Galang, cowok itu sangat bahagia. Senyumannya melebar di pipinya. Dan ia tetap bersemangat mengayuh sepeda di pesisir pantai sambil memboncengi Alma.
Alma tidak duduk di sepeda, ia berdiri karna sepeda ini hanya terdapat satu jok. Tangan kiri Alma memegang bahu Galang sementara yang satunya lagi tengah memegang sebuah kolencer kecil berbentuk bintang.
Sesekali mereka tertawa. Entah karna apa dan kenapa, padahal tidak ada yang mereka bicarakan membuat mereka berdua mengeluarkan gelak tawanya. Mungkin karna terlalu bahagia.
"Galang sebenernya kita mau kemana?" tanya Alma yang tetap memainkan kolencer, agar tetap berputar dengan sempurna.
"Mungkin kesini," jawab Galang berhenti mengayuh sepeda. Alma segera turun dari sepeda begitupun dengan Galang.
"Jadi kamu bawa aku ke sini di pantai?" tanya Alma, lagi. "Emangnya mau apa ke pantai?"
Galang tersenyum. "Aku bawa kamu ke pantai mau cari angin aja. Bosen kan di rumah terus, sekali-kali kita ke luar biar ngerasaain udara segar."
"Iya terserah kamu aja." Alma memutar-mutar kolencer itu dengan tangannya karna sekarang kolencer itu tidak berputar lagi.
"Kolencer yang kamu pegang ternyata lebih menarik iya di banding sama aku." Galang menatap Alma, kesal.
Alma menatap Galang, perlahan. Ia tak tahu harus menjawab apa, jadi lebih baik Alma dia saja.
"Alma," panggilnya mendekat pada Alma.
"Apa?"
"Aku mau tanya sesuatu."
"Iya langsung aja. Memangnya sesuatu apa?"
"Kamu masih sayang dan cinta kan sama aku kan?" tanya Galang, yang tiba-tiba bertanya seperti itu.
Alma menggeleng kepala pelan sambil tersenyum menatap Galang. "Galang, aku masih sayang dan cinta sama kamu kok. Kenapa kamu tanya itu?"
Galang mulai memegang kedua tangan Alma membuat kolencer yang sedang Alma pegang, terjatuh ke atas gundukan pasir. "Aku nanya kayak gitu sama kamu karna aku takut kalo rasa sayang kamu ke aku itu berubah."
Jantung Alma berdebar. "Justru aku yang takut kalau rasa sayang kamu ke aku itu berubah dan hilang gitu aja."
"Rasa sayang dan cinta aku ke kamu enggak akan berubah ataupun hilang gitu aja. Kamu percaya sama aku?" Galang memper erat pegangan tangannya pada Alma.
Alma mengangguk malu. Ia tersenyum menunjukan lesung pipinya begitupun dengan Galang.
Galang mulai memeluk Alma kedekapannya. Hanya saja Alma tidak membalas pelukan Galang. "Alma, Aku cinta sama kamu..." bisik Galang. Dan Alma pun sudah tau itu.
Alma tersenyum tipis. Terlebih lagi, rona merah muncul di pipinya. Untungan saja Galang tidak melihatnya
"Galang, jangan peluk-peluk. Ada orang yang lagi liatin kita," ucap Alma sedikit malu.
"Aku tau disini ada yang liatin kita yang lagi pelukan. Kenapa mereka liatin? Karna mereka juga mau pelukan cuman enggak ada pasangannya." Galang terkekeh geli.
"Galang lepasin enggak!" Alma membentak halus namun itu malah membuat Galang gemas padanya.
"Enggak, aku enggak mau lepasin kamu." Galang malah memper erat pelukannya.
"Ish Gal-lang lepasin. Aku malu," rengek Alma sedikit tertawa.
"Engga...aawww, di gelitikin segala lagi." Galang melepaskan pelukannya karna Alma menggelitiki badannya. "Oh sekarang kamu udah berani iya gelitikin aku. Iya udah aku balas gelitikin kamu juga, sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alma
Teen Fiction"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlalu kejam memperlakukan Alma sekasar itu. Sedangkan Alma sosok pendiam yang tidak mudah memberontak ketika ada yang mengusik kehidupannya. Gal...