6.Pensi

3.8K 207 0
                                    

"Tolong pada semua murid tertib ya. Waktu mereka datang langsung kerjakan kerjaan kalian. Dan untuk Gilang persiapan untuk nyanyi setelah mereka sudah ditempat duduk" Komando Pak Idris diaula.

"Baik pak" Jawab serempak.

"Pak kayaknya Gilang gak sekolah deh pak. Soalnya barusan dia ngasih kabar kalo ada urusan keluarga yang sangat penting" ujar Aldo memberitahu Pak Idris.

"Apa?! Kenapa mendadak sekali?!" Tanya Pak Idris sedikit emosi.

Jelas! Karena penampilan Gilang akan membuat semua orang takjub soal suara merdunya. Apalagi Gilang adalah orang pertama yang akan tampil setelah acaranya dimulai.

"Emm... Kakeknya Gilang yang di Surabaya meninggal tadi subuh pak" jelas Aldo.

Pak Idris menghelas nafas kasar dan mengusap wajahnya gusar.

"Cari orang buat ganti posisi Gilang buat tampil" perintah Pak Idris.

"Gak perlu pak! Biar saya yang cari orangnya"

•••

Disaat semua orang sibuk untuk mempersiapkan menyambut datangnya Kepsek baru. Tapi siswi yang satu ini malah duduk tenang di kantin dengan kawan-kawannya. Meskipun banyak yang sibuk mengurusi acara itu. Masih banyak orang yang lebih memilih duduk nyantai dikantin.

Ada yang sarapan. Ada yang main ToD. Ada juga yang lagi gombalin cewek cakep.

"Bibin" panggil seseorang dari belakangnya.

Tanpa menoleh pun Bintang tahu itu siapa. Ikmal. Bintang tidak menjawab panggilannya. Membuat Ikmal mendekat dan duduk disamping Bintang yang memang kosong.

Keempat sahabat Bintang hanya menatap Ikmal dan Bintang bergantian. Aneh. Kemarin Bintang bilang ia suka sama Ikmal. Tapi sikap yang ditunjukan Bintang biasa saja. Bukan seseorang yang seperti menyukai seseorang.

"Bin mau gak kamu bantuin aku? Sekali iniiii aja" mohon Ikmal menghadap Bintang.

"Gak" jawab Bintang singkat, padat, dan jelas.

"Ish... Kamu! Ayolah Bin pleaseeeee. Aku mohonnnn" mohon Ikmal yang membuat Bintang meliriknya sebentar. "Cuma gantiin posisi Gilang doang kok. Buat bawain lagu setelah pembukaan" lanjutnya.

"Emang Gilang kemana?"

"Kakeknya yang di Surabaya meninggal tadi subuh"

"Gue bisa bantu kalo yang gue bisa aja"

"Kamu bisa kok. Kamu bisa nyanyi sambil main gitar" balas Ikmal membuat Bintang menoleh seketika.

Kenapa dia bisa tahu? Memang Bintang bisa bernyanyi dan main gitar bahkan hampir semua alat musik dikuasai olehnya. Tapi tidak ada yang tahu soal itu. Bahkan keempat sahabatnya.

"Aku pernah liat kamu nyanyi diruang musik sambil main gitar" lanjut Ikmal melihat kebingungan Bintang.

"Gue gak mau"

"Bibin... Pleaseeeeeeeeee" mohon Ikmal berlutut dihadapan Bintang.

Semua orang dikantin yang tadi nya sibuk dengan kesibukan masing-masing. Secara spontan menatap kejadian itu. Bintang menatap sekeliling lalu menatap Ikmal.

"Lo mempermalukan diri lo sendiri!" Peringat Bintang menatap tajam Ikmal.

"Bodo amat! Yang penting kamu mau bantuin aku!"

"Berdiri!"

"Gak! Sebelum kamu bilang iya buat gantiin Gilang"

"Oke! Tapi dengan satu syarat" Ikmal langsung menatap Bintang binar.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang