7. Tersenyum

3.5K 199 1
                                    

"Jangan kasih tau siapa-siapa kalo aku adik abang" Pinta Bintang berjalan beriringan dikoridor bersama Ryan untuk kembali ke acara tadi.

"Kenapa?" Tanya Ryan.

"Pokoknya jangan ya please"

"Kasih satu alasan kenapa gak mau orang lain tau"

"Aku udah seneng kayak gini bang. Gak ada yang tau kalo aku bagian keluarga Wijaksana. Mereka yang mandang aku itu bukan karena liat nama belakang aku. Tapi karena diri aku sendiri"

"Dengan satu syarat"

"Apa?"

"Kasih tau dimana kamu selama ini tinggal"

•••

"Bintang kakak kangennnn" Teriak Risa lari kearah Bintang yang sedang duduk disofa apartemennya dan langsung memeluk Bintang.

Tadi setelah dari belakang sekolah bersama Ryan. Ryan meminta izin pada istrinya untuk pulang terlebih dahulu bersama Bintang. Ia ingin melepas rindu dengan adiknya. Dan sekarang menunjukan pukul 8 malam.

"Aku juga kangen sama kakak" Bintang membalas pelukan kakak iparnya.

"Kakak kok bisa jadi kepsek disekolah aku. Kakak kan masih umur 30? Ohya Farhan mana?" Tanya Bintang berjalan ke sofa yang ada di ruangan itu. Farhan itu anak bang Ryan dan kak Risa. Mereka nikah muda.

"Itu kan cita-cita kakak dari dulu. Kakak seneng banget cita-cita kakak kecapai. Walau dengan bantuan abang kamu. Nah kalo Farhan lagi dirumah"

"Tapi kok kebetulan banget sihh jadi kepseknya sekolah aku? Jangan-jangan emang bener ya ini rencananya abang"

Bintang memang sangat dekat dengan Risa-kakak iparnya.

"Bukan. Kakak aja bingung bisa kebetulan kayak ini" Bela Risa.

Memang benar Ryan dan Risa tidak mengetahui hal ini. Yang mereka tau bahwa Bintang pergi jauh dari mereka untuk menenangkan diri. Tapi ternyata itu hanya untuk menipu abangnya saja. Karena dulu Bintang bilang ia pergi keluar kota tapi ternyata dia masih dijakarta.

"Cih! Menyebalkan. Selalu saja seperti ini. Kalian kalo bertemu sampai lupa bahwa disini ada pangeran tampan" Sahut Ryan yang merasa diabaikan.

Bintang dan Risa menoleh ke Ryan yang sedang mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil merajuk. Mereka pun tertawa melihat reaksi Ryan.

Malam ini, malam yang bahagia menurut Bintang.

Sangat.

Sangat bahagia.

•••

Sorot cahaya matahari masuk kedalam jendela kamar Bintang. Sehingga ia merasa terganggu dimatanya karena cahaya itu mengenai tubuhnya. Tapi ia tetap menutup matanya dan membelakangi jendela. Sudah satu minggu sejak kejadian dimana ia bertemu dengan abangnya.

Dan semalam ia lupa menutup gordennya. Karena ia terlalu lelah akibat Ikmal yang mengajaknya pergi ke pasar malam sampai tengah malam. Sekarang Ikmal semakin dekat dengan Bintang. Bahkan ia selalu bermain ke apartement nya.

Tak lama bunyi bel apartement nya berbunyi beberapa kali. Bintang mendengus kesal pada orang yang sudah mengganggu tidurnya.

Dengan masih mengumpulkan kesadarannya ia berjalan menuju pintu.

"Ngapain pagi-pagi gini ganggu orang lagi tidur" Ucap Bintang yang tidak menatap orang yang ada didepannya. Ia malah mengucek matanya.

"Astaga! Bibin ini udah jam 11 siang dan kamu bilang pagi!!" Pekik Ikmal yang ada di depan Bintang sambil membawa beberapa kantong kresek dan satu pria yang berada disampingnya dengan beberapa kresek besar.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang