74. Pulang

2.2K 126 9
                                    

085327xxxxxx

Gimana kabar kamu? Dad, udah kangen tau. Kapan pulang? Dad selalu menunggumu😚

Bintang menghela nafasnya berat setelah membaca pesan dari nomor yang tidak dikenal. Tapi dia yakin bahwa itu nomor Wijaksana. Karena dipesan itu tertulis kata Dad. Yang berarti Daddy. Tak lama terdengar kembali suara pesan masuk membuat lamunan Bintang buyar.

087542xxxxxx

Woiii!!!! Bangsat dimana lu?

Siapa ini? Berani banget ngirim pesan kasar ke Bintang. Para sahabatnya? Tidak mungkin, nomor mereka sudah dia simpan dan diberi nama. Langit? Tidak mungkin juga. Lalu siapa yang ngirim pesan ini.

087542xxxxxx

Songong banget lo cuma read!! Lo fikir lo orang penting?! Eh penting juga sih buat dia. Pacar lo

Ok cukup! Jangan bawa-bawa pacar! Kalau sampai ini orang adalah musuhnya. Bisa gawat!

Siapa lo, bangsat?!

Widih selow dong

Masa lo gak tau gue?

Gue orang tercantik didunia loh

Gue blok

Ok ok ok gak usah maen blok dong;(

Gue Jesie. Puas lo!

Gue mau lo pulang:v

Gak ada temen ribut soalnya:'(

Gak usah sok kenal!

Lah gue'kan emang kenal lo

Read

"Kenapa muka lo?" Tanya Siska pada Bintang yang sedang berkutat dengan handphone-nya.

"Gapapa" jawab Bintang datar lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Kini mereka berdua sedang berada dirooftop sekolah menikmati semilir angin. Waktu dan cuaca sangat mendukung. Pukul 9 dan cuaca tidak relalu panas membuat mereka lebih betah disana. Kemana Shasa? Pacaran dikelas. Kemana Indhi? Lagi galau, katanya sih sedikit ada masalah sama Tio. Kemana Asri? Anak rajin gak boleh bolos. So, mereka pun membolos hanya berdua saja.

"Gimana hubungan lo?" Tanya Siska membuka pembicaraan.

Bintang menaikkan sebelah alisnya. "Baik-baik aja. Lo? Gimana sama si Rifki?"

"Biasa aja. Gue gak terlalu suka sama dia"

"Loh bukannya kemarin-kemarin lo udah lumayan deket sama dia? Lo juga kayak udah ngebuka hati buat si Rifki"

"Ngebuka hati?" Bintang menggangguk sebagai jawabannya. "Enggaklah! Enak aja main buka hati"

"Jadi lo permainin si Rifki?"

Siska mengendikkan bahunya acuh." Dianya aja yang terlalu baper"

"Bukan baper tapi berharap"

"Sama aja"

"Gue kira lo gak suka mainin cowok. Gue jadi mikir kalo lo masih belum bisa move dari Ikmal"

Diam.

Siska hanya diam membuat hati Bintang semakin memanas. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Tidak mungkin dia rela'kan Ikmal untuk Siska! Dia sangat mencintai Ikmal. Dia tidak mau kehilangan Ikmal. Tapi Siska? Bagaimana ini? Tidak! Dia harus mempertahankan Ikmal. Baiklah dia akan menjadi egois sekali lagi!

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang