Alma menggelengkan kepala. "Enggak usah kak, makasih," jawab Alma tersenyum kembali lalu melangkah pergi. Namun Alma kembali berhenti ketika lengan kanan Alma dipegang Angga.
"Kakak anter."
"Aku udah bilang kan, enggak usah kak."
"Tapi Kakak akan tetep nganter kamu."
Alma menghela nafas jengah, berkali-kali ia menolak Angga untuk ikut bersamanya tetap saja Angga mencoba Alma untuk mau.
"Iya udah." Alma hanya bisa mengangguk setuju, kalau ia dengan susah payah menolak Angga tetap saja Angga akan mengelak.
"Kakak bawain bukunya." Angga menatap satu buku yang Alma pegang.
"Enggak usah kak, lagian cuman satu."
"Siapa tau keberatan."
"Cuman satu kok."
Siswa-siswi yang sedang berada dikoridor semakin lekat menatap dan menggosipi Alma. Apalagi sekarang, Alma sedang didekati cowok pupuler di sekolah dengan kepintarannya. Jangan heran, Angga selalu mendapatkan Pringkat 1, 2 atau 3. Tidak pernah lebih dari itu.
Angga yang baru sadar menjadi bahan gosipan segera menarik lengan Alma. "Yuk."
Alma menjadi gugup. Ingat Alma, dia mantan kesatumu dan sampai kapan-pun kamu tidak akan pernah bersatu bersamanya!
Alma yang sedang berjalan dikoridor bersama Angga yang tidak lepas menggenggam tangan Alma. Dan itu membuat Alma risih dengan keadaan sekarang ini.
Disisi lain, di lorong koridor yang sama dengan Alma dan Angga. Galang, cowok itu berjalan diikuti Mauren yang berlari-larian dan sebentar lagi Alma dan Galang akan saling bertemu dikoridor ini.
"Galang tungguin ..."
"Galang kamu kenapa sih cuek sama gue?"
"Galang jangan cuekin gue!"
"Galang, cewek secantik gue, lo tinggalin? Jahat!"
"Galang berhenti;...!"
Galang menghela jengah, seharian ini dia mendapat ocehan dari Mauren yang tergila-gila pada Galang. Galang segera membalikan tubuhnya menatap Mauren yang berada dibelakangnya.
"Lo jangan ikutin gue!"
"Tapi-"
"Tapi apa? Asal lo tau, gue sama sekali enggak suka sama lo! Jadi lo jangan berharap gue akan suka sama lo, sayang dan cinta sama lo! Sampai kapan pun ENGGAK." Diakhir kalimat yang Galang ucapan begitu diperjelas.
Alma tetap berjalan yang sedikit lagi akan bertemu Galang. Hingga pada akhirnya, didapati tubuh tegap Galang yang sudah berada dihadapannya membuat Alma berhenti berjalan kemudian menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...