27. Mimisan

2.7K 143 0
                                    

"Kok berenti, Bi?" Tanya Asri pada Bintang yang memberhentikan mobil dijalan yang sepi. Terlebih tidak ada anggota lainnya. Karena mereka memakai motor. Sedangkan Bintang, Siska, Indhi, dan Asri pakai mobil.

"Bentar ada ibu-ibu. Kayaknya dia lagi dibegal deh" ucap Bintang melirik kesebelah kanan sebrang. Dan benar saja. Ada seorang ibu yang lagi ditarik keluar dari mobil.

"Bener lo"

"Shit! Itu ibu-ibu yang waktu itu bantuin bawa rapot gue taun kemaren!"

"Hah?!"

Tanpa banyak bicara Bintang keluar dari mobil meninggalkan Asri yang menatap ngeri. Sedangkan Indhi dan Siska merancau tak jelas. Karena saat diclub. Mereka menghabiskan banyak minuman alkohol.

Bintang menghampiri seorang perempuan paruhbaya yang diseret keluar dari mobil oleh ketiga preman.

"Woi!!! Apa-apaan lo bertiga?! Cari mati lo hah! Bikin rusuh disini!" Teriak Bintang membuat empat orang disana menoleh dan menghentikan aksinya.

"Heh! Neng! Kalo mau selamet mending lo pergi deh dari sini! Mumpung masih diberi kesempatan sama gue" balas salah satu dari mereka.

"Wah bener-bener cari mati lo. Lepasin dia!" Suruh Bintang menantang mereka.

"Siapa lo main nyuruh kita?!"

"Gue..." Bintang menggantung ucapannya. Ia berfikir apa yang harus ia ucapkan? Benar juga ya kata mereka. Memang ia siapa berani nyuruh mereka. Bintang melirik terlebih dulu pada perempuan paruhbaya yang kini menatap takut padannya. Membuat hati Bintang terasa tersayat melihat air matanya.

"Bacot lo pada!" Bintang langsung saja menyerang mereka bertiga.

Asri yang melihat itu keluar dari mobil. Tapi yang dialakukan hanya menonton dengan menyender dipintu mobil. Teman sedang dikroyok. Dia malah santai. Teman durhaka lo Ci!...

Saat salah satu preman itu mengambil balok dari pinggir jalan. Asri melihatnya. Lalu ia bersiap dengan menggulung jaket nya yang panjang.

"Waktunya beraksi!" Gumamnya berjalan kearah preman yang akan memukul Bintang dengan balok kayu.

Bugh!

Asri menendang preman itu lalu tersungkruk dengan balok kayu ditangannya. Asri berkelahi dengannya sedangkan Bintang dengan dua preman.

Saat salah satu preman melihat tanda tengkorak dengan samurai silang. Ia baru menyadari bahwa itu lambang geng Awars. Geng yang disegani semua geng lain. Geng yang anggotanya para muda-mudi. Tapi kekuatannya yang kuat. Membuat semua tunduk padanya. Dia memang selalu dengar nama geng itu. Tapi ia tidak tau wajah-wajahnya.

"KABUR! MEREKA GENG AWARS!" Teriaknya langsung berlari kearah motornya dan diikuti dua preman lagi.

"Cemen lo pada! Baru gue pukul aja udah pergi!" Teriak Asri menghampiri Bintang.

"Lo gak papa, Bi?" Tanya Asri menepuk bahu Bintang.

"Gak papa. Lo?"

"Tenang! Gue mah baek. Kan gue kuat! Mereka aja pada kabur pas gue dateng!" Sombong Asri membuat Bintang terkekeh.

Bintang menghampiri perempuan paruh baya yang sudah diluar mobil.

"Tante gak papa?" Tanya lembut Bintang.

"Gak papa. Makasih ya kamu udah nolongin tante"

"Sama-sama tante. Tante juga kan pernah nolongin saya" ujar Bintang membuat perempuan paruh baya kebingungan.

"Nolongin kamu? Kapan?"

"Iya. Itu loh yang tahun kemarin ngambil rapot aku di SMA Erlangga" ingat Bintang.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang