78. Dokter Psikologi

2.2K 113 10
                                    

"My prince? Siapa dia? Apa hubungannya dengan Bintang? Aku harus cari tau" Ucap Wijaksana dalam hati.

Sedikit menjauh dari Wijaksana dan Mira. Tapi masih terdengar oleh mereka. Dengan segera Bintang mengangkat telponnya.

"Hallo"

"Bibin! Kamu kenapa gak sekolah?! Aku nyariin kamu ke kelas tau!"

Bintang meringis pelan mendengar keluhan Ikmal. "Maaf. Aku bangun kesiangan tadi"

"Begadang terus sih! Aku'kan udah bilang jangan begadang! Gak baik buat kesehatan!"

Bintang tersenyum senang mendapat perhatian dari Ikmal. "Ya habisnya aku gak bisa tidur semaleman gimana?"

"Kenapa gak bisa tidur?"

"Soalnya kalo tidur merem. Nah, kalo merem tuh gelap. Jadi gak ada deh bayangan wajah kamu saat tidur. Aku'kan gak mau hilangin bayangan kamu dari hidup aku"

"Bibin lebay deh!"

"Lebay lebay gini juga kamu suka'kan?"

"Kamu jangan bolos terus dong. Aku jadi gak ke kantin, nih!"

"Kenapa gak ke kantin? Berarti kamu gak makan dong?"

"Iya. Soalnya males kalo gak sama kamu"

"Ke kantin aja. Ada Shasa sama yang lain kok"

"Enggak ah. Males kalo sama preman kamu!"

"Mal ke kantin bareng yuk"

Tersengar suara lain selain Ikmal. Bintang menyengrit tak suka. Kayak suara perempuan.

"Luna?"

"I..iya, Bin"

"Jangan ke kantin bareng dia!"

"Kenapa? Bukannya tadi kamu nyuruh aku makan di kantin"

"Gak sama dia juga kali!"

"Yaudah aku gak mak---"

"Otw"

Tut... Tut... Tut...

Bintang memutuskan telponnya sepihak. Dengan segera ia berlari ke kamarnya menghiraukan tatapan heran dari dua orang. Bintang turun kembali setelah beberapa menit dengan seragam dan celana jeans hitamnya. Hampir saja Bintang melupakan Wijaksana yang masih duduk manis di meja makan dengan Mira kalau Wijaksana tidak memanggilnya.

"Ada apa, dad?" Tanya Bintang membenarkan dasinya yang ia longgarkan.

"Kamu yang ada apa? Mau kemana kamu pakai seragam?" Tanya Wijaksana heran.

"Ada yang perlu aku kasih makan. Bye" jawab Bintang dengan cepat dan berlari.

Wijaksana mengerutkan keningnya dalam. Lalu menatap Mira yang juga menatapnya. Menggeleng pelan bersama sambil tersenyum.

"Anak muda"

•••

Tok... Tok... Tok...

"Permisi, pak" ucap Bintang berdiri didepan pintu kelas Ikmal.

Pak Dodo. Guru pelajaran biologi yang setengah baik setengah galak. Dia menatap heran pada Bintang yang kini tengah tersenyum padanya. "Bintang? Ada perlu apa?"

"Jadi gini, pak. Saya tadi kesiangan trus dihukum sama guru BK. Dia nyuruh saya buat panggil satu orang dari kelas ini buat ke sana" jawab Bintang dengan santai mengabaikan tatapan dari dalam kelas yang tertuju padanya. Terutama Ikmal yang menatapnya terkejut.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang